Berita

ilustrasi/net

Bisnis

Saran Legislator PKS, Pemerintah Audit Forensik Petral

SELASA, 19 MEI 2015 | 19:58 WIB | LAPORAN:

. Pembubaran Petral oleh pemerintah melalui Pertamina pada 13 Mei 2015 lalu diapresiasi oleh anggota Komisi VI DPR RI, Refrizal.

Walau begitu, menurutnya, Pemerintah juga harus melakukan audit forensik terhadap Petral. Apalagi reputasi Petral erat dikaitkan dengan praktik-praktik tidak sehat dan kinerjanya yang berkaitan dengan inefisiensi (clear).

"Sehingga, dari hasil audit forensik tersebut nantinya dapat diketahui apakah tender minyak yang selama ini dilakukan oleh Petral merugikan bagi Pertamina atau tidak," terang Refrizal dalam keterangan persnya, Selasa (19/5).


Refrizal mengingatkan pemerintah, Petral bukanlah satu-satunya mafia dalam tata kelola migas yang ada di Indonesia. Sehingga, Pemerintah tidak cukup sekadar membubarkan Petral atas alasan untuk memberantas mafia migas

"Petral adalah salah satu dari Mafia Migas, tapi bukan satu-satunya," jelas Legislator asal Fraksi PKS ini.

Menurutnya, Pertamina tidak perlu membentuk badan atau lembaga baru untuk menggantikan fungsi Petral. "Cukup Pertamina saja dengan memperhatikan prinsip-prinsip GCG (Good Corporate Governance). Satu hal yang paling ditakuti adalah mafia migas hanya ganti baju dari Petral ke ISC (Integrated Supply Chain)-Pertamina. Akhirnya tujuan pembubaran Petral itu sendiri menjadi tidak tercapai," sambungnya

Di era saat ini, transparansi dan akuntabilitas harus diutamakan. Tender pertama ISC-Pertamina pada Januari 2015 lalu cukup menimbulkan polemik bahkan sebagian pengamat bahkan menilai proses pengadaan tender ISC-Pertamina lebih buruk dibanding Petral, untuk itu penting agar transparansi dan akuntabilitas diutamakan oleh Pertamina kedepan dalam kegiatan ekspor maupun impor minyak mentah.

Refrizal menambahkan, bila benar ada indikasi praktik mafia pada Petral, pemerintah harus segera menindaklanjuti hal ini ke ranah hukum, seperti ke KPK atau ke Kepolisian. Nama-nama yang terlibat harus diungkap kepada publik sehingga kepercayaan masyarakat meningkat. Sehingga, menurutnya, jika Petral selama ini yang membuat harga BBM menjadi mahal, justru dengan dibubarkannya, harga BBM harus kembali turun dan pemerintah harus mensubsidinya untuk kebutuhan rakyat kecil

"Seandainya persoalan mafia migas ini dapat selesai dengan cara membubarkan Petral, seharusnya pasca pembubaran akan terjadi efisiensi yang luar biasa, sehingga harga BBM bisa kembali disubsidi oleh pemerintah," jelas politisi kelahiran 20 Agustus 1959 ini. [sam]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya