Berita

anak-anak suriah/net

Dunia

Gencatan Senjata Suriah Diwarnai Saling Klaim Pelanggaran

SABTU, 05 MARET 2016 | 08:31 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Gencatan senjata di Suriah harus dihormati. Satu-satunya tindakan yang bisa ditoleransi selama gencatan adalah serangan terhadap ISIS dan Front Al Nusra.

Demikian dikatakan Presiden Prancis, Francois Hollande, saat jumpa pers bersama Kanselir Jerman, Angela Merkel, dikutip dari Aljazeera.

Hollande menambahkan bahwa ada kesepakatan untuk menjadikan gencatan senjata sebagai momen terbaik mengkoordinasikan bantuan kemanusiaan dan membuka proses transisi politik di Suriah.


Sebelumnya, setelah pertemuan puncak Perancis-Inggris pada hari Kamis, Hollande dan Perdana Menteri Inggris David Cameron sempat menyatakan kekhawatiran mereka atas serangan yang masih berlangsung terhadap pasukan oposisi pemerintahan di Suriah.

"Kami meminta semua pihak yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk Rusia dan rezim Suriah, untuk segera mengakhiri serangan terhadap kelompok oposisi moderat," kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama menjelang teleconference para pemimpin Perancis, Inggris, Jerman dan Italia, yang berlangsung pada Jumat (4/3).

Sementara di pihak lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan ada 14 pelanggaran gencatan senjata di Suriah sepanjang Kamis lalu. Pelanggaran itu berupa serangan bom ke daerah pemukiman dan basis pasukan pemerintah Suriah di provinsi Damaskus, Latakia, Hama dan Deraa.

Gencatan senjata di Suriah berlaku mulai Sabtu pekan lalu (27/3). Kesepakatan ini adalah hasil pembicaraan Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin melalui telepon. Mereka sepakat, gencatan senjata tidak berlaku untuk kelompok teroris seperti ISIS dan Front Al Nusra.

Meskipun ada fakta-fakta pelanggaran di atas, PBB menegaskan bahwa gencatan senjata terbatas telah menghasilkan kemajuan yang berarti.

Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, mengatakan tingkat kekerasan di wilayah itu telah sangat berkurang. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya