Berita

Kapal perintis KMP Cengkeh Apo di Pelabuhan Toboli, Sulteng

On The Spot

Kapten Sibuk Komunikasi Dengan Syahbandar Gorontalo

Melihat Pelabuhan Perintis Toboli, Sulteng
SABTU, 02 APRIL 2016 | 09:16 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Hari masih pagi. Jam menunjukkan pukul 10. Wakidin sibuk membersihkan ruang kemudi Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Cengkeh Apo yang bersandar di Pelabuhan Penyeberangan Perintis Toboli, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Setelah bersih, Kapten kapal perintis ini, lantas berkomunikasi melalui radio dengan Syahbandar di Pelabuhan Marisa, Gorontalo. "Alhamdulilah cuaca mendu­kung. Malam ini bisa berlayar," kata Wakidin kepada Rakyat Merdeka.

Kondisi pelabuhan perintis Toboli, cukup baik. Luasnya sekitar satu hektar. Namun, tidak banyak bangunan di pelabuhan yang mulai dibangun tahun 2012 ini. Hanya ada satu bangunan se­luas 300 meter persegi. Letaknya di tengah-tengah. Fungsinya ganda, untuk ruang tunggu penumpang dan ruang kepala pelabuhan. Kondisinya masih sepi. Bahkan, kepala pelabuhan pun belum ada. Maklum, pelabuhan yang menghabiskan anggaran sebesar hampir Rp 27 miliar ini, baru diresmikan Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan, kemarin.

Sehari setelah diresmikan, pelabuhan akan membuka pela­yaran dari Toboli, Sulteng menu­ju Pelabuhan Marisa, Gorontalo. Hanya satu kapal bersandar di pelabuhan yang hanya mempu­nyai satu gate penyeberangan ini. Satu kapal itu berukuran 500 gross ton (GT) dan siap mengangkut penumpang.

Wakidin mengatakan, KMP Cengkeh Apu akan melayani rute Toboli, Sulteng ke Pelabuhan Marissa, Gorontalo. "Operasinya masih lusa dari Gorontalo. Sekarang baru peresmian," ucapnya.

Usai peresmian pelabuhan, lanjut pria setengah baya ini, kapal itu berlayar ke Gorontalo selama 15 jam. "Dari sana baru mengambil penumpang menuju ke sini, Toboli," ujar pria yang sudah lima tahun menjadi Kapten kapal ini.

Dia menuturkan, kapal pe­nyeberangan ini terdiri dari tiga kelas, VIP, bisnis dan ekono­mi. "VIP dan bisnis dapat ka­mar, televisi serta pendingin ruangan," sebutnya.

Namun, untuk tahap awal, baru ada kelas ekonomi dan berlayar seminggu dua kali dari Toboli. "Kalau harga tiketnya saya tidak tahu. Sepertinya tidak lebih dari Rp 50 ribu," kata pria yang mengenakan ke­meja hitam ini. Untuk kapasitas penumpang, menurut Wakidin, bisa mengangkut hingga 350 penumpang dan 20 kendaraan berbagai ukuran.

Selama beberapa tahun men­jadi Kapten kapal, Wakidin per­nah mengalami suka dan duka. "Sukanya banyak teman dan bisa membantu orang menyeberang ke provinsi lain,"sebut dia.

Dukanya, jarang bertemu keluarga. "Paling sebulan sekali bertemu. Itu paling hanya sem­inggu liburnya," kata lelaki asal Gorontalo ini.

Walaupun demikian, dia mengakuikhlas bekerja sebagai kapten kapal. "Sekarang alhamdulillah, pendapatan sudah membaik dibanding sebelumnya," kata Wakidin tanpa mau menye­but berapa penghasilan setiap bulannya.

Jalan hidup sebagai anak buah kapal (ABK) sudah dilakoninya sejak tahun 1993 atau saat umurnya masih belasan tahun. "Saya mulai dari juru mesin sampai jadi Kapten kapal," kata Wakidin yang sekarang sudah mempunyai 19 anak buah ini.

Selama bertahun-tahun berlayar, pria berkulit gelap ini tidak mempunyai pengalaman buruk hingga kapal tenggelam. "Paling cuaca buruk saja saat di tengah laut. Selama ombaknya kurang dari tiga meter, kami tetap jalan. Tapi kalau lebih dari itu, mend­ing mengambil rute lain yang lebih aman," kata dia. Namun, bila masih di pelabuhan, ia memastikan akan menunda ke­berangkatan demi keselamatan bersama.

Sementara itu, Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Pelabuhan Penyeberangan Ditjen Perhubungan Darat, Johnny Siagian mengatakan, KMP Cengkeh Apu akan beroperasi dari Pelabuhan Penyeberangan Tobili, Parigi Moutong, Sabtu (2/4).

"Seminggu dua kali. Sabtu dan Rabu menuju Pelabuhan Marisa, Gorontalo," sebutnya.

Keunggulan menggunakan kapal perintis ini dibanding menggunakan jalur darat, kata Johnny, perjalanan yang aman dan nyaman serta murah. "Tiket penumpang hanya Rp 54 ribu untuk dewasa dan Rp 36 ribu untuk anak-anak," ucapnya.

Sedangkan untuk kendaraan bervariasi harganya, tergan­tung bobot kendaraan. Terendah Rp 58 ribu hingga palingmahal Rp 9,4 juta. "Yang pasti setiap penumpang bisa membawa barang berlebih saat naik kapal tanpa harus dikenakan biaya lagi," kata Johnny.

Sedangkan bila menggunakan jalur darat, lanjut dia, dari Tobili, Sulteng ke Gorontalo bisa memakan waktu 10 hingga 12 jam. "Itu belum termasuk macet di jalan, jadi bisa lebih lama lagi," ujarnya.

Terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, JA Barata menyatakan, Kemenhub telah menyelesaikan pemban­gunan Pelabuhan Penyeberangan Parigi (Toboli) di Sulawesi Tengah. "Pelabuhan ini menggunakan biaya APBN sebesar Rp 26,9 miliar," kata Barata, kemarin.

Barata menambahkan, pelabuhan tersebut direncanakan melayani lintas penyeberangan antar provinsi, yaitu Toboli di Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah denganPelabuhan Penyeberangan Marisa, Kabupaten Pohuwanto, Provinsi Gorontalo. "Jaraknya 120mil laut," sebut dia.

Namun, tidak menutup ke­mungkinan, kata Barata, di masa mendatang akan melayani lintas Toboliâ€"Wakai. Sebab, Wakai merupakan tujuan pariwisata.

Dia menambahkan, lintas penyeberangan Toboli-Marisa merupakan lintas penyeberangan perintis yang akan dilayani oleh Kapal Ro-Ro KMP Cengkih Apu yang memiliki kapasitas angkut 14 unit kendaraan campuran dan 329 penumpang, yang saat ini melayani lintas penyeberangan Marisaâ€"Wakaiâ€"Ampana, Kabupaten Tojo Unauna.

Dengan beroperasinya pelabu­han penyeberangan Parigi, Barata berharap layanan penyeberangan perintis antar provinsi tersebut dapat meningkatkan pertum­buhan ekonomi dan pariwisata di Kabupaten Parigi Moutong yang resmi menjadi kabupaten otonom pada 2002.

Salah satunya, kata dia, men­dorong perekonomian di sekitar Teluk Tomini di Kabupaten Parigi Moutong yang terkenal dengan keindahan alam bawah lautnya, serta mengandung po­tensi sumber daya perikanan dalam jumlah besar.

Oleh karena itu, Barata me­negaskan bahwa Kemenhub sangat mendukung optimalisasi pelayanan penyeberangan perin­tis di daerah tersebut.
Tol Laut Mestinya Bisa Membuat Arus Barang Lebih Cepat Dan Merata
Pembangunan pelabuhan penyeberangan perintis di Kawasan Indonesia Timur terusdigalakkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Tujuannya, untuk mewujudkan transpor­tasi yang efektif dan efisien.

Kemarin, Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan meresmikan Pelabuhan Penyeberangan Toboli, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng). Pelabuhan penyeberangan perintis yang menghabiskan anggaran negara sebesar Rp 26,9 miliar ini, akan beroperasi secara penuh pada Sabtu (2/4).

Tahap awal, baru ada dua penyebarangan dalam seminggu yang dilayani KMP Cengkih Afo. Kapal berbobot 500 gross ton ini, mampu mengangkut 350 penumpang sekali jalan. Sejatinya, pelabuhanan tersebut mampung menampung kapal dengan bobot 750 gross ton.

Ini bukan kali pertama Menhub meresmikan pelabuhan penye­berangan perintis. Sebelumnya, Menhub telah meresmikan em­pat pelabuhan penyeberanganserupa, yaitu, Pelabuhan Penyeberangan Amolengo di Kabupaten Konawe Selatan, Pelabuhan Penyeberangan Labuan di Kabupaten Buton Utara, Pelabuhan Penyeberangan Kendal di Jawa Tengah, dan Pelabuhan Penyeberangan Kumai di Kalimantan Tengah. Tidak hanya pelabuhan penyeberangan perin­tis, Kemenhub juga akan mem­bangun pelayaran perintis.

Menhub Iganisus Jonan berke­inginan, dengan adanya tol laut arus barang bisa semakin cepat dan bisa merata seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan,kata Jonan, agar harga barang di daerah terpencil dan terdalam bisa lebih murah.

Demi memperkuat pelayanan dan keamanan di laut, Jonan mengklaim telah memesan 100 kapal. "Tahun lalu itu kita pesan. Buat kapal perintis maupun kapal navigasi. Untuk kemanan pelayaran seperti ada kapal navi­gasi," ujar Jonan.

Tidak hanya itu, demi meningkatkan angkutan pelayaran per­intis, Jonan berencana menam­bah rute pelayaran penumpang. Tahun 2015 ada 86 rute, tahun 2016 ada 96 rute dan tahun 2017 direncanakan ada 106 rute.

"Tapi konsentrasinya, dari 96 trayek yang direncanakan tahun ini, hampir 65 persen ada di wilayah timur," sebutnya.

Dia mengatakan, rute pelayaran perintis difokuskan pada wilayah timur Indonesia karena 65 persen pembangunan pelabuhan perintis ada di wilayah timur Indonesia.

Menurut bekas Dirut PT KAI ini, pada 2015 Kemenhub me­nyelesaikan pembangunan 35 pelabuhan yang tersebar merata dari Indonesia bagian barat hing­ga timur.

Ia menambahkan, ada 65 pelabuhan perintis yang akan dibangun, sehingga total ada 91 pelabuhan perintis. "35 pelabu­han yang kami akan usulkan un­tuk diresmikan Presiden. Kalau Presiden masih ada waktu lagi, saya akan usul 65 pelabuhan lagi. Jadi total 91," terangnya.

Terkait pengembangan pelabu­han-pelabuhan, ia mengatakan, bahwa pelabuhan tersebut akan dikerjakan secara komersial oleh Pelindo 1 hingga Pelindo 4.

Lebih lanjut, Jonan mengata­kan, pemerintah juga menunjuk PT Pelni sebagai operator rit liner, artinya angkutan barang dengan kapal yang terjadwal.

Jonan menambahkan, pada 2015 ada 3 rute pelayaran, dan ditambahkan lagi 3 rute pada 2016 menjadi 6 rute pelayaran rit liner. Diharapkan dengan rit liner, mampu menekan har­ga-harga pada wilayah timur Indonesia. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jelang Lengser, Jokowi Minta Anak Buah Kendalikan Deflasi Lima Bulan Beruntun

Senin, 07 Oktober 2024 | 10:00

Kekerasan Terhadap Etnis Uighur Ubah Hubungan Diplomatik di Asteng dan Astim

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:57

Zulhas Janji akan Kaji Penyebab Anjloknya Harga Komoditas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:49

2 Wanita ODGJ Hamil, Kepala Panti Sosial Dituding Teledor

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:46

Hubungan Megawati-Prabowo Baik-baik Saja, Pertemuan Masih Konsolidasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:36

Pasar Asia Menguat di Senin Pagi, Nikkei Dibuka Naik 2 Persen

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:30

Riza Patria Minta Relawan Pakai Medsos Sosialisasikan Program

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:29

Penampilan 3 Cawagub Dahsyat dalam Debat Pilkada Jakarta

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:26

Aramco Naikkan Harga Minyak Mentah Arab Light untuk Pembeli di Asia

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:17

PDIP Ingatkan Rakyat Tak Pilih Pemimpin Jalan Pintas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:16

Selengkapnya