Berita

ilustrasi/net

Kasus Dwelling Time Pintu Masuk Berantas Mafia Perdagangan

SABTU, 01 AGUSTUS 2015 | 14:13 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Dugaan suap proses dwelling time peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta yang terbongkar oleh Polda Metro Jaya dan telah ditetapkannya pejabat di Kementerian Perdagangan sebagai tersangka disambut positif oleh banyak pihak, termasuk kalangan Komisi VI DPR yang membidangi masalah perdagangan.

Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Indra P Simatupang, bahkan mewacanakan dibentuk panitia khusus di komisinya. Sebab, dwelling time adalah masalah serius bagi arus barang yang berimbas pada perekonomian negara.

"Dengan dibentuk pansus, maka bisa ditelusuri pihak-pihak yang bermain. Inputnya adalah untuk memberantas mafia perdagangan karena masalah dwelling time ini pasti melibatkan banyak pihak," kata Indra P Simatupang (Sabtu, 1/8).


Indra menjelaskan, terkait dengan dwelling time sebenarnya pemerintah telah menerapkan sistem perizinan satu atap untuk barang masuk dan keluar bagi sebuah negara melalui National Single Windows (NSW). Tetapi, kata dia, nyatanya penerapan sistem itu belum bisa mempercepat dwelling time di pelabuhan.

"Karena dwelling time lama, makanya ada muncul suap untuk mempercepatnya. Nah, ini harus diungkap apakah lamanya proses dwelling time ini memang diciptakan untuk membuka ruang suap atau bagaimana yang harus diungkap mengingat sistem ini melibatkan 18 institusi," tukasnya.

Indra melanjutkan, dengan dibentuknya pansus nanti juga tidak akan mempengaruhi proses hukum di kepolisian. Sebab, yang disasar DPR dalam hal ini adalah untuk mengetahui celah dwelling time sehingga memudahkan DPR dalam hal pengawasan serta bagaimana menutupi celah itu dalam menyiapkan regulasinya.

"Menurut saya, penegakan hukum terhadap mereka yang diduga menjadi pelaku dan aktor dugaan suap harus dilakukan sampai ke akar-akarnya. Tetapi kelemahan di sistem yang diterapkan juga harus diperbaiki. Itu yang bisa kami lakukan di DPR," jelasnya.‎ [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya