Berita

ilustrasi

Semangat Kebersamaan, Tari Kuntulan Meriahkan Mukernas PKB

KAMIS, 04 FEBRUARI 2016 | 17:40 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan menggelar Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) pada Jumat-Sabtu (5-6/2) di Jakarta dengan mengangkat tema "Holopis Kuntul Baris, Menangkan Rakyat dalam Persaingan Global".

Terkait dengan tema tersebut, Mukernas PKB akan dimeriahkan dengan penampilan kelompok tari Bakti Rosul yang khusus membawakan Tarian Kuntulan yang didatangkan dari Yogyakarta.

Sekretaris Panitia Pelaksana Mukernas PKB, Bambang Susanto, menjelaskan tarian Kuntulan merupakan sebuah kesenian rakyat yang memadukan nuansa islami seperti halnya bacaan ayat suci Al-Quran dan musik, dan gerakan tarian bela diri tradisional.

"Nama kuntulan atau kata Kun-Tauw yang berarti jenis seni bela diri dan juga dari kata Kuntul yang berarti jenis burung angsa yang berwarna putih. Para penarinya selalu mengenakan pakaian serba putih sesuai warna angsa," jelas Bambang di Jakarta, Kamis (4/2).

Lebih jauh dia menjelaskan, dalam pertunjukannya, penari pada kesenian kuntulan biasanya berjumlah 10-40 penari. Namun tergantung dari kebutuhan acara, sekitar 2-3 penyanyi dan 3-7 untuk pemain musik.

"Kita bisa mengambil hikmah bahwa kebersamaan, persatuan dan bergotong royong dalam membangun bangsa Indonesia akan mudah dicapai. Tarian Kuntulan membawa pesan kebersamaan itu," kata Bambang Susanto.

Dalam tarian tersebut, para penyanyi menyanyikan syair-syair Al-Barzanzi. Karena dalam kitab Al-Barzanzi terdapat tiga bagian terpenting. Yaitu cerita tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW, syair-syair dan sanjungan, serta bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

"Setelah itu para penari melakukan gerak pencak silat bersama, karena dalam tarian kuntulan ini gerakan pencak silat merupakan gerakan dasar tarian Kuntulan," ucapnya.

Dia mengatakan, berbagai bentuk tradisi, seni budaya yang ada di masyarakat Jawa pun beragam. Termasuk kesenian yang bernafaskan Islam seperti Shalawatan, Barzanji, Angguk, Emprak, dan masih banyak lagi. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman kesenian tersebut mulai ditinggalkan oleh masyarakat.

"Perjuangan PKB dalam membela rakyat tidak akan berhenti. Nah, filosofi tentang kebersamaan dalam menghadapi persoalan-persoalan bangsa bersama rakyat adalah suatu keniscayaan," kata Bambang Susanto. [zul]

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

UPDATE

Muhibah ke Vietnam dan Singapura

Selasa, 08 Oktober 2024 | 05:21

Telkom Investasi Kesehatan Lewat Bantuan Sanitasi Air Bersih

Selasa, 08 Oktober 2024 | 04:35

Produk Olahan Bandeng Mampu Datangkan Omzet Puluhan Juta

Selasa, 08 Oktober 2024 | 04:15

Puluhan Anggota OPM di Intan Jaya Kembali ke NKRI

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:55

70 Hakim PN Surabaya Mulai Lakukan Aksi Mogok

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:30

Gotong Royong TNI dan Rakyat

Selasa, 08 Oktober 2024 | 03:15

Pemerintahan Jokowi Setengah Hati Bahas Kesejahteraan Hakim

Selasa, 08 Oktober 2024 | 02:50

Perkuat Digitalisasi Maritim, TelkomGroup Hadirkan Satelit Merah Putih 2

Selasa, 08 Oktober 2024 | 02:20

Prabowo Harus Naikan Gaji Hakim Demi Integritas dan Profesionalitas

Selasa, 08 Oktober 2024 | 01:55

Tertangkap, Nonton Perayaan HUT ke-79 TNI Sambil Nyopet HP

Selasa, 08 Oktober 2024 | 01:35

Selengkapnya