Berita

foto:net

Nusantara

GIDI Harus Klarifikasi Surat Larangan 'Membuka Lebaran' di Tolikara

SELASA, 21 JULI 2015 | 09:42 WIB | LAPORAN:

 Islam tidak mengajarkan balas dendam, namun hukum harus ditegakkan agar kasus di Kabupaten Tolikara Papua tidak terulang lagi di setiap jengkal bumi pertiwi.

Demikian disampaikan Sekjen Ormas Mathla'ul Anwar Oke Setiadi melalui keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (21/7).

Oke menegaskan, penegakan hukum yang terabaikan hanya akan mencederai rasa keadilan, bahkan selanjutnya dapat menyemai benih permusuhan yang dapat merusak kerukunan berbangsa dan bernegara.

"Tanpa penegakan hukum yang adil dan transparan, siapa yang bisa menjamin bahwa kasus seperti yang terjadi di Tolikara tidak terjadi lagi?," kata Sekjen dari salah satu Ormas Islam yang kini berusia satu abad (seratus tahun) itu.

Ia lebih lanjut menegaskan, Ormas Mathla'ul Anwar yang berbasis di Pandeglang Banten meminta klarifikasi kepada Gereja Injil di Indonesia (GIDI) atas surat yang beredar di media sosial tentang larangan untuk "Membuka Lebaran" dan merayakan hari raya. Termasuk di dalamnya larangan mengenakan jilbab bagi kaum muslimat di Kabupaten Tolikara.

Oke menduga beredarnya surat larangan dimaksud diindikasikan kuat sebagai penyebab penyerangan terhadap warga Muslim setempat yang tengah melakukan shalat Idul Fitri serta pembakaran sejumlah kios dan rumah warga, serta masjid pada 17 Juli 2015.

Mathla'ul Anwar, tegas dia, mengutuk keras peristiwa tersebut serta mendesak siapapun yang melakukannya untuk bertanggungjawab dan memperbaiki semua kerusakan dan kerugian yang terjadi, baik secara moril maupun materil.

Ormas Islam yang kini memiliki perwakilan di 26 provinsi di Indonesia itu juga mendesak aparat keamanan untuk menindak tegas siapapun pelaku penyerangan dan pembakaran tersebut dengan menyeret mereka ke muka hukum sesuai dengan hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pengurus Besar Mathla'ul Anwar juga mendesak pemerintah dan aparat kemanan untuk menjamin keamanan dalam menjalankan ibadah sesuai keyakinan umat di seluruh wilayah NKRI, termasuk di Tolikara.

"Namun kami juga meminta umat Islam untuk tetap menjaga diri dan waspada atas upaya-upaya provokasi dari berbagai pihak yang berusaha mengail di air keruh," ujarnya.[wid]

Populer

Prabowo Perintahkan Sri Mulyani Pangkas Anggaran Seremonial

Kamis, 24 Oktober 2024 | 01:39

Karangan Bunga untuk Ferry Juliantono Terus Berdatangan

Selasa, 22 Oktober 2024 | 12:24

Jejak S1 dan S2 Bahlil Lahadalia Tidak Terdaftar di PDDikti

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 14:30

KPK Usut Keterlibatan Rachland Nashidik dalam Kasus Suap MA

Jumat, 25 Oktober 2024 | 23:11

UI Buka Suara soal Gelar Doktor Kilat Bahlil Lahadalia

Senin, 21 Oktober 2024 | 16:21

Hikmah Heboh Fufufafa

Minggu, 20 Oktober 2024 | 19:22

Begini Kata PKS Soal Tidak Ada Kader di Kabinet Prabowo-Gibran

Minggu, 20 Oktober 2024 | 15:45

UPDATE

DPR Sambut Baik Upaya Indonesia Ingin Gabung BRICS Plus

Senin, 28 Oktober 2024 | 05:53

Divonis 20 Tahun Penjara, Pelaku Pembunuhan di Subang Ajukan Kasasi

Senin, 28 Oktober 2024 | 05:37

Asupan Protein Ikan Pegang Peran Penting Gizi Rakyat

Senin, 28 Oktober 2024 | 05:15

Fraksi PKS Dukung Visi Swasembada Pangan dan Energi Prabowo

Senin, 28 Oktober 2024 | 04:58

Aksi Heroik Kapal Bakamla

Senin, 28 Oktober 2024 | 04:46

Lahan Tembakau Blora Berkembang Pesat, Petani Sejahtera

Senin, 28 Oktober 2024 | 04:03

Bermain Imbang 0-0 Lawan Australia, Timnas U-17 Pastikan Lolos Piala Asia

Senin, 28 Oktober 2024 | 03:50

Bukit Tidar yang Penuh Kenangan

Senin, 28 Oktober 2024 | 03:24

DPD Dorong Lemhanas Bikin Film Bertema Patriotisme

Senin, 28 Oktober 2024 | 03:08

Pakar Hukum Endus Ada Pengkondisian Kasus Denny Indrayana

Senin, 28 Oktober 2024 | 02:29

Selengkapnya