Berita

foto:net

On The Spot

Stasiun Bawah Tanah Senayan Diinjeksi Beton

Turun 15 Meter Lihat Proyek MRT
SENIN, 11 JANUARI 2016 | 08:45 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Pembangunan terowongan (tunnel) untuk jalur (subway) kereta cepat bawah tanah atau mass rapid transit (MRT) terus dikebut agar mega proyek ini bisa dioperasikan 2 tahun lagi.

Tunnelboring machine (TBM) Antareja 1 sudah melaku­kan pengeboran sampai ke calon Stasiun MRT Senayan, Jakarta. Sedangkan Antareja 2 yang melakukan pengeboran di sebelah­nya, tinggal berjarak sekitar 50 meter lagi dari stasiun itu pada Rabu lalu (6/1), saat Rakyat Merdeka berkesempatan untuk melihat perkembangan proyek Mass Rapid Transit (MRT).

Bersama perwakilan dari pihak MRT, Rakyat Merdeka turun ke tempat kereta cepat tersebut akan beroperasi pada 2018. Sebelum ke terowongan bawah tanah (tunnel), rombongan diminta untuk menggunakan perlengkapankeselamatan, berupa helm proyek warna hijau, dan rompi oranye model jaring.

Semua perlengkapan itu sudah tersedia pada meja kayu, yang telah mereka siapkan di depan kantor pekerja proyek MRT. Kantor para pekerja itu posisinya hanya beberapa meter dari pintu masuk, sebelah kiri.

Setelah itu perwakilan PT MRT Jakarta menjelaskan tentangaturan ketika berada di terowongan. Rombongan lalu menuju ke pintu masuk tunnel, yang terletak di depan Patung Pemuda Senayan. Pintu masuk tersebut berjarak sekitar 5 meter dari Patung Pemuda. Beberapa mesin untuk keperluan proyek, berada di antara patung dengan pintu masuk tersebut.

Pintu masuk tunnel tersebut berupa pagar setinggi pinggang orang dewasa, dengan warna kuning.Untuk dapat membuka pintu itu, setiap pekerja memerlukan sebuah kartu akses. Alat untuk menggesek kartu akses tersebut berada di sebelah kanan pintu. Kartu tersebut tidak hanya digu­nakan untuk masuk, tetapi juga untuk keluar tunnel. Sebab, pintu akses tersebut tidak bisa dibuka secara otomatis dari dalam.

Untuk menuju ke dalam tun­nel, rombongan turun ke keda­laman 15 meter. Pasalnya, te­rowongan tersebut berjarak 15 meter dari permukaan tanah. Tangga model siku-siku menjadi akses untuk turun.

Setibanya di bawah tanah, dinding beton dengan bentuk lingkaran yang hampir sempurna, seakan menyambut. Pada bagian atas dan samping kiri dinding, terpasang beberapa pipa untuk keperluan proyek. Lampu penerangan dan besi untuk tempat para pekerja berjalan, juga terdapat di dinding sebelah kiri tersebut. Tidak terlihat ventilasi di sekitar dinding terowongan tersebut.

Di bagian bawah tunnel ter­dapat sepasang rel untuk kereta barang, atau trolley. Trolley itu berjarak sekitar 10 meter dari tempat masuk. Tiga pekerja tampak sibuk melakukan perawatan segment tunnel (ruas terowongan),yang posisinya berada di atas trolley tadi. Para pekerja itu membuat semacam jembatan besi yang dihubungkan dengan bagian atas trolley, sebagai tem­pat berpijak.

Perawatan tersebut sebetul­nya merupakan pekerjaan rutin. Namun untuk kali ini, perawatan tersebut dilakukan sehubungan dengan adanya kegiatan injeksi beton (groting), pada salah satu bagian terowongan tempat TBM Antareja 2 seharusnya beroperasi.

Pada Rabu lalu, mesin bor Antareja 2 sedang berhenti bekerja. Para pekerja melakukan injeksi beton untuk memperkuat dinding tunnel. Hal itu dilakukan karena meningkatnya tekanan tanah di sekitar calon Stasiun Senayan. Tekanan itu terjadi karena air tanah di sekitar wilayah tersebut, mencari tempat untuk mengalir. Soalnya, bagian dalam tanah, mulai dari dari Patung Pemuda sampai dekat calon Stasiun MRT Senayan, sudah ditutupi guide wall atau tembok penyangga yang dilapisi beton.

"Sebelum dilanjutkan bornya, diinjeksi beton dulu. Supaya tanah yang ada di situ tidak langsung roboh, begitu terbuka celah dari hasil pengeboran," ujar Direktur Utama PT MRT Dono Boestami.

Sebelum dihentikan, Antareja 2 sudah mengebor terowongan sejauh 277 meter. Sedangkan Antareja 1 sudah melakukan pengeboran sejauh 327 meter.

Antareja 1 ketika itu juga sedang berhenti melakukan pengeboran. Penyebabnya adalah karena permukaan tanah di bakal Stasiun MRT Senayan, sedikit lebih tinggi. Dengan demikian, mesin Antareja 1 harus diangkat terlebih dahulu.

Tujuh pekerja tampak sedang mengerumuni alat pengatur pengungkit Antareja 1 yang berwarna kuning. Sesekali, merekaberdis­kusi untuk megatur pengungkitan Antareja 1, sampai bisa meletak­kannya di trek yang tersedia.

Tak jauh dari situ, sebuah crane sudah disiagakan untukmem­berikan bantuan saat dibutuhkan. "Angkatnya pakai semacam dongkrak yang kami sebut jack­ing. Setelah Antareja 1 berada di jalurnya lagi, baru pengeboran dilanjutkan," terang Dono.

Antareja 2 ditargetkan selesai melakukan pengeboran sampai Stasiun MRT Senayan pada 27 Januari. Pasalnya, Antareja 1 dan 2 direncanakan untuk melan­jutkan tugasnya menggali tero­wongan menuju Stasiun Istora Senayan pada tanggal tersebut.

Setelah itu, kedua mata bor tersebut harus melakukan tugasnya ke bakal Stasiun MRT Bendungan Hilir (Benhil), sampai ke calon Stasiun MRT Setiabudi. "Antareja 1 sudah da­lam proses untuk ditarik ke sisi utara. Persiapan untuk mengebor Stasiun Senayan menuju Stasiun Istora sudah dilakukan. Tinggal menunggu Antareja 2," ucapnya.

Dono menjelaskan, mesin bor Antareja 3 sudah tiba di Stasiun MRT Bundaran HI. Saat ini, mesin tersebut masih dalam tahap perakitan di Bundaran HI. Perakitar tersebut diperkirakan selesai dalam 1,5 bulan, sehing­ga Antareja 3 ditargetkan mulai beroperasi pada awal Februari. TBM 3 dan 4 direncanakan akan mengeruk perut bumi Jakarta mulai Stasiun Bundaran HIsampai Stasiun Setiabudi.

"Mata bor sudah turun, sementara rumahnya belum. Rencananya, setelah Imlek, karena operatornya dari Taiwan merayakan imlek. Kami menunggu dia, sebab untuk tahap awal, op­eratornya masih dilakukan asing. Nanti diambil alih Indonesia kalau TBM 4 itu sudah tiba di Jakarta, sudah ada di worksho­pnya kontraktor di Cakung," urai Dono.

Dono menambahkan, tero­wongan bawah tanah (tunnel) MRT ditargetkan selesai seluruh­nya akhir tahun ini. Sementara proyek MRT direncanakan rampung pada 2018. "Setelah tunnel rampung, kami masih harus mengerjakan berbagai hal, seperti ganti rel yang sekarang untuk trolley dengan rel MRT, bikin instalasi di setiap stasiun, dan banyak lagi. Tapi seluruhnya itu selesai 2018," urainya.

Dia mengatakan, jika telah rampung dan siap beroperasi, setiap stasiun MRT dapat me­nampung dan melayani 237-300 ribu penumpang setiap harinya. Bahkan, bila telah berjalan nor­mal, tiap stasiun dapat melayani sekitar 600 ribu penumpang.

Dono memaparkan, pihaknya akan membangun stasiun MRT menjadi 3 level atau tingkat. Menurut dia, level pertama nantinya akan dibangun concourse atau level tempat area komersil dan aktivitas transaksi tiketper­jalanan MRT Jakarta.

Kemudian, level 2 akan dibangunsistem operasi dan kantor tiket. Pada level ketiga, khusus untuk peron kereta. "Kita seka­rang berada di level concourse. Di bawah kita level 2. Di bawah­nya lagi level 3, kurang lebih kedalamannya itu 33 meter dari permukaan jalan," paparnya.

Lebih lanjut Dono menutur­kan, saat terjadi hujan, pintu masuk dan stasiun MRT tidak akan terendam banjir. Karena, pintu masuk telah dibangun lebih tinggi dari permukaan jalan di sekitarnya, yakni sekitar 1-2 meter. Sedangkan untuk di dalam stasiun, pihaknya telah menyediakan pompa dan sistem drainase yang memadai.

Dono juga mengklaim, stasiun MRT yang dibangun pihaknya akan selevel dengan stasiun yang ada di luar negeri. Setiap stasiun nantinya disediakan berbagai fasilitas bertaraf internasional, semisal area komersial (retail), kantor PT MRT, kantor sistem operasi, pos tiket dan berbagai fasilitas lain.

Untuk area komersil, Dono mengaku akan menunjuk kon­sultan bisnis. Langkah tersebut dilakukan karena Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta area bisnis dapat memberikan keuntungan bagi pengusaha ataupun pemer­intah. "Jadi, kami mau menunjuk pihak independen untuk skema bisnis yang tepat jika itu sudah berjalan," tandasnya.

Seperti diketahui, pengeboran tunnel ini menggunakan TBM atau bor besar bernama Antareja, memiliki diameter 6,7 meter dan total panjang 43 meter. Bobot secara keseluruhan mesin ini, mulai dari bagian kepala (cut­terhead) hingga bagian akhir (backup cars) mencapai kurang lebih 323 ton.

Ada empat mesin yang akan digunakan PT MRT Jakarta un­tuk membangun subway. Mesin bor Antareja ini dioperasikan kontraktor paket pekerjaan CP 104 dan 105 (Senayan-Setiabudi), yaitu SOW joint venture yang terdiri dari Shimizu, Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi.  ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jelang Lengser, Jokowi Minta Anak Buah Kendalikan Deflasi Lima Bulan Beruntun

Senin, 07 Oktober 2024 | 10:00

Kekerasan Terhadap Etnis Uighur Ubah Hubungan Diplomatik di Asteng dan Astim

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:57

Zulhas Janji akan Kaji Penyebab Anjloknya Harga Komoditas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:49

2 Wanita ODGJ Hamil, Kepala Panti Sosial Dituding Teledor

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:46

Hubungan Megawati-Prabowo Baik-baik Saja, Pertemuan Masih Konsolidasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:36

Pasar Asia Menguat di Senin Pagi, Nikkei Dibuka Naik 2 Persen

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:30

Riza Patria Minta Relawan Pakai Medsos Sosialisasikan Program

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:29

Penampilan 3 Cawagub Dahsyat dalam Debat Pilkada Jakarta

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:26

Aramco Naikkan Harga Minyak Mentah Arab Light untuk Pembeli di Asia

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:17

PDIP Ingatkan Rakyat Tak Pilih Pemimpin Jalan Pintas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:16

Selengkapnya