Berita

foto:net

On The Spot

Jalan Margasatwa Ditutup Untuk Taruhan Balap Liar

Melihat Aksi Pembalap Jalanan Dan Tim Horenya
SENIN, 18 JANUARI 2016 | 09:01 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Kapolda Metro Jaya Tito Karnavian dan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membahas kemungkinan balap liar dilegalkan.

Jelang pukul 1 dini hari, be­lasan remaja melintas di depan Jalan Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Mereka melajusantai dari persimpangan Gedung Kementerian Pertanian (Kementan), sampai ke pertigaan Jati Padang, Pasar Minggu.

Sesampainya di pertigaan, mereka berputar ke jalur seba­liknya. Mereka berkendara lalu menuju ke arah persimpangan Kementan, untuk kemudian kembali berputar arah, dan berkendara ke arah pertigaan Jati Padang, Pasar Minggu.

Kebanyakan dari mereka berkendara tanpa menggunakan helm. Beberapa bahkan terlihat tidak menyalakan lampu depan. Kegiatan berputar ini mereka lakukan berulang kali.

Setengah jam kemudian, jum­lah pengendara remaja yang melintas Jalan Margasatwa Ragunan bertambah banyak. Mereka ber­datangan dari arah Cilandak dan Pasar Minggu. Para pengendara yang baru datang itu bergabung dengan rombongan sebelum­nya, dan berkeliling di sekitar wilayah tersebut. bertambahnya jumlah mereka, membuat sua­sana jadi memanas.

Sambil berkeliling, beberapa remaja mulai menggeber ken­daraannya. Dari yang awalnyaberkonvoi santai, beberapa mempercepat laju motornya secara tiba-tiba. Para remaja ini memanfaatkan jalanan yang samakin sepi untuk memper­siapkan mesin motornya, serta membiasakan diri untuk melaju di jalur tersebut dengan kecepa­tan tinggi. Suara motor di area itu pun semakin bising.

Pukul 2 dini hari, puluhan rem­aja yang sebelumnya berkeliling itu mulai berkumpul di seki­tar persimpangan Kementan. Sebagian remaja yang hanya berniat menonton, mulai menepi­kan motornya ke pinggir Jalan Margasatwa. Ada juga beberapa penonton yang berhenti di jalur Bus Transjakarta (Busway) untuk menonton dari tempat tersebut.

Sedangkan pengendara yang ingin balapan, berkumpul di jalanan yang posisinya sebelum titik pertemuan kendaraan yang berasal dari arah Cilandak denganRagunan.

Lima kendaraan yang berada di barisan terdepan, mulai me­mainkan mesin motornya. Mereka berkali-kali menggeber gas dari motornya, sambil tetap menahan kopling agar motornya tidak ber­jalan. Mesin motor pun menderu kencang, dan menambah kebisingan di tempat tersebut.

Tanpa ada aba-aba dimulainya balapan, seorang remaja lang­sung melajukan motornya dengankencang. Rekanâ€"rekannya yang sebelumnya tertinggal, mengi­kuti pembalap yang pertama melaju. Mereka mencoba untuk mengejar ketertinggalannya, sebelum sampai dekat pertigaan Jati Padang, Pasar Minggu.

"Yang kayak gitu balapannya cuma iseng, sambil nyoba mesin motor. Enggak serius, dan eng­gak ada taruhannya. Makanya bebas aja mau melaju duluan," ujar Adit, seorang remaja kelas 1 SMU yang ikut menonton di pinggiran Jalan Margasatwa.

Apabila seorang peserta dan menantang akan melakukan balapan serius yang disertai taruhan, maka titik pertemuan kendaraan yang berasal dari arah Cilandak dengan Ragunan akan diblokir. Sebanyak 3-4 motor akan menlintang di jalanan itu, guna menutupi kendaraan yang akan melintas melewati lokasi tersebut. sementara di belakang para pembalap yang akan ber­lomba, para remaja itu akan berkerumun sampai menutupi seluruh badan jalan, guna menghalangi kendaraan dari arah Ragunan yang akan melintas.

Dari pantauan Rakyat Merdeka, aksi penutupan jalur semacam itu hanya terjadi dua kali. Padahal, aksi balapannya sendiri terjadi berulang kali. "Karena di sini sedikit yang balapan serius pakai taruhan. Di sini kebanya­kan tim horenya dan pembalap yang hanya iseng tanpa taruhan. Soalnya, di sini jalanannya kurang enak," ucap Adit.

Adit mengatakan, selain sedikitnya pembalap yang serius, nilai taruhan di jalanan tersebut juga relatif kecil. Sekali balapan,para pembalap biasanya cuma ber­taruh Rp 50 ribuâ€" Rp 200 ribu.

"Karena taruhannya kecil,bala­pannya juga seringnya sendiri. Enggak pakai joki, apalagi 'cabe-cabean' yang jadi trofi," kata dia.

Menurutnya, jumlah tersebutbeda jauh dengan balapan yang dilakukan di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. Di tempat tersebut para pembalap berani memasang taruhan hingga lebih dari Rp 500 ribu.

"Di daerah Intan Fatmawati itu paling kecil Rp 500 ribu. Tim horenya sebetulnya juga banyak seperti di sini. Tapi, kebanyakan yang balapan serius. Joki balap itu banyak di sana," tuturnya.

Terkait pelegalan balap liar, Adit memberikan dukungannya. Dia menilai, pelegalan tersebut akan membuat penonton seperti dirinya dapat menikmati aksi balapan dengan tenang. Tidak perlu khawatir ditangkap polisi.

"Saya dan teman-teman itu nonton balap untuk refreshing. Kalau legal kan nontonnya jadi santai, tidak takut dikejar-kejar polisi," tandasnya.

Adit mengaku, dirinya juga hobi kebut-kebutan. Namun, karena motor yang dikendarainya adalah milik orangtuanya, maka dirinya lebih sering memilih jadi penonton. "Kalau ada yang minjemin motor, saya pasti iseng juga ikut balapan. Lumayan kan buat menyalurkan hobi," tuturnya.

Hal senada disampaikan Kevin, salah seorang peserta balap liar di tempat tersebut. Dia me­nilai, selain agar dapat menyalurkan hobinya dengan benar, legalisasi balap liar juga berman­faat untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang menimpa para pembalap. Pasalnya, kata dia, banyak para peserta balap liar yang justru kecelakaan karena dikejar polisi.

"Sebelum balapan, kami selalu muter-muter di jalur yang akan digunakan, baik santai maupun dengankecepatan tinggi. Tujuannya agar kami terbiasa dengan jalurnya dan keadaan di sekitarnya. Jadi kalau tidak dikejar-kejar polisi, sebetulnya peluang kecelakaannya kecil," curhat pria yang bekeja sebagai kurir tersebut.

Pria yang sudah dua tahun mengikuti balap liar di tempat itu juga mendukung rencana Ikatan Motor Indonesia (IMI), yang akan memberikan pelati­han dari ahli begitu balap liar tersebut dilegalkan. Sebab, dia beranggapan, pelatihan tersebut akan membuka peluang bagi para remaja yang memang ingin menjadi pembalap.

"Jadi punya bekal berupa skill balap yang tidak hanya berasal dari pengalaman pribadi. Jika kesempatan ini ditambahkan dengan dijembataninya calon pembalap dengan sponsor oleh Pemprov DKI, akan lebih baik lagi. Kesempatan bagi kami akan lebih terbuka," ucapnya.

Senin pekan lalu, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya meng­gelar rapat bersama Kesbangpol DKI, Dinas Olahraga dan Pemuda, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Ikatan Motor Indonesia (IMI), Dinas Perhubungan DKI Jakarta, dan lainnya. Intinya, polisi bakal membuat wadah untuk menyalurkan bakat para pembalap jalanan, sekaligus memfasilitasi jalan yang bisa dijadikan lokasi balapan.

"Dengan adanya suatu wadah ini, sehingga hobi mereka lebih tersalurkan. Kita mengakomodir fenomena-fenomena yang sering dilakukan oleh remaja kita, pe­muda-pemudi yang setiap malam minggunya melakukan balap liar di jalan," ujar Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Risyapudin di Markas Polda Metro Jaya.

Menurutnya, perlu disediakan lokasi yang memang diperbolehkan untuk balapan agar tak ada orang lain yang menjadi korban aksi kebut-kebutan di jalanan. Ada beberapa lokasi di Jakarta yang dipilih menjadi lokasi balap liar. Semisal di Jakarta Pusat, akan diberlakukan di Jalan Asia-Afrika dan kawasan Monas dan Lapangan Banteng. Di Jakarta Utara, bisa dipilih di Kemayoran atau Jalan Benyamin Sueb. Sedangkan di Jakarta Timur akan ditempatkan di kawasan Taman Mini dan arah LP Cipinang.

Pemilihan lokasi juga tidak sembarangan. Jalanan untuk bala­pan harus memenuhi persyaratan, salah satunya tidak ada lubang, tikungannya tidak terlalu tajam. Aspalnya pun cukup memadai. Pemerintah daerah akan memfasilitasi untuk peninjauan lokasi yang akan digunakan. Tidak hanya itu, pihaknya juga akan mendatangkan ahli agar muda-mudi yang gemar balap, punya skill lebih baik. Konsep car free night akan diberlakukan untuk menunjang balap liar yang difasilitasi polisi.

"Lokasi tempat yang sekarang sering digunakan adik-adik nanti kita berlakukan modelnya seperticar free night, misalnya pada malam Minggu. Kita minta Pak Gubernur untuk beberapa jam diberlakukan car free night untuk menyalurkan ini," ucapnya.

Gayung bersambut, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengapre­siasi rencana polisi memfasilitasi balapan liar. Dalam pandangan­nya, dengan menyediakan lokasi khusus akan meminimalisir angka kecelakaan yang kerap terjadi saat balap liar.

"Boleh saja kalau di Kemayoran dibuat semacam itu. Yang penting dijaga. Kalian jangan salah loh, justru balapan resmi itu akan menghindari kecelakaan.Kalau latihan di sirkuit itu, jarang sekali yang mati," kata Ahok.

Dia berkaca pada negara tetangga yang juga memfasilitasi balapan jalanan. Syaratnya, fak­tor keamanan harus terjamin. "Jalan raya kita atur, mesti ditutup. Diaturkan ditutupin, dilindungi, kalau jatuh bagaimana. Singapura saja tengah malam kebut-kebutan di jalan raya, balap formula," ucap Ahok.

Ahok menyatakan, jalan yang akan dilegalisasi sebagai balapan jalanan akan ditutup selama balapan. Pemprov DKI Jakarta bersama Polda Metro Jaya akan mengatur waktu balapan jalanan.

"Daripada kebut-kebut terus jatuh dan kena besi, makanya kanlebih baik kamu dikasih karet,ada penahan, dan kamu juga mesti pakai helm," kata Basuki.

Ahok yakin, dengan adanya jalur khusus balap liar, tidak hanya meminimalisir angka ke­celakaan tapi juga mengurangi kriminalitas. "Karena memang pengamanan mobil terbalik semua itu ada. Kalau di jalanan enggak diresmikan, itu yang bahaya. Tabrak ada yang tajam, ketancap tiang, batu, mati. Justru kalau balap liar diresmikan, itu lebih baik," tandasnya.

Kepala Biro Organisasi Ikatan Motor Indonesia (IMI) DKI Jakarta, Sumantri menyambut baik rencana Polda Metro Jaya dibantu Pemerintah DKI Jakarta menyediakan lokasi balapan di jalanan. Rencana tersebut masuk akal dan bisa diterima.

Pihaknya akan membantu mengkaji lokasi yang layak dijadikan sirkuit atau tidak. "Selain menyalurkan hobi, nanti juga ada pelatihan dari ahli. Semoga ini bisa menghasilkan pembalap berbakat," harapnya.

Untuk para pembalap liar yang hendak ikut, nantinya mesti mendaftar lebih dulu. "Setelah itu akan dilatih cara balapan yang benar," tandasnya.  ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jelang Lengser, Jokowi Minta Anak Buah Kendalikan Deflasi Lima Bulan Beruntun

Senin, 07 Oktober 2024 | 10:00

Kekerasan Terhadap Etnis Uighur Ubah Hubungan Diplomatik di Asteng dan Astim

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:57

Zulhas Janji akan Kaji Penyebab Anjloknya Harga Komoditas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:49

2 Wanita ODGJ Hamil, Kepala Panti Sosial Dituding Teledor

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:46

Hubungan Megawati-Prabowo Baik-baik Saja, Pertemuan Masih Konsolidasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:36

Pasar Asia Menguat di Senin Pagi, Nikkei Dibuka Naik 2 Persen

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:30

Riza Patria Minta Relawan Pakai Medsos Sosialisasikan Program

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:29

Penampilan 3 Cawagub Dahsyat dalam Debat Pilkada Jakarta

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:26

Aramco Naikkan Harga Minyak Mentah Arab Light untuk Pembeli di Asia

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:17

PDIP Ingatkan Rakyat Tak Pilih Pemimpin Jalan Pintas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:16

Selengkapnya