Pelaksanaan Kongres IV Partai Demokrat tidak memberikan kesan sama sekali. Tidak ada ruang konstestasi untuk menentukan ketua umum partai berlambang bintang mercy tersebut. Sebab, SBY dipilih secara aklamasi.
Penilaian itu disampaikan pengamat politik Gun Gun Heryanto dalam perbincangan dengan Kantor Berita Poltik RMOL pagi ini (Rabu, 13/5).
"Dari awal memang sepertinya ada upaya pengondisian seluruh basis partai sehingga menyisakan satu pemain tunggal atau
single player game. Ini tidak menarik bagi Partai Demokrat sebagai partai modern," ujar Gun Gun.
Menurutnya, sebenarnya kalau Partai Demokrat membuka ruang demokrasi, SBY pasti akan memang. "Saya menyayangkan (tidak ada ruang pemilihan). Padahal SBY sangat
powefull. SBY akan tetap terpilih," ucap Gun Gun.
Namun dia melihat, ada keengganan dari elit Partai Demokrat untuk mengambil risiko dari geliat faksi-faksi yang ada. Padahal, keberadaan faksi hal biasa dalam partai. "Kalau Demokrat punya
good will untuk mengkanalisasi, faksi akan menyehatkan. Karena akan terjadi dinamika," lanjut dosen UIN Jakarta ini.
Namun sayangnya hal itu tidak dilakukan. Karena itu, dia menilai, muncul gejala ketergantungan Partai Demokrat terhadap SBY. "SBY centris semakin menguat," ungkap Gun Gun.
Meski begitu dia tidak menampik, ketergantungan kepada figur ini tidak hanya di Partai Demokrat. Tapi juga di banyak partai lainnya, seperti Partai Gerindra, PDI Perjuangan, dan Hanura.
[zul]