Berita

Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintoharjo:net

On The Spot

Pelayanan Terhadap Pasien Di RSAL Mintoharjo Normal

Setelah Kebakaran Di Ruang Terapi Oksigen
JUMAT, 18 MARET 2016 | 09:16 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Mintoharjo sementara menutup layanan terapi oksigen. Ruang udara bertekanan tinggi itu ditutup, sampai tim investigasi menyelesaikan penyelidikan kebakaran yang menewaskan empat orang itu.

Suasana di RSAL Mintoharjo, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat tampak normal. Beberapa pe­serta Badan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berada di ruang tunggu yang terletak di sebelah kiri lobi. Keluarga pasien pun keluar masuk pintu lobi RSAL Mintoharjo.

Kondisi berbeda terlihat di gedung Hyperbaric Center yang berjarak beberapa meter dari ge­dung utama RSAL Mintoharjo. Bangunan yang salah satu ruangannya terbakar, Senin ke­marin itu, sepi. Sudah tidak ada lagi anggota TNI berseragam yang berjaga di depan gedung, dan pos keamanan yang ada di sebelah kiri bangunan ini seperti Rabu lalu. Garis polisi (police line) masih melintang di depan gedung sebagai tanda larangan masuk.

Pintu utama bangunan dibiarkan terbuka lebar. Begitu jugadengan pintu kaca tempat Hyperbaric Chamber yang terba­kar. Seng direkatkan ke rangka kayu, menutupi setengah bagian ruangantersebut. Namun, kon­disi di dalam bangunan tidak terlihat karena gelap.

"Untuk hyperbaric, penggunaan chamber sementara dihentikan, sampai ada hasil investigasi," ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Muhammd Zainudin.

Sedangkan pelayanan lain­nya berjalan normal. "Semua pasien yang datang mendapat pelayanan seperti sediakala," ujar Zainudin.

Zainudin mengatakan, pe­nyebab ledakan di salah satu ruangan gedung Hyperbaric belum dapat disimpulkan. Sementara itu pihak berwenang sedang memeriksa para saksi untuk di­mintai keterangan. Sampai saat ini, tim telah memeriksa beber­apa saksi, dari operator center, keluarga, dan beberapa orang lainnya. "Jadi, meledaknya tanki masih diselidiki," kata dia.

Zainudin menjelaskan, saat peristiwa terjadi, dokter dan operator hanya bisa melihat keadaan di dalam ruangan itu dari kaca luar ruangan tanpa bisa mengevakuasi empat korban. Dokter dan operator dapat me­lihat api berkobar sangat besar di dalam ruangan yang saat itu ditempati bekas Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen (Purn) Abubakar Nataprawira dan Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo, Edi Suwandi dan dokter bernama Dimas.

"Di lubang chamber sebe­narnya ada kaca dan kelihatan aktivitas di dalamnya. Tapi teka­nan oksigen murni membuat api cepat menyebar," ucapnya.

Menurut Zainudin, saat ke­bakaran, semua peralatan di ruangan chamber Pulau Miangas dalam kondisi baik. Selama ini, katanya, ruangan tersebut mendapat perawatan rutin.

Ruangan chamber yang di­gunakan para korban adalah ruanganlama yang hanya mam­pu menampung empat orang. Ruangan itu buatan Prancis. Sedangkan di RS TNI AL Mintahardjo ada satu tabung ruangchamber lainnya yang beruku­ran cukup besar dengan daya tampung 18 sampai 22 orang. Ruangan itu buatan Spanyol.

"Kondisinya baik karena se­lalu mendapat perawatan rutin. Biasa digunakan untuk terapi anggota Komando Pasukan Katak," terangnya.

Menurut Zainudin, terapi tersebut penting bagi penyelam karena mereka menghadapi te­kanan udara tinggi saat berada di bawah air. RS Mintohardjo tercatat telah mengoperasikan ruang hyperbaric yang memuat empat pasien sejak tahun 2013. Namun selain untuk terapi pe­nyelam, ruang hyperbaric itu juga dimanfaatkan untuk mera­wat pasien umum.

"Ruangan itu sebenarnya alat untuk pengobatan hyperbaric penyelam kami. Tapi juga bisa digunakan untuk terapi kes­ehatan, makanya banyak pasien yang juga menjalani perawatan di sini," jelas dia.

Zainudin menjelaskan, musibah terjadi pukul 11.30 WIB. Saat itu Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) bertekanan 2,4 atmosfir, tapi ketika tekanan mu­lai dikurangi menuju 1 atmosfir, pada pukul 13.10 terlihat perci­kan api di dalam chamber.

Kemudian operator dengan cepat membuka sistem fire, tapi api dalam chamber membesar dan tekanan dalam chamber naik cepat. Safety valve terbuka dan menimbulkan ledakan.

"Api bisa dipadamkan, namun korban tidak dapat diselamatkan. Korban yang berada dalam ruang tersebut baru bisa dievakuasi seki­tar pukul dua siang," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana Ade Supandi menya­takan, tidak akan menutup-nutupi hasil investigasi Puslabfor Mabes Polri, Puspomal, dan pihak-pihak lainnya terkait penyebab ledakan mesin terapi Hyperbaric di RS TNI AL Mintoharjo pada Senin (14/3).

Dia berjanji akan membuka seluas-luasnya dan menyampai­kan kepada publik dengan trans­paran, hasil investigasi penyebab meledak dan terbakarnya mesin hyperbaric tersebut.

"Saya ingin menyampaikan, sebagai pribadi dan pimpinan TNI AL, juga ikut berduka atas wafatnya empat pasien dalam chamber yang terbakar. Apakah karena kelalaian manusia atau tidak berfungsinya alat, kami akan terbuka kepada media," kata Ade di halaman Dermaga Markas Kolinlamil Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Dia mengatakan, pihak gabungansedang bekerja bahu-mem­bahu melakukan penyelidikan lebih dalam terkait penyebab terjadinya kebakaran, dan siap bertanggung jawab terhadap kejadian tersebut.

"Kejadian kebakaran ini me­mang terus kita cari penyebabnya. Saya tidak akan berandai-andai dan menyerahkan sepenuhnya kepada tim dari Puspomal dan Mabes Polri untuk mendeteksi dan mengetahui penyebab keba­karan, apakah karena kelalaian atau hal lainnya," tambah Ade.

Menurut Ade, kejadian keba­karan pada alat terapi tersebut adalah sesuatu yang sangat tidak diharapkan. Menurutnya, alat itu bila dilihat dari fungsinya sebenarnya digunakan untuk pengobatan efek dekompresi pada penyelam TNI AL dalam misi-misi di bawah laut.

"Sehingga apa ada kelalaian atau malfungsi itu nanti didasar­kan pada laporan investigasi tim gabungan. Saya sudah me­laporkan kepada Panglima TNI tentang pembentukan tim in­vestigasi gabungan tersebut dan hasilnya akan diberitahukan ke­pada publik, tapi pada dasarnya teknologi apapun itu harus aman digunakan," ujarnya.

Lebih lanjut, Ade menambah­kan, mesin terapi hyperbaric bu­kan hanya RS TNI AL saja yang menggunakan, tetapi adapula rumah sakit lainnya yang meng­gunakan metode sejenis.

"Kita lihat hasil investigasi tersebut, dan TNI AL tidak boleh menutup-nutupi. Begitu keja­dian kemarin dilaporkan Karum Mintoharjo, saya langsung ke RS melihat kondisi, dan saya per­intahkan investigasi gabungan baik dari Polri, TNI AL, Ikatan Dokter Hyperbaric yang menge­tahui secara teknis dan mekanisme apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti tersebut dan penyebabnya," katanya.

Ade memaparkan, kejadian itu tidak diduga oleh seluruh staf RS tersebut. Pasalnya, TNI AL sudah menggunakan metode hyperbaric dari tahun 1960, dan digunakan untuk mengobati efek dekompresi sebagai akibat dari penyelaman di dalam laut.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, terapi hyper­baric saat ini tidak hanya diman­faatkan untuk efek dekompresan bagi para penyelam. Terapi yang meningkatkan kadar oksigen dalam darah tersebut, juga digu­nakan untuk mengobati berbagai penyakit lain yang kerap didera tubuh manusia.

"Awal tahun lalu, kami pakai untuk 9 penyelam yang melaku­kan operasi penyelamatan dalam kecelakaan Air Asia. Saya sendiribaru dua bulan lalu dihyper­baric," ucap. Ade. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jelang Lengser, Jokowi Minta Anak Buah Kendalikan Deflasi Lima Bulan Beruntun

Senin, 07 Oktober 2024 | 10:00

Kekerasan Terhadap Etnis Uighur Ubah Hubungan Diplomatik di Asteng dan Astim

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:57

Zulhas Janji akan Kaji Penyebab Anjloknya Harga Komoditas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:49

2 Wanita ODGJ Hamil, Kepala Panti Sosial Dituding Teledor

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:46

Hubungan Megawati-Prabowo Baik-baik Saja, Pertemuan Masih Konsolidasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:36

Pasar Asia Menguat di Senin Pagi, Nikkei Dibuka Naik 2 Persen

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:30

Riza Patria Minta Relawan Pakai Medsos Sosialisasikan Program

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:29

Penampilan 3 Cawagub Dahsyat dalam Debat Pilkada Jakarta

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:26

Aramco Naikkan Harga Minyak Mentah Arab Light untuk Pembeli di Asia

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:17

PDIP Ingatkan Rakyat Tak Pilih Pemimpin Jalan Pintas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:16

Selengkapnya