Berita

foto:rmol jabar

Nusantara

HTI: Lawan Neo Liberalisme!

KAMIS, 14 MEI 2015 | 18:11 WIB

Ribuan orang massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam Rapat dan Pawai Akbar yang digelar di lapanngan Gasibu, Bandung, hari ini (Kamis, 14/5), menyuarakan perlawanan terhadap neo liberalisme.

"Kita semua tahu, negeri ini tengah dikepung oleh berbagai masalah. Sebagian orang berharap, presiden baru, Jokowi yang memiliki popularitas luas di tengah masyarakat, akan bisa menyelesaikan masalah-masalah itu," ujar koordinator aksi pawai, Ustadz Ryan seperti diberitakan RMOLJabar.Com.

Setidaknya meringankan dampak buruknya terhadap masyarakat. Nyatanya, setelah enam bulan menerima tampuk pemerintahan, Ustadz Ryan menegaskan, berbagai masalah itu bukan teratasi, tetapi semakin meningkat dan meluas.


Presiden Jokowi dinilainya membuat kebijakan yang membuat rakyat kian menderita. Sebut saja kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang berimbas terhadap harga-harga berbagai kebutuhan pokok dan jasa. Harga beras, cabe, daging dan berbagai kebutuhan pokok lain terus merangkak naik.

"Tak hanya BBM, pemerintah juga menaikkan harga gas LPG kemasan 12 kilogram dan 3 kg dan tarif listrik," ucapnya.

Di samping itu, kurs dolar AS terhadap rupiah juga terus melonjak hingga menembus Rp 13 ribu per dolar. Realita ini mulai menimbulkan kekecewaan terhadap presiden baru. Sehingga memunculkan berbagai kejahatan seperti pencopetan, perampokan, pembegalan serta pembunuhan, peredaran narkoba dan perbuatan tindak asusila dengan dalih kebutuhan ekonomi terlihat semakin meningkat. Praktik korupsi dan menilap uang rakyat juga tak kunjung berhenti.

"Apabila kita cermati, sesungguhnya berbagai persoalan itu adalah buah dari penerapan sistem ekonomi kapitalisme di negeri hingga detail-detailnya, juga buah penerapan sistem politik demokrasi yang sesungguhnya hanya ilusi," tegasnya.

Oleh karena itu, lanjut dia, HTI memandang berbagai persoalan yang mendera negeri ini tidak mungkin dapat diselesaikan, kecuali dengan menyingkirkan sistem kapitalisme dan sistem demokrasi.

Solusinya tidak mungkin bisa didapatkan hanya dengan mengganti rezim, melainkan melalui perubahan sistem dan ide-ide umum tentang kehidupan.

Fakta membuktikan, sejak reformasi tahun 1998, empat presiden telah silih berganti menduduki kekuasaan di Indonesia, ditambah dengan presiden sekarang Namun, keadaan negeri ini tak kunjung membaik, bahkan semakin memburuk.

Menurutnya, sistem-sistem barat dan ide-ide yang tidak islami harus disingkirkan. Kehidupan islami wajib dilanjutkan kembali dengan penerapan hukum-hukum syariah yang lurus melalui kekuasaan, yang eksistensinya telah diwajibkan oleh syariah yaitu, Daulah al-Khilafah.[wid]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya