Berita

salamuddin daeng/net

Bisnis

10 Prestasi Jokowi Pada Akhir 2015

SENIN, 04 JANUARI 2016 | 10:41 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Data terakhir ekonomi Indonesia triwulan III-2015 terhadap triwulan III-2014 (y-on-y) hanya tumbuh 4,73 persen, lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi tahun 2014.

Pengamat ekonomi politik Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng mengatakan hal tersebut menjadi satu dari 10 'prestasi' yang ditorehkan Presiden Joko Widodo pada akhir 2015. Sayangnya, prestasi yang dimaksud Salamuddin bukan hal yang positif, tetapi kebalikannya.

Dalam pesan yang dipancarluaskan pagi ini (Senin, 4/1), Salamuddin mengungkap 9 prestasi di bidang ekonomi lainnya yang 'berhasil' dicetak Presiden Jokowi. Yakni, nilai ekspor Oktober 2015 sebesar US$12,08 miliar, turun 4,00 persen jika dibanding ekspor September 2015 dan turun 20,98 persen dibanding ekspor Oktober 2014.
 

 
Kemudian, jumlah penduduk miskin pada Maret 2015 sebanyak 28,59 juta orang (11,22 persen), bertambah 0,86 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen). Sementara untuk ketimpangan pengeluaran penduduk yang diukur dengan Gini Rasio pada Maret 2015 tercatat sebesar 0,41 atau meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
 
Dalam bulan Oktober, kata Salamuddin, rupiah terapresiasi 7,13 persen terhadap dolar Amerika, terapresiasi 5,19 persen terhadap dolar Australia, terapresiasi 7,72 persen terhadap yen Jepang dan terapresiasi 8,85 persen terhadap euro.
 
Adapun neraca perdagangan Indonesia pada November 2015 mencatat defisit sebesar 0,35 miliar dolar AS. Defisit neraca perdagangan Indonesia di November 2015 tersebut terutama didorong oleh penurunan neraca perdagangan nonmigas," katanya.
 
Angka pengangguran, menurut dia, meningkat menjadi 6,2 persen, dari 5,9 persen pada bulan Agustus 2014. Data ini berdasarkan hasil survey Bank dunia Dalam Laporan bank dunia yang bertitel reformasi di tengah ketidakpastian.
 
Prestasi lainnya, utang luar negeri pemerintah meningkat dari US$ 129,736 miliar pada 2014 menjadi US$ 134,207 miliar pada Desember 2015 atau meningkat US$ 4,471 miliar atau sekitar Rp 62,594 triliun. Peningkatan utang ini dilaporkan Bank Indonesia. Selanjutnya, surat utang negara bertambah sebesar Rp 167,745 triliun dari Oktober 2014-Oktober  2015. Posisi Surat Utang Negara Rp 1,275 trilun.
 
Kementerian Keuangan melaporkan posisi utang pemerintah baik dari dalam maupun dari luar negeri sampai dengan 31 Oktober 2015 senilai Rp. 3.021 triliun meningkat dari Rp 2.608 trilun. Pemerintah telah menambah utang senilai Rp. 412,52 triliun sepanjang tahun 2015.Terbesar tambahan dari penerbitan securitas yakni dari Rp. 1.931 triliun menjadi Rp. 2.291 trilun atau senilai Rp. 360,57 triliun.
 
Data Bank Dunia menyebutkan utang pemerintah berdenominasi valuta asing mengalami peningkatan sebesar 80 persen. Disebutkan tanggal 2 Desember, pemerintah telah menerima 510,4 triliun rupiah dari penerbitan sekuritas dan 3,89 miliar dolar AS (sekitar 53 triliun rupiah) dari pinjaman resmi luar negeri.
 
Sepanjang tahun 2015 hingga kwartal 3 Indonesia mengalami deficit transaksi berjalan senilai  US$ -12,438 miliar. Deficit tersebut terutama bersumber dari deficit pendapatan primer yang mencapai US$ -21,316 miliar dikarenakan aliran keuntungan investasi asing yang besar dan cicilan utang serta bunga yang tinggi.
 
Cadangan devisa terus merosot karena digunakan untuk melakukan intervensi pasar dalam menjaga stabilitas Rupiah. Meskipu itu tidak tercapai cadangan devisa telah jauh berkurang.

"Dalam satu tahun terakhir cadangan devisa berkurang dari US$ 111,861 miliar, menjadi US$ 101,719 miliar, atau berkurang senilai US$ 10,142 atau sekitar Rp. 140 triliun," tukas Salamuddin.[dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya