Berita

Teguh Santosa SJ

Bisnis

Teguh Santosa SJ: Kayu Indonesia Impor dari Eropa

SABTU, 28 NOVEMBER 2015 | 06:41 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Kebutuhan kayu di Indonesia pada saat ini sebagian besar didatangkan dari Eropa. ‎Kerusakan hutan menjadi salah satu penyebab kebutuhan kayu nasional dipenuhi dengan kayu impor.

"Kebutuhan kayu Indonesia yang sifatnya masif dipasok dari Eropa karena Kalimantan dan pulau penghasil  kayu hutan lainnya tidak dapat memenuhi kebutuhan," ujar Pastor Teguh Santosa SJ, Direktur Sekolah Kejuruan Perkayuan PIKA, Semarang dalam jumpa pers di SMA Kanisius, dalam rangka acara Lari Ekstrim Keliling Jakarta yang diselenggarakan Cannirunners dari Perhimpunan Alumni Kolese Kanisius Jakarta (PAKKJ), Jumat (27/11).

Penyebab lainnya, hutan di Indonesia membutuhkan waktu lama untuk bisa diproduksi. Sebagai contoh, jati emas dan mahoni membutuhkan waktu 15 tahun untuk berproduksi. Kalimantan yang dikenal sebagai penghasil kayu tidak dapat memenuhi kebutuhan kayu.  Sementara Jawa telah mampu memberi kontribusi yang signifikan terhadap kebutuhan kayu.

"Alasan utama adalah, masyarakat Jawa sudah mengenal sistem tanam dan tebang yang menyesuaikan dengan kebutuhan pasar," ujar Teguh Santosa.‎

Menurut pastor yang berasal dari Wonosobo ini, dalam perjalanan sejarahnya yakni sejak didirikan tahun 1972 olehBr Paul Wiederkehr SJ dan sebelumnya merupakan bengkel kerja (workshop) dipelopori oleh Br. Haeken SJ pada tahun 1953, PIKA telah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan industri furnitur (mebel) yang sangat membutuhkan tenaga ahli desain. Semarang, demikian dijelaskan, adalah pusat pembuatan furnitur terbesar di Indonesia sehingga volume kebutuhan kayu oleh industri tersebut sangat terpantau.

‎"Lulusan ahli desain dan teknik furniture adalah keunggulan yang dimiliki oleh PIKA. Bahkan kebutuhan akan dua bidang keahlian ini akan bertambah, jika MEA sudah berlaku secara efektif. Citra menjadi tukang itulah yang sebenarnya harus dihapuskan dari pendidikan kejuruan seperti PIKA," ujarnya.

Selain mendapatkan pendidikan secara teknis di bidang permebelan, para siswa juga diajarkan budaya menanam serta memelihara pohon.

Pada saat ini PIKA bekerja sama dengan Trees For Trees, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memfokuskan diri pada pengeluaran surat sertifikasi legalitas kayu dari aspek penyelamatan lingkungan. Kerjasama meliputi proses penanaman dan perawatan hingg produksi kayu secara detail termasuk di dalamnya pemilihan status lahan yang tepat untuk menghindari konflik horizontal ketika panenan tiba.

Pada saat ini, dengan bantuan teknologi, setiap pohon yang ditanam dapat dilihat pertumbuhannya melalui CCTV sehingga illegal loging dapat dihindari.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya