Pukul 7.30 Asep Djembar Muhammad sudah tiba di gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Melirik jam tangannya, masih ada waktu setengah jam sebelum memulai kerja. Sekretaris Kementerian Koordinator (Sesmenko) Kemaritiman ini memilih langsung naik ke lantai tiga.
"Ting," pintu lift terbuka di lanÂtai yang dituju. Keluar dari lift, Asep melangkah ke kiri. Empat meja staf Sesmenko berjajar di muka ruangan kerjanya. Di sisi kiri lantai ini, Sesmenko berbagi ruang dengan tiga deputi berikut stafnya.
Nyaris tak ada ruang kosong di sisi ini. Agar muat, ruang kerja para pejabat eselon Idibuat kecil-kecil. Ruangan berukuran 5 meter persegi itu hanya cukup untuk meja kerja dan dua kursi tamu. Tidak celah untuk tempat rapat kecil.
Masih di sisi kiri, sebuah "meÂdia corner" dibuat untuk pewarta yang meliput di kementerian ini. Dua komputer yang sudah terkoneksi internet bisa dipakai untuk mengetik berita atau sekaÂdar browsing.
Lantai di sisi kanan dari lift dipakai untuk ruang rapat besar dan ruang kerja menteri. Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo menempati ruang bekas BJ Habibie.
Miniatur pesawat di ruangan ini tak dipindahkan meski Habibie tak lagi berkantor ini sejak 1998. Begitu pula miniature di ruang rapat peninggalan Habibie yang menjabat Menteri Riset dan Teknologi selama 20 tahun.
Sesuai nomenklatur yang sudah disahkan, dalam menjalankan tuÂgasnya, Menko Maritim dibantu Sekretaris Menko dan empat deputi. Yakni Deputi IBidang Koordinasi Kedaulatan Maritim; Deputi IIBidang Koordinasi Sumberdaya Alam dan Jasa; Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur; Deputi IV Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim.
Kantor Deputi Iterpisah. Lantai enam gedung ini rencananya akan dipakai untuk ruang kerja deputi itu berikut stafnya. Lantai ini sedang direnovasi.
Hingga kini, jabatan eselon Iitu belum terisi. Para staf yang akan membantu deputi ini pun belum direkrut. Pemerintah masih memberlakukan moratorium penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) baru.
Pengisian jabatan di kemenÂterian ini dilakukan bertahap. Diawali pengisian 20 jabatan eselon IIIdan IV. Lalu pada 4 Mei 2015, kursi pejabat eselon Imulai terisi.
Asep menempati Sesmenko, Agung Kuswandono Deputi II, Ridwan Djamaluddin Deputi III, dan Deputi IV dijabat Safri Burhanuddin.
Para pejabat yang mengisi posisi eselon Idi Kemenko Maritim diambil dari sejumlah kementerian lain yakni dari yaitu Kemenko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK); Kementerian Keuangan; dan BPPT.
"Total pegawai kita (Kemenko Maritim) 42 orang," beber Asep. Rencananya, kementerian ini hanya diisi 139 orang. Terdiri dari sembilan pejabat I, 24 eselon II, 68 eselon IIIdan 38 eselon IV.
Lantaran masih kekurangan orang, "Pak Menteri juga bekerja tanpa staf," ungkap Asep sambil berjalan masuk ke ruang kerjanya.
Tumpukan berkas di atas meja sudah menanti. Asep memÂbuka satu per satu kemudian memilahnya. Berkas-berkas itu akan diteruskan ke para deputi, Menko Maritim maupun para menteri di bawah koordinasi kementerian ini.
Ada kementerian di bawah Kemenko Maritim, yakni Kementeri Energi dan Sumber Daya Mineral; Kementerian Perhubungan; Kementerian Kelautan dan Perikanan; Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Usai memilah, Asep menunÂjuk salah satu stafnya untuk mendistribusikan berkas-berkas ini kepada para pejabat terkait. Tak lama, staf itu kembali ke meÂjanya. Maklum, semua pejabat eselon Iruang kerjanya berjejer di lantai ini.
Kemenko Maritim adalah inÂstansi baru yang dibentuk di era Jokowi. Kantor kementerian ini menumpang di gedung BPPT. Semua aktivitas kementerian berkutat di lantai tiga ini.
Asep mengungkapkan, keÂmenterian berencana memperÂluas kantornya di gedung. Ada tujuh lantai yang akan dipakai setelah BPPT pindah ke Serpong. Yakni lantai 2, 3, 4, 5, 6, 15, dan 16. Lantai lainnya dipakai Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Lantai-lantai yang akan diÂpakai Kemenko Maritim akan direnovasi. "Renovasi dimulai Juni," ungkap Asep sambil menÂjelaskan untuk lantai 15 dan 16 belum diserahterimakan kepada pihaknya.
Matahari mulai meninggi, akÂtivitas Asep mulai padat. Ia akan rapat bersama Menko Maritim. Ia memanggil seorang stafnya untuk mendampingi melihat beberapa lantai yang akan ditemÂpati kementerian ini.
Efrimal, staf itu tampak berÂsemangat mengajak ke lantai enam. Sambil naik lift, dia menÂjelaskan salah satu deputi sudah pindah ke lantai 15 karena di ruangannya sebelum sempit. Bayangkan saja, kata dia, ruang deputi hanya cukup untuk meÂnaruh meja kerja.
Tiba di lantai enam, hanya separuh lantai yang akan dipakai Kemenko Maritim. Letaknya di sebelah kanan. Bilik-bilik meja kerja yang baru saja datang. Ditaruh tepat di tengah ruangan.
Lantai ini dipakai untuk Bagian SDM, dan Rumah Tangga dan Perlengkapan. Bilik-bilik meja kerja itu untuk para staf. Sedangkan ruang kepala bagian berjejer di pinggir.
Karpet yang melapisi ruangan para pejabat di lantai ini tampak usang. Agar tak menyembul, di ujung direkatkan dengan lakban.
Supriatna, Kepala Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan menempati salah satu ruangan di sini. Di ruangannya ada foto BJ Habibie. Saat menempati ruangan ini, foto itu sudah ada. Ia pun tak mencopotnya.
Menurut Supriatno, struktur organisasi Kemenko Maritim disusun ramping sehingga tak butuh banyak pegawai. Ia menÂcontohkan, untuk Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan hanya ada dua pejabat.
Yakni dirinya yang dibantu seorang kepala sub bagian. Ia tak mempersoalkan beban kerjanya menjadi banyak karena hanya dibantu sedikit staf.
Di lantai ini terdapat ruang rapat. Fasilitasnya minim. Hanya ada delapan meja kerja biasa yang disusun menjadi persegi panjang. Sejumlah kursi ditata mengelilinginya. Tak ada perangÂkat elektronik, baik projector untuk presentasi maupun sistem audio untuk pengeras suara.
Efrimal mengungkapkan, lanÂtai 2, 4, 5, 15, dan 16 masih tertutup, baik untuk pegawai maupun tamu. Sebab, lantai ini akan direnovasi untuk dipakai menjadi ruang kerja pegawai kementerian. Dananya untuk renovasi belum turun.
"Bulan Juni kita mulai renoÂvasi," katanya.
Menteri Indroyono Ingin Hemat Rp 16 Triliun Organisasi Ramping, Kantor Numpang Sesmenko Maritim, Asep Djembar Muhammad tak memÂpersoalkan kementeriannya tak memiliki kantor sendiri. Sejak awal, kementerian ini menumpang di gedung BPPT.
Menurut Asep, Kemenko Maritim mengikuti instruksi Presiden Jokowi untuk mengheÂmat keuangan negara. Sebab itu, kementerian ini memanfaatkan gedung pemerintah yang telah ada dan kosong untuk menjadi kantornya.
Penghematan pun dilakukan dengan merampingkan struktur organisasi kementerian. Sehingga tak memerlukan pegawai yang banyak. Rencananya, keÂmenterian ini hanya diisi 139 orang. Saat ini baru ada 42 orang. "Namun kita tetap maksimal bekerja," tandas Asep.
Beberapa posisi yang belum terisi adalah Deputi Idan Staf Ahli Menteri. "Harusnya ada lima staf ahli menteri," sebutÂnya.
Sebagai sekretaris menteri, Asep mengaku tidak keteteran menggerakkan kementerian bersama para deputi yang ada. Apalagi, Menteri Indroyono tak mempersoalkan belum terisÂinya sejumlah pejabat yang akan membantunya.
Pengalaman sang menteri sebagai birokrat, kata Asep, menyebab dia bisa melakukan tugasnya tanpa dibantu staf ahli. Indroyono pernah menjabat sebagai Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan.
Sebelumnya, Menko Maritim Indroyono tak mempermasalahkan tidak memiliki gedung kantor sendiri untuk keÂmenteriannya. Tidak hanya itu, dia mengaku dapat menghemat uang negara karena tidak perlu merogoh kocek untuk membanÂgun gedung baru.
Di zaman yang serba canggih ini, menurut dia, sebuah gedung yang tinggi dan besar bukan hal utama dalam menjalankan tugas negara ini. Hal terpenting, kata dia, adalah manajemen organisasi.
"Saya Menko Kemaritiman, kantornya itu saja (Gedung BPPT), nggak bikin baru. Tinggal renovasi sedikit saja. Pegawainya kecil saja, asal bisa
Word, Power Point, Excel, bisa internet, bisa teleconference, dan
video conference. Itu sudah cukup," tandas Indroyono.
Dengan organisasi yang ramping dan tak perlu membangun kantor sendiri, Indroyono menÂgatakan bisa menghemat keuanÂgan negara.
"Jadi dari sana diharapkan kami bisa hemat Rp 16 triliun dari penghematan kebirokrasian ini. Saya kira ini bagus," pungÂkasnya. ***