Berita

ilustrasi/net

Politik

PERLAMBATAN EKONOMI

Jokowi Kritik Gaya Produsen Hadapi Anjloknya Rupiah

KAMIS, 09 JULI 2015 | 17:12 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Presiden Joko Widodo mengkritik gaya para produsen dalam menghadapi anjloknya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Menurut presiden, produsen di Tanah Air seolah kehilangan kreativitas dalam mengatasi krisis nilai tukar rupiah dan hanya terpaku untuk menaikkan harga barang.

"Menghadapi kelemahan kurs dan kelemahan barang impor, produsen jangan sampai naikkan harga. Kurs naik, harga naik, itu biasanya. Harusnya kita berpikir bagaimana menekan ongkos dan efisenkan biaya. mengubah sistem produksi dan distribusi,” kata Jokowi dalam forum silarutahmi dengan pelaku ekonomi dan para ekonom nasional yang difasilitasi Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), di Jakarta Convention Center, Rabu (9/7).

Kalau perlu ubah desain supaya kita lebih efisien. Kalau diperlukan lakukan itu, bukan cari gampangnya kurs naik harga ikut naik, sehingga kita tidak mau berpikir mengubah sistem produksi, sistem distribusi. Tingginya harga barang dan jasa itu yang membuat negara kita tidak kompetitif,” tambah Jokowi.


Jokowi mengakui dunia industri nasional sudah terlalu jauh tertinggal dibandingkan negara lain. Bahkan Indonesia sudah menuju de-industrialisasi.

"Itu harus kita balik,” tegas mantan Gubernur Jakarta ini.

Jokowi menceritakan pengalamannya ketika tiga pekan lalu berkunjung ke industri galangan kapal di Batam. Dia heran, meski 2/3 wilayah Indonesia terdiri dari perairan, namun 80 persen kapal yang Indonesia beli tiap tahun berasal dari impor.

Padahal galangan kapal kita siap. Di samping besar, industri galangan kapal kita juga membuka banyak lapangan kerja. Dalam rapat terbatas, saya sudah perintahkan pemerintah tidak boleh lagi beli kapal dari luar negeri atau impor, buat sendiri di dalam negeri karena kita siap,” terangnya.

Sekali lagi Jokowi menegaskan bahwa pemerintah bertugas membangun mesin pertumubuhan ekonomi yang baru. Untuk mendapat hasil bagus, harus ada revolusi di budaya manajemen. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya