Berita

Bisnis

Krisis Asap, Beras Dan Kegaduhan Masih Membayangi 2016

SABTU, 19 DESEMBER 2015 | 15:12 WIB | LAPORAN:

Tiga masalah besar berpotensi muncul kembali pada 2016 mendatang. Yaitu, bencana asap, kelangkaan beras dan kegaduhan politik.

Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Berly Martawardaya, mengungkapkan, hasil studi lembaga internasional menyebut pemerintah Indonesia telah merugi Rp 200 triliun karena bencana asap.

"Rp 200 triliun itu belum bicara mengenai kesehatan dan korban jiwa. Kita berharap tahun 2016 jangan terulang lagi," ujar Berly dalam diskusi bertema "Menjaga Ingatan: Ekonomi dan Politik 2015" di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/12).


Menyangkut beras, Berly menjelaskan bahwa hasil studi yang dilakukan Indef menyimpulkan kebijakan pemerintah salah dalam pengelolaan beras. Harga beras menjadi faktor utama meningkatnya angka kemiskinan

"Tahun ini jumlah kemiskinan naik jadi 852 ribu orang, sebagian besar karena beras. Hampir 30 persen dari pembelian masyarakat miskin. Kalau beras tidak tercapai, terlalu mahal, ya ini menambah orang miskin di Indonesia," jelasnya.

Ia menyindir cita-cita pemerintah menciptakan swasembada beras hanya dalam satu tahun adalah satu hal yang tidak mungkin terwujud. Hasil kebijakan mendorong swasembada beras belum terlihat dengan baik karena masih ada perbaikan-perbaikan irigasi, terlambatnya bibit dan distribusi dana.

"Jadi waktu satu tahun itu tidak cukup untuk kebijakan swasembada beras. Kita punya target, tapi kita juga harus punya tahapan. Jangan dipaksakan, yang rugi masyarakat juga," ujarnya.

Selanjutnya, Berly menjelaskan bahwa perlambatan ekonomi dikarenakan ketidaksinkronan di antara para menteri dalam menentukan kebijakan ekonomi.

"Para menteri harusnya membantu presiden, jangan membuat gaduh. Nah, ini yang harus dijaga agar tahun depan tidak terulang lagi," pinta Berly. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya