Berita

Handoko A. Tanuadji, Chairman PT Anabatic Technologies (kiri), Handojo Sutjipto, Managing Director PT Anabatic Technologies (kanan)

Bisnis

Anabatic Sukses Realisasikan Target Pertumbuhan

KAMIS, 21 MEI 2015 | 09:51 WIB | LAPORAN:

PT Anabatic Technologies, salah satu perusahaan besar di bisnis teknologi informasi Indonesia, hingga tahun 2015 ini berhasil meraih  pertumbuhan bisnis sesuai target.

Pencapaian kinerja perusahaan itu tampak dari aspek pertumbuhan revenue maupun jumlah bidang bisnis yang berhasil dikembangkan. Setidaknya hal itu bila mengacu pada data riset dari IDC bahwa rata-rata pertumbuhan belanja TI (IT spending) di Asia Pacific tahun 2014 lalu yang besar 5,8 persen dan tahun 2015 dikalkukasi 6 persen.

"Kami tiap tahun selalu tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan industri," jelas Chairman dan pendiri PT Anabatic Technologies, Handoko A. Tanuadji.


Berkat pesatnya pertumbuhan bisnis dalam lima tahun terakhir, Anabatic kini telah masuk dalam Big Fivegroup perusahan TI di Indonesia. Secara total jumlah karyawan Anabatic Group mendekati 1.500 orang dengan  aset sudah di atas Rp 1,5  triliun. 

"Kami  fokus  mengembangkan  bidang  TI  yang  menjadikeungggulan  dan  kompetisi  kami  sendiri,  dengan  memaksimalkan  value  added  services," kata HandokoTanuadji menjelaskan strateginya.

Sementara itu, Managing Director Anabatic Group, Handojo Sucipto menambahkan, pencapaian itu tak lepas dari kinerja unit-unit bisnis yang tumbuh sesuai rencana (on the track). Anabatic memiliki empat unit bisnis  utama, yakni sistem integration, value added distribution, IT outsourcing, dan business process outsourcing. Di bisnis sistem integrasi, Anabatic dikenal sebagai salah satu pemain besar dalampenyediaan dan implementasi aplikasi inti di dunia perbankan (core banking system).

"Sudah banyak bankbesar di  Indonesia yang menggunakan solusi aplikasi kami,  baik untuk  core banking system maupunmodul-modul  aplikasi  pendukung," jelas Handojo.

Untuk memperkuat pelayanan terhadap sektor perbankan di mana keamanan sistem merupakan hal kritikal, Anabatic Group juga sudah menyediakan jasa cyber security yang dikelola di bawah PT Q2 Technologies.

Sedangkan divisi business process oursourcing, dijalankan anak usaha  Anabatic, PT  Karya Putra Surya Gemilang (KPSG). Beberapa jasa yang disediakan KPSG antara  lain outsourcing untuk contactcenter, call center, human resources services, IT managed services, digital marketing, payroll processing, dan telemarketing.

"Kita juga sedang mengarahkan pengembangan ke  cloud dan  data center," ungkap Handojo.

Kemudian, di bisnis distributor hardware TI, Anabatic Group punya anak usaha PT ComputradeTechnologies International (CTI) yang saat ini dipercaya mendistribusikan sederet merek global seperti IBM,  Microsoft, Oracle, Sun  Microsystem, HP, EMC dan  Huawei. Sedangkan untuk bisnis jasa IToutsourcing, dijalankan anak usahanya yang lain, PT Aristi Jasadata.

Didirikan Handoko A. Tanuadji dan kawan-kawan pada 3 Juni 2002, Anabatic dimulai hanya dengan tujuh orang sebelum akhirnya berkembang hingga mempekerjakan 1.500 karyawan seperti saat ini. Anabatic dimulai dari cita-cita Handoko untuk membangun perusahaan TI yang kuat di Indonesia karena selama ini perusahaan-perusahaan TI di Indonesia cenderung masih kalah jauh dari perusahaan-perusahaan Indiayang bahkan bisa memperkerjakan puluhan ribu karyawan.

Untuk itulah, sejak awal berdiri, Anabaticberani mengajak SDM-SDM terbaik di industri TI untuk bergabung dan merealisasikan visinya. Pengelola Anabatic sangat optimis, ke depan prospek bisnisnya akan cerah seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia,termasuk sektor perbankan.

Berdasarkan data IDC, meski  tertekan faktor inflasi  dan pelemahan nilai  tukar rupiah, pertumbuhan belanja TI  (IT spending)  Indonesia tetap yang terbesar dibanding negara-negara Asia Tenggara lainnya.Tahun 2014 lalu, total belanja TI  di Indonesia diperkirakan tak kurang dari 14 miliar dolar AS.

Sementara itu, di pasar TI korporat (IT enterprise) di mana Anabatic Group banyak berbisnis, peluang pertumbuhan jugamasih terbuka lebar. Sesuai data Gartner, Enterprise IT Spending di Asia Tenggara tahun 2018 sudah akanmenyentuh 62  miliar dolar AS, 80 persen di antara pangsa  itu  akan  disumbang  pasar Indonesia, Singapura, Malaysia,  dan  Thailand. Pada tahun 2015 ini, masih menurut Gartner, total  belanja TI  enterprise  di keempat negara itu, diprediksi tak kurang dari 52 miliar dolar AS.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya