Berita

Bisnis

Analis Pasar Forextime: Rupiah Agak Pulih Pasca Pemotongan Suku Bunga China

JUMAT, 11 SEPTEMBER 2015 | 10:01 WIB | LAPORAN:

Pemotongan suku bunga oleh bank sentral China pada 26 Agustus lalu diklaim telah meredam kepanikan di pasar Asia dan Asia Tenggara.

"Mayoritas mata uang negara-negara ASEAN termasuk Rupiah menjadi agak stabil dengan adanya pemotongan suku bunga tersebut," Kepala Analis Pasar FXTM, Jameel Ahmad melalui siaran pers yang juga dilansir Forextime.Com (Jumat, 11/9).

Menurut dia, Rupiah bahkan terlihat mengalami sedikit pemulihan di mana 1 dolar AS turun ke level Rp 13.990.42 pada tanggal 27 Agustus dari Rp 14.256.48 di hari sebelumnya. Hal ini mengindikasikan adanya perbaikan sentimen terhadap Indonesia.
 

 
Dengan demikian, lanjut dia, fundamental akan tetap menjadi ancaman terhadap mata uang tersebut. Pengamatan lebih dekat terhadap situasi makro ekonomi Indonesia memperlihatkan tingkat PDB yang terus menurun dari 6,2 persen di tahun 2010 ke 5,0 persen (2014) dan 4,7 persen di semester pertama 2015. 

Faktor fundamental lainnya juga turut membayangi, papar dia, misalnya lapangan kerja yang tumbuh hanya 12,6 persen, lebih lambat daripada yang diharapkan. Di samping itu tingkat inflasi di 7,2 persen lebih tinggi daripada ekspektasi.

"Namun yang menjadi kunci perlemahan adalah sektor manufaktur yang diperkirakan akan tumbuh sebesar 6,1 persen tahun ini, dibandingkan dengan yang diharapkan 6,8 persen," urai dia lebih lanjut.

Sektor manufaktur dipandang sebagai kekuatan baru dalam perekonomian Indonesia, yang dapat mengimbangi potensi tekanan dan penurunan perekonomian akibat jatuhnya harga-harga komoditas.

Mengutip pendapat Bank Dunia, imbuh Jameel, Indonesia dapat menciptakan jutaan lapangan pekerjaan di sektor tersebut dengan membidik pasar regional yang lebih luas. Bahkan di tahun 2020 mendatang, Bank Dunia optimistis Indonesia memiliki potensi untuk menciptakan 2,5 juta lapangan kerja.

Kini saat paket stimulus sudah tampak di permukaan, nasib Rupiah dan perekonomian Indonesia bergantung pada keseimbangan. Data ekonomi lokal dan regional di kuartal keempat 2015 tentunya akan memberikan petunjuk ke mana perekonomian akan bergerak. Namun ia juga menekankan sangat penting untuk melihat arah yang akan diambil Bank Sentral AS.

"Bagaimanapun, dalam jangka pendek, yang masuk akal adalah mengharapkan tantangan terhadap Rupiah untuk membaik, dengan kondisi perekonomian menghadapi tekanan akibat jatuhnya harga-harga komoditas," tutup Jameel.[wid]

 

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya