Berita

Jessica Kumala Wongso:net

On The Spot

Melihat Kediaman Tersangka Pembunuhan Mirna

Meski Siang, Lampu Halaman Rumah Jessica Tetap Nyala
RABU, 03 FEBRUARI 2016 | 09:08 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kediaman tersangka kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, yakni Jessica Kumala Wongso sepi. Tidak terdengar ada kegiatan di dalamnya.

Pintu pagar bangunan yang terletak di Kompleks Graha Sunter Pratama, Jalan Selat Bangka, Blok J1, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara itu tertutup rapat.

Kedua pagar hitam setinggi satu meter tersebut dalam kon­disi terkunci. Plastik fiber ge­lap terpasang sepanjang pagar, untuk menghalangi pandangan orang yang berada di luar.

Lampu yang terletak di atas halaman dibiarkan menyala meski hari sudah siang. Pintu garasinya tertutup rapat, dan tampaknya juga terkunci. Tidak ada kendaraan atau bekas roda kendaraan pada halaman di depan pintu garasi tersebut. Seolah sudah cukup lama tidak ada kendaraan yang terparkir di tempat itu.

"Minggu malam saya lihat kedua orangtua Jessica pulang. Mobil sempat parkir di depan garasi. Tapi paginya sudah tak ada lagi mobilnya," ujar salah seorang tukang bangunan yang bekerja di depan rumah Jessica.

Dia dan rekan-rekannya men­gaku tidak ada yang melihat, ke­tika orangtua Jessica pergi lagi. Hanya saja ketika mereka mulai bekerja lagi jam 8 pagi, keluarga Jessica sudah tidak ada. "Coba tanya satpam, mungkin mereka lebih tahu," imbuhnya.

Sebelumnya, polisi telah menetapkan Jessica sebagai tersangka kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin (27). Jessica ditangkap saat berada di Hotel Neo, Mangga Dua, Jakarta Utara, Sabtu (30/1) pukul 07.45 WIB.

Usai menjalani pemeriksaan selama lebih dari 13 jam, Jessica dijebloskan ke sel tahanan Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Dia akan menjalani penahanan selama 20 hari ke depan terhitungSabtu kemarin.

Sementara itu, Ketua RT14/02, Paulus Sukiyanto mengakutidak mengetahui tentang kepulangan orangtua Jessica pada minggu malam. Sebab, dirinya tidak mendapat kabar tentang hal itu.

"Ayahnya Jessica tidak mengabari," ucap Paulus saat ditemui di rumahnya, di Jalan Selat Malaka Blok G Nomor 7-8, RT14/02, Sunter Agung, Jakarta Utara.

Paulus mengatakan, ayah­anda Jessica sempat mengaku kepadanya kalau dirinya merasa disudutkan, pasca ditetapkannya Jessica sebagai tersangka kasus pembunuhan Mirna. Paulus juga mengatakan, Winardi yakin anak ketiganya tersebut tidak melaku­kan tindakan keji seperti itu.

"Ayahnya mengaku Jessica tidak mungkin tega membunuh sahabatnya sendiri, yakni Mirna. Apalagi itu dikatakan sudah dilakukan secara berencana. Saya juga bertanya, bagaimanasekarang kondisi bapak? Dia (Winardi) menjawab, kami betul-betul terpojok masalah ini. Begitu kata dia. Itu ungkapan­nya kepada saya melalui via telepon," kata Paulus.

Menurut Paulus, Winardi men­gaku kepadanya kalau Jessica tidaklah bersalah. "Kata dia, kami tidak salah, kami lebih disudutkan, kami dipojokkan," ucap Paulus.

Menurut Paulus, dirinya menghubungi Winardi sekitar pukul 11.00 WIB, Senin (1/2). Paulus mengaku pembicaraan via tele­pon dengan ayah Jessica terbilang singkat dan lebih menanyakan kondisi terkini Winardi.

"Saya lebih banyak bertan­ya kondisi kesehatan dan ke­beradaan keluarga Winardi. Saya tanya gimana kondisinya. Lebih ke Pak Winardi, bukan soal Jessica. Soalnya rumahnya sam­pai saat ini kosong," ujarnya.

Paulus menyatakan, malam sebelum penangkapan, Winardi mengaku kepadanya bahwa Jessica sulit untuk tidur. Winardi juga mengatakan ke Paulus, dirinya stres dengan permasalahan yang dihadapi Jessica.

"Satu jam sebelum peristiwa penangkapan Jessica, Winardi dan istri (Imelda) sempat pulang ke rumahnya. Kalau tak salah sekitar jam 6 pagi. Mereka pun belum tahu resminya Jessica menjadi tersangka kayaknya waktu itu. Mereka pamitan saja. Yang mengantar sekuriti," papar Paulus.

Saat itu, lanjut Paulus, kedua orangtua Jessica terlihat terburu-buru memasuki mobil dan men­inggalkan rumah berlantai dua tersebut. Saat ditanya olehnya, Winardi mengaku tidak mau ditemui awak media. Mobilnya, juga diparkir di depan pintu masuk komplek dekat pos penjaga atau berjarak sekitar 40 meter.

"Alasan Pak Winardi buru-buru pergi karena takut ketemu media. Mobilnya saat itu diparkir di depan komplek. Ya mungkin ikut juga. Dia bilang tolong titip rumah," tambah Paulus.

Disinggung keberadaan Jessica saat kedua orangtuanya pulang ke rumahnya, Paulus mengaku tidak mengetahuinya. "Saya tidak tahu pasti saat itu ada Jessica atau tidak di situ. Itu saya masih mengantuk," tuturnya.

Paulus menambahkan, pe­nyebab kedua orangtua Jessica itu meninggalkan rumah adalah untuk menenangkan diri. Sebab, awak media selalu mendatangi kediaman mereka itu.

"Alasannya mereka ingin menenangkan diri karena kan ke­marin sudah open house segala macam. Tetapi wartawan masih tetap datang juga ke rumah mer­eka, sehingga butuh situasi yang lebih tenang," terangnya.

Sebagai Ketua RT, Paulus mengaku hanya tahu adanya penangkapan Jessica yang di­lakukan penyidik Subdit Jatanras Polda metro Jaya itu dari pem­beritaan media. Selain itu, menu­rut Paulus, banyak warga yang menanyakan kebenaran informa­si penangkapan itu kepadanya.

"Awalnya saya tidak tahu. Tapi, warga banyak yang minta konfirmasi. Ya sudah saya cari Informasî. Eh tahu-tahu ada berita tentang yang bersangkutan ditangkap," tuturnya.

Sebelum mencuatnya kejadian ini, Paulus tidak pernah melihat rumah Jessica ramai didatangi orang. Pun pejabat atau orang-orang penting tak pernah ada yang masuk kompleknya. Jika ada, ia pasti tahu. Sebab, semua tamu masuk harus lapor ke dia. "Tapi tak tahu kalau dia ke­temuan di luar," ujarnya.

Terkait kasus yang menjerat Jessica, Paulus berharap, peneta­pan gadis itu sebagai tersangka berdasarkan alat bukti yang cukup. "Saya serahkan kepada pihak kepolisian semuanya, kalau memang ada bukti dari pihak polisi yang menetap­kannya sebagai tersangka," pungkasnya.

Latar Belakang
3 Menit Titik Kritis

Menurut hasil penyidikan sementara, Jessica bertemu Mirna dan Hani pada 6 Januari di Kafe Olivier pukul 17.15 WIB.

Sebelum Mirna dan Hani datang, Jessica telah lebih dulu tiba di Olivier dan memesan tiga jenis minuman, dan lang­sung membayar tagihannya. Salah satu dari tiga minuman tersebut adalah es kopi vietnam yang dikonsumsi Mirna.

Seusai memesan minuman di meja bar, Jessica mengamati situasi kafe. Perempuan itu kemudian duduk di meja no­mor 54. Tempat duduknya berwarna kuning, berbentuk setengah lingkaran, dengan meja bulat hitam. Ia duduk di sana selama 51 menit.

Setelah pelayan menyajikan pesanan, semua minuman be­rada dalam penguasaan Jessica selama 45 menit. Selama masa itu, menurut polisi, ada titik kritis selama 3 menit yang di­duga saat sianida ditaburkan.

"Titik kritis itu adalah saat kopi tercampur zat sianida yang menyebabkan korbantewas," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti.

Menurut Krishna, selama duduk, tersangka menunjuk­kan gerak-gerik mencuriga­kan, mulai dari menata letak minuman, meletakkan tas kertas di atas meja yang menghalangi pandangan kamera pengawas ke arah minuman, hingga terlihat memindahkan kopi ke dekatnya.

Ada waktu ketika dia me­megang kopi, pada saat bersa­maan melihat kondisi sekitar, dan berkali-kali memegang rambut. Setelah melakukan sesuatu pada kopi, dia mengembalikan gelas kopi ke tempat semula.

Setelah itu, tersangka me­mindahkan tas kertas dari meja ke tempat duduk. Kepada polisi, Jessica mengatakan, tas-tas kertas itu sejak semula ada di tempat duduk.

"Dari awal, dia sudah berbo­hong. Bukti yang kami miliki menunjukkan tas itu diletakkan di atas meja, menutupi minu­man. Setelah titik kritis berlalu, tas baru diletakkan di kursi," tandas Krishna.

Selanjutnya, Mirna sampai di Kafe Olivier, dan meminum kopi tersebut. Tak berapa lama, korban menunjukkan reaksi aneh, seperti kejang-kejang dan beberapa bagian tubuh mengeras. Perempuan itu lalu dibawa ke Klinik Damayanti yang berada di lantai dasar malsebelum dirujuk ke Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta Pusat. Dokter menyatakan, Mirna meninggal pada pukul 18.30.

Menurut hasil otopsi jenazah,Mirna mengalami gejala klinis cyanosis akibat racun sianida. Gejala itu terlihat dari warna kulit kebiruan atau pucat di bagian bibir karena kandun­gan oksigen yang rendah di dalam darah. Selain itu, hasil investigasi juga menunjuk­kan indikasi kuat adanya zat korosif yang menghancurkan sistem pencernaan dan organ lambung.

Polisi juga melakukan uji racun terhadap empat jenis kopi sejenis di Olivier. Warna kopi yang dikonsumsi Mirna kehijauan, seperti kopi yang tercampur sianida. Warna kopi ini tidak seperti warna kopi tanpa sianida saat kali pertama pelayan menyajikan minuman itu. Pemeriksaan sementara menunjukkan, tersangka seba­gai pelaku tunggal.

Jessica pun ditetapkan se­bagai tersangka pada pukul 23.00 WIB, Jumat (29/1). Penetepan dilakukan seusai polisi melakukan gelar perkara setelah berkoordinasi dengan jaksa penuntut umum (JPU) di Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Jessica dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan terancam huku­man mati.

Pengacara Jessica, Yudi Wibowo Sukinto mengata­kan, polisi belum bisa menghubungkan antara kliennya dan racun sianida dalam kopi Mirna. Tidak hanya itu, pihak kuasa hukum dan keluarga Jesicca juga menganggap penetapan status tersangka terhadap alumnus Billy Blue Collage, Australia, tersebut lemah.

"Hingga (Minggu) saat ini, bagian Jessica menuang racun tidak bisa dibuktikan, tidak ada itu. Asumsi saja," tandas Yudi.

Saat dikonfirmasi soal Jessica yang dituduh meraba tas sebelum menuang sianida, Yudi menjawab, kliennya itu hanya mengambil telepon genggam, bukan sianida.

"Polisi belum bisa menghubungkan," ucap dia.

Yudi juga menantang peny­idik untuk membuka rekaman kamera closed circuit televi­sion (CCTV) di Kafe Olivier kepada publik. Hal tersebut penting untuk melihat aktivitas Jessica hingga dituduh menuangkan racun itu di cangkir kopi Mirna.

Tak hanya itu, Yudi juga mengeluhkan soal kliennya yang belum memperoleh sali­nan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).  ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jelang Lengser, Jokowi Minta Anak Buah Kendalikan Deflasi Lima Bulan Beruntun

Senin, 07 Oktober 2024 | 10:00

Kekerasan Terhadap Etnis Uighur Ubah Hubungan Diplomatik di Asteng dan Astim

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:57

Zulhas Janji akan Kaji Penyebab Anjloknya Harga Komoditas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:49

2 Wanita ODGJ Hamil, Kepala Panti Sosial Dituding Teledor

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:46

Hubungan Megawati-Prabowo Baik-baik Saja, Pertemuan Masih Konsolidasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:36

Pasar Asia Menguat di Senin Pagi, Nikkei Dibuka Naik 2 Persen

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:30

Riza Patria Minta Relawan Pakai Medsos Sosialisasikan Program

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:29

Penampilan 3 Cawagub Dahsyat dalam Debat Pilkada Jakarta

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:26

Aramco Naikkan Harga Minyak Mentah Arab Light untuk Pembeli di Asia

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:17

PDIP Ingatkan Rakyat Tak Pilih Pemimpin Jalan Pintas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:16

Selengkapnya