Karena dianggap sering menghina Nabi Muhammad dan Al Quran , mahasiswa semester V jurusan Ahwal Al Syakhshiyah Fakultas Syari'ah UIN Sumut, bernama Tuah Aulia Fuadi, dipecat dari kampusnya pada Senin lalu (21/9).
Tuduhan menghina Islam berawal dari status facebook Tuah yang provokatif. Salah satunya di bawah ini:
"Dahulu dizaman rasul, al QURAN itu hadir dalam wajah jelek (tampil di kulit kambeng) udah lah kepalanya botak (tak berbaris) beraroma busuk pula lg itu (yg pastinya bau bangkailah). Dahulu Alquran itu memang parah, kehadirannya primitif, beda dengan sekarang. Alquran yg sekarang sudah maju secara profresif. Ia tampil dlm wajah tampan. (di buku...."
Selain itu ia juga menulis berbagai postingan lain, "
Penafsir tunggal itu hanya rasul dan itu pun satu. sekarang ia sudah mati jd penafsir tunggal it sdh ga ada lg. Yg sebaiknya Alquaraan itu direvisi saja. Minimal kembalikan saja urusan itu ke Negara, Biar negara saja yg merelevansikannya sesuai dengan kebutuhan zaman dan peradaban umat yg lebih progresif, modernis, teknologis dan teknogratis.â€
"
Dalam BERNEGARA , kita tidak diwajibkan untuk mengikuti NABI MUHAMMAD langsung secara mentah2. Sebab tak ada hadis yang bunyinya, ‘Dabbiru siyasatakum kama ra-aitumuni udabbiru siyasati,’ aturlah politik kalian sebagaimana kalian lihat aku mengatur politikku."
"
Yang ada adalah hadis, ‘Shallu kama ra-aitumuni ushalli,’ salatlah sebagaimana kalian melihat aku salat. Kenapa statemen ini hanya disabdakan Nabi dalam hal salat, dan tidak dalam lapangan politik? Jawabannya jelas: karena salat adalah masalah ubudiyyah yang statis, tidak berkembang, dan aturannya final dan terinci."
"
Soal politik adalah soal dinamis, dan karena dinamis maka tidak ada ‘politik Nabi’. Politik nabi pas sesuai pd zaman nya. Sementara sekarang bukan lg zaman nabi. tak SETIAP DALAM semua hal kita itu harus mengikuti Nabi."
Jika dicek ke akun facebooknya, tulisan-tulisan itu terlihat sudah dihapus. Namun sejumlah netizen sudah terlanjur menyalin dan menyebarluaskannya.
Berdasar bukti ini, pihak rektorat kampus mengambil tindakan tegas. Sebelumnya. Tuah juga dipergunjingkan pernah membanting Al Quran dihadapan para juniorannya saat pelaksanaan masa orientasi.
"Dia sebagai instruktur, menggunakan hal-hal di luar itu. Seperti mencampakkan Al Quran ke tanah dan diambilnya kembali sambil mengeluarkan kalimat yang menjelekkan Al Quran," kata Rektor UIN Sumut, Prof Nur Ahmad Fadhil Lubis, dikutip dari
MedanBagus.com (
Grup RMOL).
Menurutnya, Tuah sudah sempat ditegur pihak rektorat. Namun kemudian, pemuda itu membuka forum tersendiri di media sosial yang dianggap mencemarkan nama baik UIN. Akhirnya, pemecatan menjadi keputusan.
"Iya benar, Dia sudah kita pulangkan kepada orang tuanya. Itu dilakukan setelah melalui prosedur, baru kita keluarkan SK (pemecatan)," demikian Prof Nur Ahmad Fadhil.
[ald]