Berita

net

Bisnis

Meski Disanggah, Ekonomi Indonesia Sudah Masuk Fase Kritis

SABTU, 05 SEPTEMBER 2015 | 00:57 WIB | LAPORAN:

Pemerintah terus menyanggah kondisi yang melanda perekonomian Indonesia belakangan ini. Realitasnya data dan fakta ekonomi nasional mulai masuk fase kritis, baik skala makro maupun mikro hingga menyentuh sektor rill di mana pelaku usaha kecil sangat merasakan dampaknya.

Menurut Ketua DPP Persatuan Wirausaha Muda Indonesia (PWMI) AR. Sutara, tim ekonomi pemerintah belum mampu menahan laju pelemahan rupiah hingga menyentuh level terendah sepanjang 2015 yakni Rp 14.160 per dolar Amerika Serikat, menjadi rekor terburuk pasca krisis 1998.

"Imbas keterpurukan nilai tukar rupiah tersebut sudah terasa hingga ke sektor UMKM. Penelusuran PWMI, sektor wiraswasta di Purworejo, Bandung, dan Tasikmalaya sebagai basis pengrajin usaha tekstil mengalami penurunan produksi," bebernya kepada redaksi di Jakarta, Jumat malam (4/9).


Sutara menjelaskan, penurunan produksi yang dialami pengrajin tekstil karena kendala mahalnya bahan baku kampas dan kain yang masih diimpor dari India dan Pakistan. Data Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), jumlah pabrik tekstil yang beroperasi di Bandung turun drastis.

"Jumlah pabrik tekstil yang beroperasi di wilayah Bandung dari sebelumnya berjumlah 48 saat ini hanya tinggal 23 pabrik saja yang masih beroperasi. Sungguh ini warning serius bagi pemerintah bahwa krisis ekonomi sudah mulai meresap sampai ke level wiraswasta," ujarnya.

Lebih lanjut, PWMI mewanti-wanti pemerintah agar tidak keliru sasaran dalam mengeluarkan paket program antisipasi krisis yang sedang digodok. Sebab, saat ini tim ekonomi pemerintah terlalu fokus antisipasi krisis pada variabel makro ekonomi politik).

"Yang dibicarakan persoalan lemahnya penyerapan anggaran hingga stabilitas politik yang menyangkut kegaduhan elit, hubungan parlemen sampai pengeluaran surat edaran anti kriminalisasi. Sementara aktifitas ekonomi sektor rill tampak lesu dengan indikator minimnya belanja modal masyarakat," jelasnya.

Selain itu, tambah Sutara, angka saving deposito masyarakat di perbankan pun semakin tinggi mencapai 30 persen. Ditambah lagi dunia wirausaha yang sudah banyak gulung tikar.

"Penanganan segera dari pemerintah terhadap pelaku usaha mikro bisa berupa insentif kredit permodalan atau jaminan ketersediaan bahan baku produksi yang terjangkau. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi masyarakat menengah ke bawah akan terus terjaga," ungkapnya.

Dewan Pembina PWMI Rodli Kaelani menambahkan bahwa kekhawatiran salah langkah pemerintah dalam mengeluarkan paket kebijakan penyelamatan krisis cukup beralasan. Berdasarkan kajian historis saat krisis moneter 1997-1998 lalu, di mana hampir semua negara Asean terkena krisis dengan indikator harga dolar melambung.

"Thailand, Singapura, dan Malaysia justru lebih cepat recovery, sementara Indonesia cukup lambat. Salah satu faktornya karena pemerintah salah sasaran dalam memberi insentif dunia usaha lewat kebijakan biaya krisis, valas dan dana talangan BLBI total Rp 600 triliun. Karena tidak tepat sasaran, dana tersebut banyak yang diselewengkan," ucap Rodli. [wah]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya