Berita

2016 Tahun Keresahan, Rakyat Harus Bersatu Dan Bangkit Bersama

RABU, 30 DESEMBER 2015 | 02:54 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Tahun 2016 yang sudah di depan mata tidak memberikan harapan perbaikan bagi kehidupan rakyat Indonesia. Malah tahun 2016 bisa menjadi tahun keresahan karena luka yang timbul sepanjang tahun 2015. Karena itu rakyat harus bersatu menghadapi tahun keresahan 2016 dengan kekuatan dan ketabahan.

Demikian seruan bersama menghadapi awal tahun 2016 yang disampaikan Aliansi Masyarakat Resah (Ibrahim Latini), Muslimin Indonesia Muda (Amrizal Siagian), The Indonesian Reform Institute (Syahrul Efendi Dasopang) dan LBHP (Ayat Hadiyat) dalam keterangan tertulis yang diterima sesaat lalu (Rabu, 30/12).

"Sekarang akibat tidak adanya usaha yang berarti dari pemerintah untuk menolong rakyat untuk bangkit, telah terbentang di hadapan masyarakat tahun keresahan 2016. Pendeknya, masyarakat ditimpa bertubi-tubi, dari tahun ketidakpastian kepada tahun keresahan," tulis mereka.


Disebutkan, keresahan ini menerpa masyarakat akibat situasi ekonomi dan politik yang semakin kejam dan ganas. Saat gelombang liberalisasi ekonomi makin menderu, elit-elit malah bertarung memperebutkan sumber-sumber ekonomi dan kekuasaan semakin ganas dan kasar. Institusi negara yang sepatutnya dimaksudkan untuk menolong rakyat keluar dari penderitaan dimanfaatkan oleh sesama elit untuk menghantam sesama mereka dalam bersaing memperebutkan kekuasaan. Ini merupakan penyelewengan atas negara yang tidak termaafkan.

"Akibatnya, yang paling menderita adalah mayoritas rakyat yang menggantungkan hidupnya dari upah dan bisnis kecil-kecilan. Sementara elit-elit yang memperdagangkan modal yang besar dan kekuasaan politik, semakin hari semakin kaya dan semakin berkuasa. Elit-elit itu telah menjelma menjadi predator yang ganas mengisap setiap tetes keringat rakyat yang bekerja mati-matian sekedar menghidupi diri dan keluarganya," tegas mereka.

Wajarlah jika akhirnya kondisi kesenjangan ekonomi antar penduduk semakin ke belakang semakin lebar dan keresahan sosial semakin hari semakin menggumpal. Di saat yang lain banyak fasilitas-fasilitas ekslusif dan mewah dibangun di berbagai titik, pada saat yang bersamaan pemukiman-pemukiman rakyat miskin digusur dan diusir secara paksa agar menjauh dari pusat-pusat pemukiman.

Sementara saat segelintir penduduk bermandikan dollar, mayoritas lainnya hidup dari cekikan utang untuk mendapatkan rupiah demi menopang hidup dari hari ke hari. "Ini baru satu panorama dari seribu panorama menyedihkan dari makin rusak dan tersesatnya kehidupan bernegara oleh ulah elit-elit yang korup dan egois," kata mereka menyesalkan.

Situasi yang liberal dan serba ganas tak berperikemanusiaan ini tak akan bisa dihentikan oleh suatu seruan yang diarahkan untuk menyadarkan elit-elit yang rakus tersebut, kecuali oleh suatu tindakan bangkit yang muncul dari rakyat sendiri yang menjadi korban ulah-ulah menyeleweng para elit politik dan ekonomi yang korup tersebut.

Menurut mereka, rakyat sendiri yang harus bertindak dan memutuskan solusinya sesuai kepentingan dan harapan mereka. Untuk hal itulah, rakyat semua yang mengalami keresahan dan ketidakpastian selama ini kami serukan segera bersatu, tanpa ragu-ragu mengambil tindakan yang berguna bagi mereka dan melawan ketergantungan terhadap elit-elit keji tersebut.

Mereka menilai sudah bertahun-tahun lamanya elit-elit keji tersebut menawan dan menggadaikan jiwa-jiwa rakyat demi kesenangan egoistik mereka. Makanya, di awal tahun 2016 ini, adalah waktunya memecahkan mata rantai ketergantungan, penggadaian dan penawanan yang dilakukan oleh elit-elit korup tersebut terhadap nasib rakyat.

"Kami menyerukan lewat awal tahun 2016 yang dibayang-bayangi oleh awan keresahan ini, mari kita semua bersatu, melawan dan menggunakan kekuatan maksimal yang dimiliki untuk merdeka dari kemiskinan dan kesenjangan yang ditimbulkan oleh elit-elit yang rakus tersebut dan berkuasa atas nasib dan jalan hidup kita di kemudian hari dengan hidayah dan taufik dari Allah Yang Maha Kuasa. Lawan dan hancurkan elit-elit yang telah menimbulkan kesenjangan dan kemiskinan pada kehidupan kita semua," demikian seruan bersama yang disampaikan Aliansi Masyarakat Resah, Muslimin Indonesia Muda, The Indonesian Reformt Institute dan LBHP. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya