Berita

foto:net

On The Spot

Pintu Air Manggarai Rata-rata Siaga 4, Paling Gawat Siaga 3

Hujan Sering Guyur Bogor Dan Jakarta
JUMAT, 12 FEBRUARI 2016 | 09:17 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Debit air di Pintu Air Manggarai dalam kondisi normal, hingga sore kemarin. Status Pintu Air Manggarai sudah kembali menjadi siaga 4.

Pantauan Rakyat Merdeka, Pintu Air Manggarai dalam kondisi normal. Papan petun­juk ketinggian debit air yang berada di sisi kiri pintu air pun menunjuk di bawah angka 700 centimeter (cm).

Air yang melalui tempat terse­but tidak terlihat deras. Dua pintu air yang berada di bawah menara pemantauan, terbuka lebar, se­hingga air Sungai Ciliwung itu bisa langsung mengalir menuju Pintu Air Setia Budi. Kemudian pintu air yang lebih kecil dan berada di paling kanan hanya dibuka setengahnya.

Dua orang petugas kebersihan terlihat berada di sisi kiri pintu air. Mereka berdiri di atas papan petunjuk ketinggian air, sambil mengamati kondisi air yang melewati lokasi tersebut. Tak jauh dari mereka, terdapat dua buah es­kavator dan sebuah truk sampah.

Sementara dekat papan pen­gukur ketinggian air tadi, terda­pat sebuah perahu karet oranye. Semua peralatan tersebut me­mang sengaja disiagakan, untuk mengantisipasi sampah yang terbawa oleh air kiriman.

"Seperti tadi pagi itu sampah­nya kan banyak. Petugas kebersi­han kami yang memang bersiaga 24 jam, langsung bersihin semua sampahnya. Makanya sekarang enggak kelihatan ada sampah, atau air yang mampet karena sampah menumpuk di pintu air," ujar petugas operator Pintu Air Manggarai, Julianto Wibowo.

Bowo memaparkan, terdapat 6 orang petugas kebersihan yang menjaga Pintu Air Manggarai selama 24 jam. Enam petugas tersebut terdiri dari seorang koordinator, dan lima anggota bagian kebersihan. Mereka ber­jaga di pos yang berada di sisi kiri pintu air.

Pengambilan sampah dilaku­kan rutin setiap hari ketika ada sampah. Sebab, tumpukan sampah dapat menghambat aliran air yang keluar ke Kanal Banjir Barat.

"Namun ketika sampah tidak ada, eksavator tidak difungsikan untuk efisiensi. Standby saja kalau ada sampah diangkat. Ada dua, yang satu long arm ngang­kat dari badan sungai, yang satu modelnya spyderbuild untuk mobilisasi dari bawah ke truk sampah. Truk langsung bawa ke Bantar gebang," paparnya.

Dia menambahkan, keting­gian air di Pintu Air Manggarai sampai jam 3 sore kemarin adalah 730 cm atau siaga 4. Menurut Bowo, selama Februari, ketinggian air di Pintu Air Manggarai berkisar di angka 700 cm. Ketinggian air yang paling tinggi berada di angka 800 cm atau siaga 3. Hal itu terjadi pada 2 Februari lalu.

"Meski bulan ini seharusnya curah hujan sudah mencapai puncaknya, tapi tahun ini me­mang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hujan di hulu, Bogor atau di sini jarang berlangsung sampai berhari-hari. Jadi debit air kirimannya juga enggak terlalu besar," ucapnya.

Selain 2 Februari lalu, lanjut dia, ketinggian air yang signifi­kan kembali terjadi pada jam 6 pagi kemarin. Saat itu status Pintu Air Manggarai sempat meningkat menjadi siaga 3, kar­ena ketinggian air mencapai 760 cm. Pasalnya saat itu Pintu Air Manggarai mendapat kiriman air dari Katulampa, yang ketika itu berada pada kondisi siaga 3 dengan ketinggian air 130 cm. Ketinggian air di Katulampa pun terus menyusut hingga mencapai 40 cm pada jam 12 siang.

"Kondisi tersebut bertahan hingga sore ini. Kalau pun ada kenaikan, hanya sedikit. Karena kalau banyak, mereka pasti lang­sung ngabarin ke sini. Sementara kalau naiknya sedikit, mereka cuma lapor ke pusat," terangnya.

Bowo mengatakan, info yang masuk dari Pintu Air Katulampa dan Pintu Air Depok, selalu diin­formasikan selama satu jam sekali. Namun kalau dalam kondisi daru­rat, bisa lebih cepat dari itu.

"Laporan dari Katulampa dan Depok langsung saya informasi­kan ke pimpinan Dinas Tata Air Jakarta. Nantinya, pimpinan yang akan menentukan apakah Pintu Air Manggarai dibuka atau ditutup. Saya hanya men­jalankan tugas di lapangan, yang memutuskan pimpinan," kata pria berusia 30 tahun tersebut.

Puncak ketinggian air di Pintu Air Manggarai diketahui terjadi tahun 2007. Ketika itu keting­gian air mencapai 1.050 cm. Padahal, titik siaga satu di pintu air tersebut 950 centimeter.

"Akibatnya, rumah-rumah di kawasan Kampung Pulo banjir setinggi atap. Kalau cuma siaga tiga, lebih dari 750 cm, biasanya Kampung Pulo terendam semata kaki, dan biasanya cepat ber­lalu," tuturnya.

Dengan ketinggian yang berkisar di angka 700 cm, Bowo memprediksi, hingga puncak curah hujan berakhir, pihaknya tidak perlu membuka pintu air yang menuju ke Istana Negara. Saat pintu air yang menuju istana dibuka, maka limpahan air dari Sungai Ciliwung Kota akan mengalir ke Pintu Air Istiqlal. Pada 2013 itu pula banjir di Istana Negara terjadi.

Menurut dia, hal tersebut tidak perlu dilakukan karena sejak Februari tahun lalu, Pintu Air Manggarai telah diperkuat den­gan tambahan satu pintu untuk memperlancar keluarnya debit air ke Kanal Banjir Barat. Sesuai standar operasional prosedur (SOP) kedua pintu utama dibuka secara penuh untuk mengantisi­pasi curah hujan yang tinggi di wilayah Jakarta dan Bogor.

"Dengan dua pintu, air dapat mengalir sebanyak 350 meter kubik per detik. Sedangkan dengan difungsikan satu pintu tambahan, maka debit air yang akan dibuang menjadi 507 meter kubik per detik. Jadi saya rasa tidak perlu dibuka. Tapi kalau ada perintah dari atas, ya harus saya buka," ucapnya.

Penjaga Pintu Air Manggarai, Muhammad Ibnu mengatakan, pihaknya pernah diminta untuk membuka pintu air yang menuju Istana Negara oleh Gubernur DKI Jokowi. Kejadian itu diala­mi pada banjir tiga tahun silam.

"Pernah dibuka, instruksi dari Jokowi. Sebagai petugas lapangan kami laksanakan un­tuk meminimalisir keadaan di Kanal Banjir Barat," kata Ibnu di Kantor Pintu Air Manggarai.

Kala itu, lanjut dia, kondisi debit air di Kanal Banjir Barat diprediksi tak dapat menampungdan menahan air yang masuk, sehingga tidak ada alternatif lain. Ancaman banjir yang menggenangi di wilayah Ring-1 Jakarta pun terjadi.

"Kalau pintu air Istana itu kami memang harus menunggu instruksi langsung dari gubernur atau dari pimpinan kami langsung untuk buka-bukaan," kata Ibnu di Kantor Pintu Air Manggarai.

Ibnu menilai, situsi tersebut terjadi tidak hanya disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi. Namun saluran air yang kurang baik juga menjadi pe­nyebab tumpahnya air kali ke jalan-jalan protokol. Belum lagi dataran Jakarta yang lebih ren­dah dari permukaan air laut.

"Jadi air menggenang itu tidak langsung masuk ke sungai. Sebetulnya wilayah Istana itu ka­lau kondisinya kami optimalkan dari sini, Insya Allah enggak ada masalah," tandasnya.

Latar Belakang
Hujan Sampai Maret, 34 Kelurahan Di Jakarta Terancam Kebanjiran


Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mem­prediksi, hujan dan banjir masih akan berlangsung sampai Maret 2016. Hal tersebut disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo, Rabu (10/2) di Ruang Konferensi Pers Lantai 11 Graha BNPB, Jalan Pramuka Kav 38, Jakarta Timur.

"Adanya pengaruh el nino, menyebabkan musim curah hu­jan di Indonesia sedikit lambat. Puncak hujan umumnya adalahbulan Januari, namun saat ini baru terjadi Februari, jadi prediksi kita curah hujan disertai angin dan bencana banjir masih akan berlangsung sampai akhir Maret," ujar Sutopo.

Adapun daerah-daerah yang masih rawan hujan menurutSutopo, berada di 103 Kabupaten di 23 Provinsi yang meliputi Pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Namun menurut Sutopo, khususnya Provinsi Riau, pada Maret justru bersta­tus waspada kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Khusus wilayah Provinisi Riau, pada Maret statusnya waspada Karhutla, bukan was­pada hujan. Karena menurut data dari BMKG, Riau pada bulan tersebut malah kemarau," terangnya.

Sutopo menilai, Jakarta juga termasuk salah satu wilayah yang rawan tertimpa bencana banjir. Selama pekan pertama hingga pekan ketiga, Jakarta berstatus siaga darurat banjir. Sebanyak 34 kelurahan tercatat berstatus darurat siaga banjir selama tiga pekan pertama Februari.

"Ada 34 kelurahan dan 134 RW di 18 kecamatan di Jakarta yang berstatus siaga banjir. Di kawasan itu, diperkirakan ada 52.451 warga yang terdampak bencana banjir," jelas Sutopo.

Menurut Sutopo, beberapa wilayah yang diperkirakan ter­dampak banjir adalah kawasan Ciliwung, Cilincing, Cakung, Kelapa Gading, Grogol dan Petamburan. Sebanyak 72 ti­tik pengungsian telah disiapkan untuk mengantisipasi dampak banjir di Jakarta.

Sutopo melanjutkan, pada pe­kan ketiga dan keempat Februari, status banjir di Jakarta naik men­jadi tanggap darurat. Sebanyak 57 kelurahan, 21 RW dan 56.113 warga diprediksi terdampak ben­cana banjir pada akhir Februari. "Ada 83 lokasi pengungsian yang disiapkan selama status tanggap darurat," ucapnya.

Sutopo menambahkan, pihaknya menggelontorkan da­na bantuan siap pakai sebesar Rp 150 miliar kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di daerah-daerah rawan bencana. Dana tersebut telah dibagikan pada Desember 2015 dan Januari 2016 sebagai bentuk antisipasi kedaruratan bencana banjir dan longsor.

"Untuk operasional, BNPB mempunyai dana Rp 150 miliar yang diberikan untuk langkah-langkah antisipasi bagi daerah yang sudah menetapkan siaga darurat bencana," jelasnya.

Pasalnya, lanjut Sutopo, pun­cak bencana banjir dan longsor biasanya terjadi pada akhir tahun dan awal tahun. Padahal, pada waktu tersebut seringkali anggaran, baik APBN maupun APBD, tidak tersedia. Pada akhir tahun, anggaran kerap kali sudah habis, sedangkan pada awal tahun anggaran seringkali belum cair.

"Sementara itu, untuk pen­anggulangan darurat untuk penyelamatan, pertolongan dan pemenuhan kebutuhan darurat serta perbaikan kerusakan darurat, telah digelontorkan dana bantuan sebesar Rp 3 miliar," tuturnya.

Dana tersebut, kata Sutopo, diberikan kepada daerah-daerah yang sedang terkena bencana. Masing-masing mendapat Rp 250 juta. Adapun daerah tersebut adalah Kabupaten Aceh Utara, Solok Selatan, Solok, Lima Puluh Kota, Kampar, Rokan Hulu, Kota Medan, Binjai, Merangin, Bungo, Indramayu, dan Provinsi Bangka Belitung.

"Selain anggaran, antisipasi yang dilakukan BNPB juga beru­pa rapat koordinasi, penyusunan rencana kedaruratan, sosialisasi, simulasi, penguatan bantuan lo­gistik peralatan, serta penetapan status siaga," kata dia. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jelang Lengser, Jokowi Minta Anak Buah Kendalikan Deflasi Lima Bulan Beruntun

Senin, 07 Oktober 2024 | 10:00

Kekerasan Terhadap Etnis Uighur Ubah Hubungan Diplomatik di Asteng dan Astim

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:57

Zulhas Janji akan Kaji Penyebab Anjloknya Harga Komoditas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:49

2 Wanita ODGJ Hamil, Kepala Panti Sosial Dituding Teledor

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:46

Hubungan Megawati-Prabowo Baik-baik Saja, Pertemuan Masih Konsolidasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:36

Pasar Asia Menguat di Senin Pagi, Nikkei Dibuka Naik 2 Persen

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:30

Riza Patria Minta Relawan Pakai Medsos Sosialisasikan Program

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:29

Penampilan 3 Cawagub Dahsyat dalam Debat Pilkada Jakarta

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:26

Aramco Naikkan Harga Minyak Mentah Arab Light untuk Pembeli di Asia

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:17

PDIP Ingatkan Rakyat Tak Pilih Pemimpin Jalan Pintas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:16

Selengkapnya