Berita

Tjahjo Kumolo:net

Wawancara

WAWANCARA

Tjahjo Kumolo: Akan Ada Evaluasi Dan Teguran Keras Bagi Aparat Kaltara Yang Lalai

RABU, 23 DESEMBER 2015 | 09:39 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Rusuh massa terjadi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Sembari menen­teng senjata tajam ratusan orang pendukung pasangan salah satu cagub berunjuk rasa di depan kantor Guber­nur Kaltara. Mereka meno­lak rekapitulasi penghitun­gan suara Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) setempat. Bentrok pecah. Aula kantor Gubernur diba­kar. Dua mobil dinas pemda pun ikut dibakar.

Mendagri Tjahjo Kumolo menunding rusuh massa itu terjadi lantaran kelalaian aparat pemda setempat. Berikut wawan­cara Rakyat Merdeka dengan Tjahjo, kemarin.

Kaltara membara, bisa diceritakan kronologisnya?
Massa melakukan aksi dan mulai melakukan pembakaran ban mobil dan melemparnya ke gedung pemda.

Massa melakukan aksi dan mulai melakukan pembakaran ban mobil dan melemparnya ke gedung pemda.

Tapi sayangnya, tidak ada kesigapan aparat dan satpol PP mencegahnya.

Sebenarnya apa yang men­jadi penyebab utama terjadin­ya kerusuhan itu?
Pertama, karena ketidaksia­pan dan ketidaksigapan dari aparat terpadu. Padahal kan dari hasil pemetaan yang telah dilakukan sebelumnya, tahap penghitungan ini sangat rawan konflik. Kedua, pejabat guber­nur serta Forkompinda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah) kurang peka terhadap situasi keamanan.

Seharusnya bagaimana?
Elemen-elemen ini seharus­nya peka dengan situasi. Terus berkordinasi dan saling meng­ingatkan, dan mendorong aparat keamanan, termasuk polisi pa­mong praja dikerahkan untuk pengamanan gedung pemda. KPU juga terus stand by sehingga tiap saat bisa memonitor dan mendeteksi.

Tapi aparat masih kecolon­gan, ini bagaimana?
Makanya, sebenarnya untuk mendeteksi pergerakan massa dan antisipasinya itu nggak sulit, apalagi wilayah Bulungan ini sangat kecil. Seharusnya gubernur terus aktif memonitor situasi. Aneh kalau nggak bisa dideteksi sebelumnya.

Tapi kenapa hal itu bisa tetap terjadi. Apa tidak ada pengarahan dari pusat terkait langkah antisipatif?

Sesuai rakor pengarahan, edaran dan radiogram, sejak persiapan awal pilkada serentak, sebagai Mendagri saya sudah memberikan petunjuk secara terbuka.

Apa saja itu?

Saya menyampaikan, kepala daerah harus waspada dan cer­mat serta terus melakukan kordi­nasi dengan (forkompinda), tim sukses pasangan calon, tokoh masyarakat, adat, KPU, Bawaslu dan elemen masyarakat. Presiden pun sudah menyampaikan de­mikian.

Untuk apa?
Sebagai deteksi dini, untuk mencegah konflik kerusuhan sebelum, saat, dan usai pelaksa­naan pilkada, agar berjalan aman dan lancar, dan Polri pun telah menetapkan siaga I.

Lalu saat ini apa langkah yang sudah diambil Kementerian Anda?

Saya sudah mengirim tim kecil dari Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Ditjen Polpum), serta tim dari Ditjen Otonomi Daerah untuk investigasi di Kaltara. Laporannya nanti akan disam­paikan ke saya.

Situasi sekarang bagaimana?

Sekarang kondisi di sana sudah terkendali karena aparat gabungan TNI dan Polri sudah diterjunkan.

Atas kejadian itu apakahada sanksi bagi pejabat Kaltara?

Akan ada evaluasi dan teguran keras. Saya juga sudah perintah­kan Dirjen PolPum untuk kor­dinasi dengan Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kepolisian untuk evaluasi dan mencermati di daerah lain, karena tahapan penetapan pemenang dan kepu­tusan hasil sengketa perlu dicer­mati dengan seksama.

Setelah evaluasi dan teguran keras, kira-kira sanksi seperti apa yang akan diberikan ke­pada pejabat setempat?

Belum diputuskan sekarang. Saya masih menunggu hasil evaluasi dan investigasi dari tim yang sudah berangkat ke Kaltara.

Apakah tahapan pilkada akan dilanjutkan sesuai den­gan keputusan KPUD setem­pat?
Tahapan terus dilakukan. Jika ada pasangan yang tidak puas, sudah ada mekanisme­nya. Silakan ajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya