Berita

franky sibarani/net

Bisnis

Dua Perusahaan Realisasikan Investasi Smelter Senilai Rp 6,4 T di Bantaeng

SENIN, 07 DESEMBER 2015 | 17:13 WIB | LAPORAN:

Dua perusahaan dengan total rencana investasi smelter Rp 6,4 triliun sedang dalam proses konstruksi di Kabupaten Bantaeng. Perusahaan tersebut adalah PT. Titan Mineral Utama (TMU) dengan rencana investasi  Rp 4,7 triliun dan PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNAI) senilai US$ 130 juta atau sekitar Rp 1,7 triliun (dengan kurs Rp 13.500). Realisasi industri smelter tersebut positif dan menunjukkan geliat investasi terutama di sektor hilirisasi pertambangan di Sulawesi Selatan.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Franky Sibarani menyampaikan bahwa realisasi investasi yang dilakukan sejalan dengan amanat Undang Undang Nomor 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang mewajibkan adanya peningkatan sumber daya mineral dengan melakukan pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri.

"Proyek-proyek pembangunan industri pengolahan dan pemurnian bahan mineral atau smelter dapat berkontribusi positif bagi pembangunan ekonomi di Indonesia,” ujarnya dalam konferensi pers kepada pers di lokasi Pabrik Huadi Nickel-Alloy Indonesia, di Bantaeng, Sulawesi Selatan, Senin (7/12).


Menurut Franky, pembangunan industri smelter memerlukan dukungan dan kerjasama dari semua stakeholders baik pemerintah, swasta dan BUMN sehingga industri smelter yang berbasiskan sumber daya alam ini dapat memberikan efek berantai (multiplier effect) kepada semua pihak.

"Pada tahun 2016, kedua smelter di Bantaeng ini diharapkan sudah dapat berproduksi komersial dan hal ini lebih menyakinkan lagi atas feasibility investasi pengolahan logam nikel di Indonesia sehingga kapasitas investasi nilai tambah mineral nikel di Sulawesi akan menjadi salah satu yang terbesar di dunia di antara negara-negara penghasil dan pengolah nikel di dunia”, jelasnya.

Franky menambahkan rencana investasi TMU sebesar Rp 4,7 triliun tersebut dilakukan dengan rencana penyerapan tenaga kerja sebesar 1.000 orang. Sementara HNAI mempunyai rencana investasi sebesar Rp 1,7 triliun dan rencana penyerapan tenaga kerja sebesar 900 orang.

Saat ini TMU sedang melakukan pembangunan tahap pertama konstruksi dengan kapasitas produksi Ferronickel sebesar 12.000 ton/tahun yang akan mulai produksi komersial pada bulan Februari 2016. Dalam pembangunan pabrik smelternya, TMU berencana memasang 20 tungku blast furnace, dimana pada saat ini sudah melakukan instalasi 4 tungku.

Sedangkan, HNAI sedang melaksanakan konstruksi tahap pertama dengan kapasitas 100.000 ton Ferronickel per tahun dengan menggunakan 2 tungku Rotary Kiln Electric Furnace yang ramah lingkungan. Perusahaan optimis bahwa proses konstruksi pabrik smelter nikel dapat diselesaikan pada bulan Desember 2015. Pada Januari 2016, HNAI akan melakukan trial produksi dan diharapkan pada bulan Februari 2016 dapat memulai produksi serta melakukan ekspor perdana.

"Realisasi investasi smelter nikel dan Kawasan Industri Bantaeng membuktikan komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Bantaeng dalam mendorong pencapaian nilai tambah mineral nikel di Indonesia,” imbuhnya.

Sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Bantaeng, kedua perusahaan sebagai industri smelter nikel juga telah melakukan peningkatan kemampuan tenaga kerja lokal dengan memberikan pelatihan-pelatihan teknis. HNAI telah melakukan training 20 orang calon pekerja lokal ke Tiongkok yang akan menjadi operator dari mesin-mesin smelter nikel dan nantinya perusahaan juga akan mempekerjakan 80 persen tenaga kerja lokal di Kabupaten Bantaeng. TMU juga telah mengirimkan 40 orang pekerja lokal dari Kabupaten Bantaeng ke Badan Latihan Kerja Industri (BLKI) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan untuk mendapatkan training sebagai operator smelter nikel.

Berdasarkan data BKPM pada triwulan III Tahun 2015, realisasi investasi mencapai Rp 140,3 triliun, naik 17 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 119,9 triliun. Sementara industri smelter berdasarkan data realisasi investasi Januari-September 2015 di Indonesia mencapai angka Rp 12,1 triliun dari 170 proyek. Khusus di provinsi Sulawesi Selatan, industri smelter yang sedang dibangun sebanyak 7 proyek PMA senilai US$ 12,6 juta dan 7 proyek PMDN senilai Rp 10,3 miliar. [sam]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya