Berita

Valens Daki-Soo/net

Pertahanan

Pengamat Militer: Modernisasi Alutsista TNI Adalah Sebuah Keniscayaan

KAMIS, 02 JULI 2015 | 15:49 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Modernisasi, pembaruan dan pemantapan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI adalah sebuah keharusan, keniscayaan dan tuntutan mutlak sesuai perkembangan zaman. Selain agar TNI efektif menghadirkan efek gentar dan efek tangkal (deterrent effect), hal itu juga menyangkut keamanan dan keselamatan para prajurit dan seluruh rakyat Indonesia.

"Kita sangat prihatin dan berduka atas musibah jatuhnya Hercules TNI-AU di Medan, Selasa 30 Juni. Doa dan hormat kita untuk para prajurit yang gugur dalam tugas, karena selain pilot dan kru pesawat, ada sejumlah pasukan Paskhas yang hendak bertugas di Natuna. Juga ada warga sipil yang ikut menumpang dalam alat angkut militer itu," kata Pengamat militer Valens Daki-Soo kepada wartawan di Jakarta, Kamis (2/7).

Dia mengapresiasi Presiden Jokowi yang menegaskan akan mengevaluasi alutsista secara menyeluruh. Itu memang harus, terutama karena banyak pesawat dan persenjataan yang sudah terlalu tua.


"Bayangkan, Hercules yang jatuh itu 'peninggalan' era Bung Karno, dihibahkan AS tahun 1964. Betapa uzurnya. Memang KSAU katakan, bukan soal umur tapi yang penting perawatan. Namun, secara 'common sense', setiap barang apapun dipengaruhi pula oleh usia pakai," ujar Valens.

Valens mengingatkan, evaluasi jangan hanya dilakukan pasca kecelakaan. Evaluasi justru mesti sering dilakukan pada kondisi normal, agar diperoleh pertimbangan obyektif sekaligus meminimalisasi potensi kecelakaan.

Valens juga mendukung pernyataan calon Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat uji kepatutan dan kelayakan di Komisi I DPR. Gatot antara lain menegaskan akan menolak segala jenis hibah alutsista dan memprogramkan modernisasi alutsista dengan fokus pada kekuatan laut dan udara.

"Sikap Jenderal Gatot itu tepat. Memang itu untuk menyiasati keterbatasan anggaran negara dalam pembelian alutsista, namun seyogianya membeli yang baru ketimbang menerima barang bekas dengan skema hibah, yang tetap saja menuntut kita menggelontor jutaan bahkan ratusan juta dolar untuk biaya retrofit. Kita masih ingat jet tempur hibah F-16 yang baru didatangkan dari AS belum lama ini, dan satunya terbakar setelah gagal take-off di Lanud Halim PK," urai Valens, mantan staf khusus Wakasad era Letjen Kiki Syahnakri.

Ditegaskan, dengan anggaran terbatas, membeli barang baru memang tidak sebanyak jumlah barang bekas. "Namun, yang kita kejar itu jumlah ataukah kualitas? Ungkapan Latin klasik ini perlu dipetik nilainya, Non multa, sed multum!. Artinya, yang terpenting bukanlah jumlah, tetapi mutu," papar Valens.

Namun, penulis dan peneliti terorisme itu berharap, kelak ketika anggaran negara telah memadai, kita bisa mengadakan dan memiliki alutsista yang banyak jumlahnya sekaligus berkualitas prima.

"Dengan begitu, TNI kita mampu berkiprah optimal dalam melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, menegakkan kedaulatan NKRI dan menjaga keutuhan bangsa dan negara tercinta," demikian Valens. [rus]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya