Sempat ditolak otoritas Israel untuk masuk wilayah Palestina, akhirnya Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi melantik Abu-Shusheh sebagai Konsul Kehormatan (Konhor) di Ramallah, Palestina.
Acara pelantikannya pun digelar sederhana di Kedutaaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Amman, Yordania. Hadir pada acara itu, Menlu Palestina Riyad Al-Maliki, para duta besar negara-negara ASEAN dan OKI, Ketua Komisi I DPR Mahfud Siddiq, Duta Besar Indonesia untuk Yordania Teguh Wardoyo, serta para tokoh dan pejabat pemerintahan Palestina dan Yordania.
Bagaimana kronologis penolaÂkan tersebut? Berikut penjelasan Retno saat ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, kemarin.
Rombongan Anda ditolak masuk Palestina, bisa jelaskan kronologisnya?Saat berita tidak ada izin itu kita peroleh tanggal 12 (Maret) menjelang tengah malam, keÂmudian pada tanggal 13 (Maret) pagi, saya terus komunikasi dengan Ramallah maupun denÂgan Konsul Kehormatan kita dan Menlu Palestina (Riyad Al Maliki).
Sudah menduga sebelumnya?Ya, kita sudah menduga akan ada reaksi dari Israel. Tapi saya tetap berusaha keras agar pelanÂtikan Konsul Kehormatan tetap terlaksana. Kita sudah ambil keputusan yang saya kira tepat.
Apa keputusannya?Karena misi yang diberiÂkan pada saya oleh Presiden (Joko Widodo) adalah melantik Konsul Kehormatan. Dan itu tetap dapat dilaksanakan dengan kehadiran Menlu Palestina yang lakukan perjalanan via darat dari Ramallah menuju ke Amman.
Artinya,
regardless (tak menghiraukan) apapun yang dilakukan Israel untuk tidak menÂgizinkan saya masuk ke Ramallah, pelantikan Konsul Kehormatan Indonesia tetap dapat dilakukan di KBRI kita, di Amman.
Pelantikan Konsul Kehormatan tidak direstui Israel?Saya kan tidak perlu bicara dengan Israel untuk mendirikan Konsul Kehormatan. Ini adalah urusan Indonesia dan Palestina. Dan intinya sekarang
mission acÂcomplished, itu yang penting.
Maksudnya?Apapun yang dilakukan untuk cegah saya sampai ke Ramallah, untuk menghalangi, ternyata tidak berhasil. Karena pelantikan tetap dapat dijalankan dengan kehadiran Menlu Palestina. Jadi ini merupakan capaian politik yang bagus. Konsul Kehormatan tetap dapat dilantik di Amman dan dapat segera berfungsi.
Seberapa penting pembanÂgunan Konsul Kehormatan?Pembangunan Konsul Kehormatan RI di Palestina penting dilakukan. Apalagi kerÂja sama antara Indonesia dan Palestina di bidang ekonomi berjalan dengan baik.
Selain itu, Konsul Kehormatan penting untuk perlindungan WNI. Berdasarkan catatan, dalam setaÂhun ada sekitar 50 ribu WNI yang mendatangi Palestina.
Tugas mendesak apa saja yang harus dilakukan Konsul Kehormatan?Antara lain masalah ekonomi, walau jumlahnya masih sedikit, tapi jumlah perdagangan kita dengan Palestina menunjukkan tren yang meningkat. Dan penÂingkatan itu dari 2014 ke 2015, trennya 100 persen.
Saya kemarin bicara denÂgan importir tentang
instant noodle (mie instan) Indonesia ke Palestina. Untuk wilayah di West Bank (Tepi Barat), Indonesia ekÂspor 15 kontainer untuk
instant noodle. Dari waktu ke waktu jumlahnya meningkat dan ini tugas Konsul Kehormatan untuk melihat potensi ekonomi.
Hanya masalah ekonomi?Ada juga mengenai masalah proteksi WNI yang berkunjung ke Palestina. Dalam 1 tahun terdapat kurang lebih 50 ribu WNI yang lakukan perjalanan ke Palestina. Jadi dengan adanÂya Konsul Kehormatan, WNI akan merasa lebih nyaman. Jika terjadi apa-apa, ada kontak orang yang dapat diraih sesegera mungkin. ***