Berita

Hukum

Kriminalisasi KPK di Era Jokowi Lebih Parah

JUMAT, 10 JULI 2015 | 19:46 WIB | LAPORAN:

Indonesia Corruption Watch (ICW) mengakui upaya kriminalisasi terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini lebih parah dibanding era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Zaman SBY kontrol terhadap kriminalisasi lebih kuat karena SBY ketua partai politik, dan saat itu Demokrat punya kursi mayoritas di parlemen. Sekarang kriminalisasi tidak jelas bandulnya ke mana, situasi menjadi lebih chaos," jelas Koordinator ICW Adnan Topan Husodo dalam diskusi bertajuk 'Mencegah Kriminalisasi Pimpinan KPK Mendatang' di kantor LBH Jakarta, Jalan Diponegoro 74, Jumat (10/7).

Menurutnya, di era SBY, kriminalisasi terhadap KPK pada level tertentu dapat teratasi. Sedangkan periode kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) saat ini upaya-upaya kriminalisasi tetap terjadi. Meski Jokowi telah menekankan agar kriminalisasi dihentikan.


"Kalau dulu hanya pada pimpinannya tapi sekarang juga menimpa staf. Juga terhadap komponen anti korupsi yang selama ini mendukung pemberantasan korupsi," beber Adnan.

Dia menambahkan, diperlukan perluasan pengaruh di kalangan gerakan anti korupsi untuk membangun simpul-simpul baru. Sebab gerakan masyarakat sipil saat ini telah beralih masuk dalam lingkar kekuasaan.

"Tuntutan revisi Undang-Undang KPK jelas mengarah ke sana (kriminalisasi). Kenapa DPR bersama elit-elit di eksekutif ngotot ingin merevisi Undang-Undang KPK," kata Adnan.[dem]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya