Berita

prabowo subianto/net

Politik

Ketegasan Prabowo Bukan Cari Aman Atau Bersikap Kejam..

SABTU, 02 APRIL 2016 | 13:07 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Kasus suap PT Agung Podomoro Land yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, M. Sanusi, dipastikan berdampak negatif kepada Partai Gerindra.

Secara khusus, kasus ini akan berdampak pada konstelasi politik di Pilgub DKI Jakarta yang tinggal 10 bulan lagi.

"Peluang calon-calon penantang petahana Gubernur Ahok yang berasal dari Gerindra akan menghadapi problem elektabilitas. Mereka, termasuk yang bukan dari kader partai tersebut, akan dipertanyakan oleh publik karena kasus ini," tulis analis politik, Muhammad AS Hikam, lewat akun facebook miliknya.


Bukan itu saja, Gerindra juga akan sangat dirugikan jika tidak berhasil menyelesaikannya dengan cepat, tegas, dan tuntas.

Itu sebabnya, lanjut Hikam, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berusaha cepat dan tegas merespons ulah anak buahnya. Kecepatan dan ketegasan dalam menuntaskan masalah ini sangat penting agar tidak sampai menjadi faktor penghambat Pilpres 2019.

Sayang, perintah tegas Prabowo malah diterjemahkan secara kaku dan legalistik oleh Ketua DPD Gerindra DKI, Muhammad Taufik, yang notabene adalah abang kandung Sanusi. Taufik masih ogah-ogahan bertindak tegas melakukan pemecatan. Taufik tetap menggunakan alasan klasik mekanisme praduga tak bersalah. Padahal, semakin lama Sanusi tidak dikenai sanksi tegas berupa pemecatan dari jabatan sebagai anggota DPRD dan anggota partai, maka sulit bagi Gerindra melepaskan diri dari sorotan publik yang negatif.

"Saya melihat strategi Prabowo adalah penyelesaian politik yang tujuannya melakukan pembatasan agar masalah ini tak berkembang liar. Caranya, dengan segera menutup spekulasi dan sorotan miring yang merugikan Gerindra dengan menindak tegas anak buahnya yang jadi tersangka KPK," kata Hikam.

Karena itu, terang Hikam, keputusan Prabowo yang tegas bukan untuk mencari aman atau bersikap kejam, melainkan itulah solusi strategis yang paling tepat digunakan untuk membatasi "peluberan" yang bisa saja tak terkendali. (Baca: Prabowo Kejam Apa Cari Aman?)

"Politik sangat ditentukan oleh persepsi publik, sehingga kasus seperti yang menimpa Sanusi jika berkembang tak terkendali, akan sangat merugikan Gerindra dan juga Prabowo sebagai Ketumnya serta agenda politik 2019," pungkas Hikam. [ald] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya