Berita

Nusantara

DPD Dukung NTB Kembangkan Wisata Halal

JUMAT, 05 FEBRUARI 2016 | 22:12 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini sedang menggalakkan pariwisata halal. Terlebih, Lombok berhasil memenangi World Halal Travel Awards 2015 yang digelar di Dubai, Uni Emirat Arab.

Anggota DPD RI, AM Fatwa, mendukung apa yang sedang dilakukan Pemprov yang saat ini dipimpin oleh tokoh muda TGB Zainul Majdi. Apalagi, masyarakat NTB dikenal religius.

"Jadi ini bagian dari menjaga budaya. Sesuai dengan apa yang disampaikan Bung Karno berkepribadian dalam kebudayaan," kata Fatwa saat sesi tanya jawab dalam acara Workshop Penulisan Wisata Bahari di KRI Makassar dalam rangkaian acara Sail Of Journalist, Jumat malam (5/2).


Pembicara dalam diskusi ini adalah Kepala Dinas Pariwisata Pemprov NTB, Lalu M. Fauzan dan tokoh komunitas pariwisata, Iman Brotoseno.

Pemprov dan masyarakat NTB, kata Fatwa mengingatkan, tidak perlu takut kalau wisatawan mancanegara, khususnya negara-negara Barat tidak datang karena menerapkan wisata halal. Karena wisman tidak hanya dari Barat tapi juga banyak negara lain, khususnya Timur Tengah.

"Hal ini sekaligus pembeda dengan Bali," tegasnya. Masyarakat dan wisatawan mendapat wisata alternatif dari ada yang di Bali.

Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPD RI yang juga tokoh asal NTB, Farouk Muhammad, juga mengatakan hal senada. Pada awalnya, dia mengaku ikut  mempertanyakan apakah wisatawan akan datang kalau wisata yang diusung menggunakan konsep halal.

"Tapi ini kan hanya tema, yang akan dipromosikan," ucap mantan Kapolda NTB ini.

Dia menjelaskan meski mengusung tema wisata halal, bukan berarti tidak ada barang selain halal yang dijual.

"Bukan berarti tidak boleh (memesan) minuman keras. Boleh, tapi tidak dipublish atau berdasarkan pesanan," ucapnya.

Menurutnya juga, itulah yang membedakan NTB dengan Lombok. Di Bali, secara general tidak halal namun bukan berarti tidak ada yang halal.

"Ada (halal), tapi harus nanya-nanya dulu. Di NTB, sebaliknya," ucapnya.

Karena itulah, pada awalnya dia menolak penyebutan "Lombok is sister of Bali". Dia menegaskan, "Lombok is not Bali".

"Harus dibuat berbeda, supaya maju," demikian Farouk. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya