Berita

foto:net

On The Spot

Bus Kopaja Pengumpan Transjakarta Belum Operasi

Satu Hari Setelah Diresmikan
SENIN, 28 DESEMBER 2015 | 08:24 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Bus Kopaja yang telah dijadikan angkutan umum pengumpan (feeder) Bus Transjakarta, belum mulai beroperasi. Bus berwarna biru muda dan putih itu, belum terlihat berkeliaran di Jakarta.

Rakyat Merdeka mencoba mencari bus tersebut di Terminal Ragunan, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Rabu siang hingga sore (22/12). Selain angkot ber­warna merah, yang terlihat ada di terminal hanya Bus Kopaja model lama dan Bus Kopaja AC S 602, jurusan Ragunan-Monas. Sedangkan jurusan ar­mada Kopaja feeder Transjakarta itu adalah Ragunan Sisi Barat-Monas, dan Ragunan Sisi Barat-Dukuh Atas.

Petugas loket pembelian e-money Shelter Ragunan mengakutidak mengetahui, kapan armada baru tersebut mulai beroperasi. Dia hanya menden­gar tentang adanya armada baru itu dari atasannya.

"Soal kapan mulai operasinya, saya tidak tahu. Dengar-dengar sih sebentar lagi. Kabarnya, rute bus itu nanti dari Terminal Ragunan, lalu muter ke sisi barat," ujar wanita yang enggan menyebutkan namanya ini.

Ketika Rakyat Merdeka mengecek ke Ragunan Sisi Barat pun,tidak ada armada baru Kopaja itu. Kendaraan umum yang berkeliaran di sisi barat hanya Kopaja S 612 jurusan Ragunan- Terminal Kampung Melayu, dan Kopaja AC S 13 jurusan Ragunan-Grogol.

Beberapa warga yang ditanya pun mengaku sama sekali belum melihat feeder Transjakarta yang baru itu di wilayah tersebut. "Saya malah baru tahu Kopaja punya armada baru yang bergabung dengan Transjakarta. Kalau lihat Kopaja AC yang abu-abu sering," ucap Rahmat, tukang ojekyang mangkal di wilayah itu.

Padahal, 320 buah armada tersebut sudah resmi diluncurkan pada Selasa (21/12) di Parkir Timur Senayan, Jakarta. Bagian badan bus tersebut tidak lagi bercat hijau-putih atau hijau- abu-abu, tetapi biru-putih yang merupakan warna khas Bus Transjakarta. Tulisan Kopaja yangbiasanya ada di badan bus, juga sudah hilang, berganti menjadi tulisan  "Transjakarta" dengan paduanwarna biru muda dan tua.

Dari akses masuknya, pintu dibagi dalam dua jenis. Pertama, pintu geser otomatis yang ada di sisi kanan bus, yang memang didesain untuk mengangkut pen­umpang dari Halte Transjakarta. Pintu ini dilengkapi sensor yang mencegah pintu tertutup jika ada penghalang.

Pintu bus ini juga menerapkan alat sensor yang akan membuat pintu tidak akan bisa terbuka saat bus berjalan.

Lalu, pintu yang berada di sisi kiri badan bus. Di sisi ini juga ada dua pintu, yakni di bagian depan dan belakang. Ini merupakan pintu asli dari struktur bus ini. Entah apakah pintu ini akan ber­guna, karena tidak terpakai jika Kopaja itu mengambil penump­ang di halte Transjakarta yang memerlukan pintu penumpang di kanan badan bus.

Di bagian dalam, terpasang be­berapa handle berbentuk segitiga yang dapat digunakan penumpanguntuk berpegangan pada langit-langit bus. Namun, berbe­da dengan armada Transjakarta atau Kopaja biasanya, kursi busyang berwarna hijau itu disusun dengandua cara, yaitu menghadap ke depan, dan ke samping.

Jadi, dua baris tempat duduk menghadap ke depan, lalu satu baris menghadap ke sisi kiri bus, ditambah satu jejeran baris kursi di bagian bus paling belakang. Desain ini membuat ruang bagi penumpang yang berdiri, men­jadi agak lebar. Hal lain yang membedakan armada Kopaja terbaru ini adalah fitur bus yang dilengkapi global positioning system (GPS).

Ramadhani, warga Kebagusan berharap, armada Kopaja yang baru itu dapat segera beroperasi. Pasalnya, angkutan umum di Jakarta sudah banyak yang tidak layak jalan, namun tetap dipaksakan. "Bukan hanya ang­kot, bus kota bahkan busway juga sudah banyak yang jelek. Banyak armada Transjakarta body-nya sudah lapuk, karat dimana-mana. Padahal itu icon Jakarta. Makanya, akan jauh lebih baik kalau ada angkutan umum yang baru," ujarnya.

Wanita yang berkantor di Tanah Abang ini mengatakan, jika memang ingin membuat masyarakat mengurangi peng­gunaan kendaraan pribadi dan beralih ke angkutan umum, seharusnya pemerintah mem­berikan perhatian serius terhadap kelayakannya. Jangan biarkan armada tua tidak diremajakan dalam waktu lama.

"Dulu naik Transjakarta itu enak. Sudah tarifnya murah, ber-AC lagi. Sekarang AC-nya kadang ada yang sudah tidak terasa. Jadi pas lagi banyak pen­umpang, kepanasan," ucap wan­ita yang sering naik Transjakarta ke Dukuh Atas ini.

Perempuan berpanggilan Dhani ini, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan armada Kopaja yang terintegrasi ini, nantinya mendapat perawatan yang me­madai. Sehingga, warga yang sering menggunakan angkutan umum seperti dirinya, tidak per­lu beralih ke kendaraan pribadi.

"Jangan sampai tunggu tua baru ganti armadanya. Biar masyarakat selalu nyaman me­naikinya. Lalu yang terpenting, harganya yang katanya Rp 3.500 itu pertahankan. Biar masyarakat semakin suka naik angkutan umum," tandasnya.

Senada dengan Dhani, Patrioni, warga Depok juga berharap armada tersebut dapat segera beroperasi. Pasalnya, pengguna commuterline ini merasa membutuhkan angkutan umum yang lebih layak, untuk digunakan menuju atau setelah dari stasiun.

"Saya kalau pulang kerja biasa turun di stasiun Pasar Minggu. Untuk ke rumah saya hanya bisa naik angkot 129 jurusan Pasar Minggu-PAL. Masalahnya, ang­kotnya sedikit," tuturnya.

Wanita yang bekerja di Mangga Besar, Jakarta Pusat ini meminta, agar Pemprov DKI menyediakan armada bus berukuran sedang ke lebih banyak rute. Sebab, langganan moda transportasi publik seperti dirinya, sangat membutuhkan alat transportasi alternatif. Terutama ketika alat transportasi yang biasa diguna­kannya bermasalah.

"Contoh Senin kemarin, saya ada keperluan ke Blok M. Tapi, Metromini aksi mogok. Lalu, jalur yang dilewati Transjakarta agak jauh dari sini. Terpaksa saya nyambung-nyambung un­tuk naik Transjakarta. Kalau ada Kopaja yang baru ini kan enak," tuturnya.
 
Latar Belakang
Sopir Kopaja Terintegrasi Transjakarta Dijanjikan Gaji Rp 6,2 Juta Per Bulan

Bagi para sopir Bus Kopaja terintegrasi Bus Transjakarta, gaji bulanan dan setoran sama saja. Menurut mereka, gaji bu­lanan Rp 6,2 juta yang dijanjikan kepada para sopir tersebut, tidak jauh berbeda nilainya dengan rata-rata uang yang diperoleh sopir dari sistem setoran.

Seorang sopir Kopaja ter­integrasi Transjakarta, Bontor Situmeang (31), mengaku dapat mengantongi penghasilan bersih maksimal Rp 400.000 per hari dengan sistem setoran. Uang Rp 400.000 tersebut berasal dari penghasilan kotor Rp 1,8 juta yang dikurangi biaya ba­han bakar Rp 400.000 hingga Rp 500.000, dan setoran untuk pemilik bus Rp 450.000 hingga Rp 600.000.

"Lalu, pembagian hasil dengankondektur masing-masing dapat Rp 400.000. Jadi, sebenarnya sama saja," kata Bontor.

Meskipun demikian, Bontor mengaku tetap mendapatkan ke­untungan dengan menjadi sopir Kopaja berstandar Transjakarta. Paling tidak, jam kerjanya men­jadi lebih pasti, yakni delapan jam sehari. Bontor pun menda­patkan penghasilan tetap setiap bulannya.

"Dengan sistem setoran, saya biasanya bekerja jam 5 pagi, sampai jam 10 malam. Itu kalau kuat. Kalau nggak kuat, ya ter­paksa pakai sopir tembak. Jadi, biar pun gaji masih sama, tetapi kalau setoran harus lebih kerja keras," ujar ayah dua anak ini.

Pernyataan senada disampaikan sopir lainnya, yakni Yose Irawan (40). Menurut dia, sistem gaji bulanan membuatnya tidak perlu lagi memusingkan uang yang harus dibawa pulang setiaphari.

"Kalau cara setoran kan jika lagi ramai memang bisa banyak, tetapi kalau sepi ya cuma dapat sedikit," ujar pria yang mengaku sudah menjadi sopir Kopaja sejak tahun 90-an ini.

Irawan mengaku lebih menyu­kai sistem gaji bulanan ini. Dia menilai, pemberian gaji bulanan serta kepastian durasi kerja akan membuatnya lebih rileks, dan bisa meluangkan waktu lebih banyak dengan keluarga. "Saya sudah tua ya," ujar pria yang mengaku pernah menjadi sopir truk ini.

Adapun layanan bus Kopaja terintegrasi Transjakarta, meru­pakan hasil kerja sama antara Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja) dan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta). Hingga kini, ada 320 unit Kopaja yang yang rencananya difungsikan untuk melayani rute di luar koridor Transjakarta tersebut. Peluncuran armada baru ini, dilakukan Selasa lalu di Parkir Timur Senayan, Jakarta.

Bagian badan bus tersebut tidak lagi bercat hijau-putih atau hijau-abu-abu, tetapi jadi biru-putih yang merupakan warna khas Bus Transjakarta. Tulisan Kopaja yang biasanya ada di badan bus juga sudah hilang, dan berganti menjadi tulisan "Transjakarta" dengan paduan warna biru muda dan tua.

Nantinya, Kopaja selaku operator akan menerima pembayaran per kilometer dari PT Transportasi Jakarta, sehingga tidak lagi mengejar setoran dari para sopirnya. Adapun tarif yang akan dibayarkan kepada Kopaja sebesar Rp 10.350 per kilometer. Tarif untuk konsumen yang ingin menaiki Kopaja baru ini,sama seperti tarif layanan Transjakarta, yakni Rp 3.500.

Ada enam rute yang akan siap dioperasikan, yakni Monas-Pantai Indah Kapuk (30 bus), Ragunan-Monas (50 bus), Ragunan-Dukuh Atas (50 bus), Lebak Bulus-Senen via Stasiun Cikini (80 bus), Blok M-Manggarai via Stasiun Manggarai (40 bus), dan rute lainnya yang masih dirunding­kan (70 bus).

Selain rute-rute tersebut, masih ada sejumlah rute lain yang kemungkinan akan dilayani Kopaja terintegrasi Transjakarta ini. Namun, pihak Transjakarta belum bisa menyebutkan loka­si pemberangkatan awal atau akhirnya.  ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Aksi Massa Desak Polisi Tetapkan Said Didu Tersangka

Kamis, 03 Oktober 2024 | 20:43

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jelang Lengser, Jokowi Minta Anak Buah Kendalikan Deflasi Lima Bulan Beruntun

Senin, 07 Oktober 2024 | 10:00

Kekerasan Terhadap Etnis Uighur Ubah Hubungan Diplomatik di Asteng dan Astim

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:57

Zulhas Janji akan Kaji Penyebab Anjloknya Harga Komoditas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:49

2 Wanita ODGJ Hamil, Kepala Panti Sosial Dituding Teledor

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:46

Hubungan Megawati-Prabowo Baik-baik Saja, Pertemuan Masih Konsolidasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:36

Pasar Asia Menguat di Senin Pagi, Nikkei Dibuka Naik 2 Persen

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:30

Riza Patria Minta Relawan Pakai Medsos Sosialisasikan Program

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:29

Penampilan 3 Cawagub Dahsyat dalam Debat Pilkada Jakarta

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:26

Aramco Naikkan Harga Minyak Mentah Arab Light untuk Pembeli di Asia

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:17

PDIP Ingatkan Rakyat Tak Pilih Pemimpin Jalan Pintas

Senin, 07 Oktober 2024 | 09:16

Selengkapnya