Berita

Tjahjo Kumolo:net

Wawancara

WAWANCARA

Tjahjo Kumolo: Yang Baru Merekam Data Kependudukan 158 Juta, Yang Tercetak 153 Juta-an

SELASA, 12 APRIL 2016 | 09:06 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Urgensi Kartu Identitas Anak (KIA) yang digagas Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dipertanyakan. Pasalnya e-KTP nasional sebelumnya juga masih banyak masalah yang perlu di­bereskan terutama terkait persoalan KTP ganda. Persoalan ini sering diwanti-wanti para elite partai untuk dibenahi, karena berpotensi mengacaukan daftar pemilihan ketika pemilu atau pilkada.

Tapi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo men­gaku, semuanya sudah terkon­solidasi. "E-KTP atau KTP ganda semula tahun lalu kan ada delapan juta-an. Sekarang sudah terkonsolidasi dengan baik," katanya kepada Rakyat Merdeka.

Untuk diketahui, KIA berlaku panjang dan otomatis berganti menjadi Kartu Tanda Penduduk (KTP) saat anak masuk usia 17 tahun. "Karena nomornya tidak mungkin diganti," ujar politisi PDI-Perjuangan itu di tempat terpisah.


Selain soal KIA, PR (Pekerjaan Rumah) lainnya yang akan menjadi prioritas untuk diberes­kan Tjahjo adalah soal Akta Kelahiran. Catatannya, baru 30 persen Warga Negara Indonesia (WNI) yang punya akta lahir. Berikut wawancara selengkap­nya:

Ada yang bilang, program KTP anak ini terlalu ambisius dan nggak ada manfaatnya, buang-buang anggaran saja?
Dari sisi anggaran kecil sekali. Manfaatnya banyak.

Apa itu?

Sebagai data kependudukan nasional.

Tapi e-KTP sebelumnya saja kan masih banyak masalah, kenapa nggak fokus benahin itu saja?
Saya berusaha tidak ada masalah-masalah, mark-up atau korupsi dalam urusan KTP dan akta kelahiran.

Sejauh ini, sudah ada berapa daerah yang mulai menerapkan KTP anak?
Soal KTP anak, sebenarnya sebelumnya sudah ada 10 kota menerapkan kebijakan KTP anak dan berjalan.

Bagaimana nanti penera­pannya secara nasional?
Kemendagri mempadu­kan yang sudah dilaksanakan daerah untuk skala nasional. Selain itu, kita juga sudah studi banding yang dilakukan di Malaysia.

Efektifnya, ada berapa daerahsasaran penerapan KTP anak secara nasional?

Pada tahun anggaran 2016 ini, Kemendagri menerapkan uji coba ke-50 daerah tingkat dua se-Indonesia. Itu secara nasional, penerapan KTP anak di bawah usia 17 tahun. Kita sin­ergikan pelaksanaannya dengan KTP nasional yang akan segera dioptimalkan dari penduduk Indonesia.

Ada berapa jumlahnya?

Dari 254 juta jiwa, yang wajib mempunyai KTP mencapai 182 jutaan penduduk WNI (Warga Negara Indonesia).

Yang sudah terealisasi?
Sampai sekarang yang baru merekam data kependudukan­nya, baru antara 158 juta pen­duduk. Dari 158 juta penduduk itu, yang baru tercetak resmi sekitar 153 juta-an WNI yang e-KTP.

Target Anda?
Targetnya, akhir tahun 2016 sudah tercapai maksimal, ya se­moga sekitar 182 juta-an WNI.

O...ya, bagaimana dengan KTP ganda?
E-KTP atau KTP ganda semu­la tahun lalu ada delapan juta-an. Sekarang sudah terkonsolidasi dengan baik. Prinsipnya WNIharus mempunyai KTP yang su­dah berlaku seumur hidup sesuai domisili, dan sekarang juga baru 30 persen dari WNI yang punya akta kelahiran.

Jadi, pekerjaan rumah (PR) Kemendagri masih banyak juga ya soal akta kelahiran?

Akta ini harus kita optimal­kan, maksimal dua tahun ini harus terdata.

Semua WNI harus mempu­nyai akta kelahiran. Kemendagri meminta daerah kabupaten/kota untuk jemput bola ke warga di daerahnya agar semua memo akta kelahiran dan KTP secara gratis. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya