Berita

Politik

Kian Terang Hubungan Grup Kalla Dan Jaminan Kepada Freeport

MINGGU, 13 DESEMBER 2015 | 13:44 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Kepentingan bisnis penguasa di balik kisruh Freeport dan heboh kasus "Papa Minta Saham" sebagai "bunga-bunganya", perlahan mulai terkuak.

Belakangan semakin sering terungkap bahwa sumber kepentingan bisnis dengan Freeport datang dari lingkungan Istana sendiri, yang disimbolkan dengan grup bisnis Kalla (Wapres Jusuf Kalla alias JK). Wajar bila dengan mudahnya arus informasi digerakkan untuk menutupi sumber masalah.

Kalangan pemerhati isu Freeport menilai, secara sederhana kepentingan grup Kalla tercermin lewat kebijakan-kebijakan Menteri ESDM, Sudirman Said (SS). Yang paling mencolok ketika ia merespons surat Freeport pada 7 Oktober 2015, yang berisi janji untuk langsung memperpanjang kontrak Freeport begitu Undang-Undang Mineral dan Batubara selesai direvisi.


JK yang membuat SS begitu berani memberi jaminan pada Freeport bahwa peraturan UU dan peraturan pemerintah akan dengan mudah disesuaikan dengan kemauan raksasa tambang asal Negeri Paman Sam itu.

Karena itu, tak heran melihat SS berkali-kali berani melangkahi kordinatornya di kabinet, Rizal Ramli (Menko Maritim dan Sumber Daya). Tapi harus diingat bahwa Rizal-lah yang pertama kali menggugat surat SS ke Jim Bob, bos Freeport di AS.

Pernyataan JK pada 9 Desember lalu, yang memastikan perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia, secara tak langsung kian menegaskan agenda lain di balik dalih investasi besar yang telah diberikan Freeport kepada pemerintah Indonesia

Fakta dan rekaman sejarah yang menguatkan keterkaitan kepentingan bisnis Kalla dengan Freeport semakin bertambah.   

September tahun lalu, Kalla Group diberitakan telah memiliki kesepakatan dengan PT Indosmelt dalam proyek pembangunan pabrik pemurnian (smelter) tembaga batangan pasokan Freeport Indonesia, senilai US$ 1 miliar di Maros, Sulawesi Selatan.

Saat itu, Freeport merasa yakin, kontraknya akan diperpanjang sampai 2041 dan dengan demikian operasional seluruh tambang bawah tanah akan terkoneksi dengan smelter-smelter baru (selain yang dibangun sendiri di Gresik), termasuk milik Indosmelt, untuk menampung konsentrat dari Papua. Kabarnya, sekitar 30 persen saham Indosmelt siap dilepas ke Kalla Group.

Keterlibatan Kalla Group itu dalam proyek smelter juga tersambung dengan kebutuhan pasokan listrik sekitar 100 megawatt (MW). Bisnis penyediaan listrik ini juga termasuk spesialisasi Kalla Group.

Pihak Indosmelt juga diberitakan telah berkomunikasi dengan Bosowa Group, perusahaan adik ipar JK, untuk turut serta dalam kepemilikan sahamnya. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya