Berita

foto:rmol

Hukum

Sopir Taksi Korban Cambuk Marinir Klaim Tak Pernah Paksa Penumpang

SELASA, 21 JULI 2015 | 00:48 WIB | LAPORAN:

Efendi Hasiholan Tambak kini merasa bingung untuk menafkahi istri dan anaknya. Di sekujur tubuh ayah tiga anak itu membekas memar akibat dipukul oknum anggota marinir.

"Anak saya tiga sekolah semua, setelah kejadian ini saya tidak ada penghasilan. Mereka perlu uang untuk uang makan dan transport ke sekolah," ujar Efendi saat ditemui Kantor Berita Politik RMOL di Tangerang, Banten, Senin (20/7).

Efendi bekerja sehari-hari sebagai sopir taksi. Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng tempat Efendi memarkir taksinya. Pada Jumat (17/7) lalu dia digelandang ke pos sekuriti oleh anggota marinir yang tengah bertugas di sana. Bersama puluhan sopir taksi lainnya, Efendi kena hukum. Selain push up dan scott jump, Efendi sempat dicambuk.


Efendi membantah dirinya bersama rekan-rekan seprofesinya kerap memeras calon penumpang di bandara. Khusus untuk kejadian pada Jumat dini hari pekan lalu, dia membantah menarik-narik salah satu bagian tubuh WNA agar jadi penumpangnya.

"Kami tidak ada yang memeras, kami tak memaksa, tidak ada tarik-tarik sekalipun," lanjutnya.

Namun demikian, Efendi mengakui terkadang terjadi sedikit perselisihan dengan penumpang. Menurutnya hal ini terjadi karena penumpang yang tidak konsekuen dengan tujuan awal.

Lebih lanjut ia mengatakan, kalau memang pihaknya melakukan pemerasan dan pemaksaan, tidak mungkin tiap hari ada langganan yang menghubunginya lewat telepon untuk di jemput dan diantar ke bandara.

"Mereka banyak juga banyak yang minta kita jemput. Dimana letak keresahannya? Disitu kami hanya melakukan tawar menawar, kalau dia ok, jadi kita jalan," sambungnya.

Ia mengatakan sebelumnya bersama teman-teman supir taksi gelap lain sudah mengajukan proposal untuk membentuk koperasi ke pihak Angkasa Pura II tapi hingga saat ini tidak ada tanggapan.

"Di luar negeri binatang dihargai, di Indonesia manusia tidak dihargai," imbuhnya.[dem]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya