Berita

ilustrasi

Bisnis

Ancaman PHK Lebih Besar Terjadi di Sumut

SENIN, 31 AGUSTUS 2015 | 03:55 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Penguatan dolar AS terhadap rupiah yang terjadi belakangan ini disertai penurunan volume dan harga ekspor membuat buruh terancam di PHK. Ancaman PHK lebih besar akan terjadi di Sumatera Utara.

"Ancaman PHK diprediksi lebih banyak terjadi di daerah penghasil komoditas seperti Sumut (Sumatera Utara), karena harga dan permintaan ekspor komoditas sedang anjlok," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Parlindungan Purba di Medan, Minggu, seperti dilansir Antara.

Ancaman PHK, ujar dia, semakin sangat memungkinkan karena selain nilai dolar AS menguat, volume dan harga ekspor yang masih melemah, daya beli di dalam negeri juga menurun.


"Dewasa ini di Sumut sedang terjadi gangguan besar pada kinerja perusahaan khususnya yang bergerak di bidang sawit dan karet dan itu sangat mengancam terjadi PHK," katanya.

Untuk menghindari PHK, ujar Parlindungan yang juga anggota DPD RI utusan Sumut itu, pemerintah perlu segera bisa mengendalikan nilai tukar rupiah atas dolar AS itu.

Pemerintah, diminta juga membuat kebijakan-kebijakan yang bisa menolong petani dan pengusaha komoditas dari harga jual yang terpuruk.

"Untuk petani perlu dilakukan segera mengalokasikan dana talangan guna membeli komoditas yang harganya tidak menguntungkan sehingga masyarakat tetap bisa memiliki daya beli yang membuat ekonomi bergerak," katanya.

Sementara untuk pengusaha, perlu diberi berbagai keringanan mulai kemudahan ekspor dan penjualan di dalam negeri termasuk dalam kewajiban membayar pajak. "Kalau langkah itu dilakukan dan nilai tukar rupiah kembali distabilkan, maka kinerja perusahaan membaik dan terhindar dari PHK," katanya.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Sumut, Setia Dharma Sebayang menyebutkan, permintaan dan harga jual CPO (crude palm oil) atau minyak sawit mentah yang melemah telah membuat kinerja perusahaan terganggu.

"Nilai dolar AS yang menguat belum membantu gangguan pendapatan dari volume dan harga ekspor CPO yang terganggu," katanya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, mengungkapkan, akibat harga ekspor yang melemah, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati Sumut yang di dalamnya ada CPO pada semester I-2015 turun 18,89 persen dibandingkan periode sama tahun 2014.

Dari senilai 1,969 miliar dolar AS pada semester I-2014 menjadi 1,597 miliar dolar AS pada semester I-2015. [zul]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya