Inspektur Jenderal (Irjen) Tito Karnavian:net
Jenderal bintang dua ini siap mem-back up penuh GuberÂnur Ahok untuk menertibkan wilayah Kalijodo. Jenderal Tito menilai penertiban wilayah Kalijodo berbeda denÂgan penertiban di beberapa wilayah lain di DKI Jakarta. "Kenapa berbeda? Karena di sini ada persoalan penyakit masyarakat (pekat)," jelas Tito, setelah melakukan perÂtemuan tertutup dengan Gubernur Ahok dan Pangdam Jaya Teddy Lhaksmana di Mapolda Metro Jaya, kemarin. Lalu, apa saja pekat yang ada di wilayah itu, berikut penjelasan bekas Kepala Densus 88 itu:
Kalijodo ramai menjadi pembicaraan, apa saja perÂmasalahannya?
Ya, jadi persoalan di Kalijodo ini berbeda dengan yang di Kampung Pulo ya. Kenapa? Karena di sini ada persoalan pekat.
Pekatnya apa saja?
Pekatnya apa saja?Mulai dari tempat berkumÂpulnya para preman, tempat berkumpulnya pelaku kejahatan, kemudian ada miras ilegal, keÂmudian ada mucikari, prostitusi, ada juga yang bawa narkotika di situ. Itu tidak ditemukan daÂlam kasus di Kampung Pulo. Sehingga ada persoalan masalah Kepolisian di sana.
Lalu?Persoalan pemukiman liar. Nah persoalan pemukiman liar ini yang ada di atas tanah pemerintah, itu menjadi persoalan Pemerintah Daerah dibantu Kepolisian dan didukung Pak Pangdam.
Seperti apa bentuk dukungannya?Khusus untuk Kepolisian, namanya operasi pekat, jadi dari kewilayahan. Kepolisian-Kepolisian Resort (Polres) yang ada di situ, dari Polres Jakarta Barat dan Jakarta Utara nanti yang melakukan operasi, diduÂkung Komando Distrik Militer (Kodim). Selain itu juga nanti ada operasi dari Polda dan diduÂkung Kodam.
Untuk penertiban pemukiÂman liar?Nah nanti khusus untuk penertiban pemukiman liar, dari Pemda, waktunya kapan, nanti kita lihat dan dijelaskan oleh Gubernur. Dari Polda dan dari Kodam, kami siap mendukung Pemda.
Bagaimana mekanisme penertibannya?Jadi perlu diingat, jangan berÂbicara mengenai penggusuran. Terminologinya berbeda. Ini penertiban, karena ini tanah yang diduduki adalah tanah negara.
Kapan akan dimulai penertiban?Operasi penyakit masyarakat, besok (hari ini) akan dimulai di sana. Tempat itu harus bersih dari pelanggaran-pelanggaran, seperti (kepemilikan) senjata tajam.
Berapa personil yang akan diturunkan?Nanti kita lihat situasi. Saya kira dari kewilayahan mungkin sekitar lebih dari 500. Kemudian nanti operasi dari Polda, kekuaÂtannya mungkin 1000 sampai 2000 personil.
Bagaimana jika nanti ada perlawanan?Kalau seandainya ada yang menolak kami melakukan operaÂsi penegakan hukum narkotika, miras, premanisme dan lain-lain, siapapun yang menghambat akan kita lakukan penegakan hukum.
Sudah dipetakan detailnya?Iya, sudah dipetakan.
Tapi banyak juga yang meÂnentang (penertiban)?Saya yakin masyarakat nanti akan banyak mendukung langÂkah-langkah ini. Karena ini kan langkah-langkah untuk memÂbersihkan penyakit-penyakit masyarakat dan lain-lain.
Gubernur Ahok bilang ada yang melakukan pengancaÂman?Ya kalau memang ada kita tangkap saja. Kalau itu pidana, pastinya kita akan proses.
Bagaimana dengan aparat yang menjadi beking?Kalau ada ya nanti kita proses. Kita belum dengar. Kan nanti ada Polisi Militer (POM) dari Kodam dan Provost Polda.
Di mana target operasi pekat selanjutnya?Nanti kita lihat. Saya akan disÂkusikan dulu. Saya nggak bisa memutuskan sendiri. Diskusi dengan Pangdam, diskusi denÂgan gubernur. Mana lagi temÂpatnya. Pak Pangdam ada saran, Berlan.
Bagaimana dengan prostituÂsi di Hotel Alexis yang sempat disinggung Gubernur Ahok?Oh nggak. Itu kan nggak mengganggu. Itu kan tempat dia sendiri, bukan tempat liar.
Jadi ada perbedaan?Problem di Kalijodo ini adalah pemukiman liar. Kalau di Alexis dan tempat-tempat pijat kan itu bagaimana nanti tindakan Pak Gubernur. Kalau beliau sepakat, kita oke. ***