Berita

fotot:net

Bisnis

Emangnya Pertamina Nggak Malu Disubsidi Rakyat Kecil

Netizen Jengkel Harga Bensin Tak Turun-turun
JUMAT, 11 DESEMBER 2015 | 08:59 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Publik di dunia maya heran bukan kepalang dengan kebijakan energi pemerintah. Pasalnya, mesti harga minyak dunia ten­gah anjlok, pemerintah tetap ogah menurunkan harga BBM jenis premium.
 
 Sejak dua bulan terakhir harga minyak dunia terus turun. Saat ini, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) dibanderol seki­tar 37 dolar AS per barel. Ini adalah harga terendah sejak 2009.

Terus turunnya harga minyak dunia dipengaruhi mentoknya per­temuan organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) pekan lalu. Para peserta OPEC tidak mau menurunkan produksi meski cadangan minyak dunia sedang melimpah.


Anjloknya harga minyak dunia ini harusnya diikuti dengan penurunan harga BBM jenis premium di dalam negeri. Tapi, sampai saat ini belum ada tanda-tanda pemerintah dan Pertamina akan menurunkan harga bensin yang paling banyak dipakai masyarakat itu.

Sampai hari ini, harga premium masih dibanderol Rp 7.300 per liter. Harga ini berlaku untuk di daerah di luar Jawa dan Bali, sedangkan di Jawa dan Bali harganya lebih mahal cepek. Harga ini ditetapkan sejak 28 Maret lalu saat harga minyak dunia masih 60 dolar AS per barel.

Dalam rentang Maret sampai Desember 2015, harga pertamax sudah beberapa kali mengalami pe­rubahan. Sempat menyentuh angka Rp 9.400 per liter, kini sudah turun menjadi Rp 8.650. Tapi harga pre­mium tidak juga diturunkan.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang be­ralasan, yang menentukan harga pre­mium adalah pemerintah. Pertamina hanya ditugaskan untuk menye­diakan dan mendistribusikan bensin dengan RON 85 itu.

"Itu semua (harga premium) yang menentukan pemerintah. Lagi pula, kan selama ini yang mengumumkan (naik turunnya premium) adalah pemerintah, bukan kami," ucapnya saat dikontak Rakyat Merdeka, ke­marin malam.

Bambang juga beralasan, harga minyak dunia saat ini masih fluktuatif, setiap hari bisa berubah. Sedangkan yang dijadikan dasar Pertamina adalah harga rata-rata minyak dunia selama satu bulan.

"Dalam penentuan harga BBM kami memakai perhitungan rata-rata harga indeks pasar (HIP) den­gan acuan MOPS (Mean of Plats Singapore) satu bulan, bukan har­ian," tandasnya.

Penjelasan ini tidak bisa diterima publik dunia maya. Para netizen jengkel. Mereka ingin pemerintah dan Pertamina segera menurunkan harga BBM jenis premium.

"Harga minyak dunia sudah lama turun di bawah 50 dolar AS per barel, eh harga jual BBM ke masyarakat malah nggak turun-turun. Nggak jelas nih pemerintah," cetus akun @ suryaabadijaya2 di Twitter.

Pemilik akun @dausyk juga ter­lihat kesal. Dia menyebut, keeng­ganan pemerintah dan Pertamina menurunkan harga BBM telah merugikan perekonomian masyarakat. Tapi pemerintah dan Pertamina terus saja beralasan.

"Sekali salah alasan akan terus mencari-cari alasan. Dulu BBM naik karena harga minyak dunia naik, sekarang harga dunia sudah turun, hagra BBM nggak mau turun," cuitnya.

Pemilik akun@imronzt melihat pemerintah memang tidak punya niat menurunkan harga BBM. Dia menuding pemerintah justru sedang mengalihkan perhatian publik atas turunnya harga minyak dunia, salah satunya dengan kasus papa minta saham Freeport.

"Isu PTFI (PT Freeport Indonesia) mengalihkan isu dari turunnya harga minyak dunia, tarif dasar listrik (TDL), dan meningkatnya dolar AS terhadap rupiah. Pintar sekali ske­nario yang dibuat," tudingnya.

Belum turunnya harga BBM juga jadi obrolan seru di Kaskus. Di salah satu forum diskusi ada sebanyak 7.723 kaskuser yang sahut-sahutan mengomentari keengganan pemerin­tah menurunkan harga BBM.

Akun Burga contohnya, mener­tawai kebijakan pemerintah yang dinilainya tidak punya komitmen. "Kalau naik buru-buru naikin harga. Kalau turun, (pemerintah) tutup mata tutup telinga," ucapnya.

Kaskuser adhyzone berharap anjloknya harga minyak dunia bertahan hingga beberapa bulan kemudian. Dengan begitu, tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk tidak menurunkan harga BBM.

"Serius nih (harga minyak dunia) 37 dolar AS per barel? Kalau stabil selama sebulan bisa turun nih BBM. Kalau nggak turun, ya kita-kita subsidi lah ke pegawai Pertamina-nya. Kapan lagi coba bisa sedekah," sindirnya.

Tapi, ada juga kaskuser yang menilai penurunan harga BBM jenis premium dan solar tidak perlu dilakukan. Akun Anemonic misal­nya, berpendapat bahwa lebih baik harga BBM jenis premium dan solar stabil. Sehingga saat ada kenaikan minyak dunia harga BBM tidak perlu naik lagi.

"Nggak usah diturunin lagi. Biar nggak bergejolak nantinya," katanya. ***

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya