Berita

PT Pertamina (Persero)

Bisnis

Pertamina Buka Pintu Pekerjakan Orang Asing

Daripada Menjual BUMN
JUMAT, 08 MEI 2015 | 08:43 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tanri Abeng menggulirkan wacana masuknya pekerja asing ke BUMN. Syaratnya, tidak menduduki posisi penting seperti direksi.
 
Tanri Abeng yakin, pekerja asing mampu meningkatkan kinerja perseroan, serta men­dorong tenaga kerja lokal da­lam meningkatkan kualitasnya menghadapi Masyarakat Ekono­mi ASEAN (MEA) nanti.

Tanri bilang, pekerja asing nantinya akan menguntungkan bagi perseroan daripada menjual BUMN ke pihak asing.


Ia juga memastikan posisi direksi dan direktur utama akan diisi pekerja lokal.

"Daripada menjual perusa­haan ke pihak asing, lebih baik kita pekerjakan para profesional asing. Apalagi, memasuki MEA, akan mendorong tenaga kerja dalam negeri untuk berusaha meningkatkan kualitasnya agar siap bersaing dengan tenaga asing," katanya.

Ia juga tidak mau Pertamina dianggap memonopoli SDM, namun kinerja yang dihasilkan karyawan lokal tidak maksimal.

"Biar orang-orang kita mengasah otak dan kemampuannya supaya bisa bersaing. Jangan seolah-olah kita monopoli tapi tidak optimal dalam melakukan kinerja. MEA ada manfaatnya, di mana kita bisa memilih para profesional dari negara ASEAN. Alhasil, profesional orang-orang Indonesia akan terangkat karena mereka terus bersaing," tegasnya.

Tanri yakin, perusahaan sekelas Pertamina masih bisa ditingkat­kan kinerjanya dengan menda­tangkan orang asing ke dalam tubuh perseroan.

Menanggapi itu, Direktur Ek­sekutif Energy Watch Mamit Se­tiawan mengatakan, masuknya pekerja asing di Pertamina harus diawasi dengan ketat. Selain itu, jabatan-jabatan strategis, seperti direktur utama dan direksi harus dipegang oleh pihak lokal.

"Mempekerjakan asing untuk meningkatkan kinerja Pertamina merupakan langkah tepat saat ini. Namun, harus diperhatikan juga efek beruntun dari kebijakan ini. Jangan sampai nanti malah merugikan perseroan dan negara," kata Mamit kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ia menjelaskan, kalaupun nantinya wacana pekerja asing ini dijalankan, perseroan harus jeli membuat kontrak kerja bagi pekerja asing. Harus ada batasan-batasan kewenangan yang boleh dan dilarang bagi mereka.

"Jabatan strategis direksi se­baiknya dipegang lokal. Sebab, di Badan Usaha Milik Negara itu ada kepentingan negara dan bangsa. Jangan sampai pekerja asing bisa mengakses dan men­guasai aset negara. Dikhawatir ada kebocoran nantinya," warning Mamit.

Ia melanjutkan, faktor lain yang harus diperhatikan adalah cost perusahaan akan menjadi lebih besar jika mempekerjakan asing. Belum lagi hilangnya kesempatan pekerja lokal mengem­bangkan kemampuannya untuk memajukan perseroan.

"Karyawan asing biasanya dibayar dengan dolar Amerika, pasti nilainya jauh lebih besar dibanding lokal. Cost perusahaan akan bertambah. Ada baiknya Pertamina berinvestasi dengan mengembangkan kemampuan SDM-nya agar bisa bersaing dengan pekerja asing, khususnya jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)," tegasnya.

Anggota Komisi VI DPR bi­dang BUMN dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Refrizal juga mengingatkan, BUMN harus be­bas dari kepentingan asing, dan jangan sampai pemilik saham hingga karyawan didominasi oleh asing.

"Paling berbahaya kalau sa­ham dikuasai asing. Makanya, kami di Komisi VI meminta BUMN jangan terlalu banyak campur tangan asingnya ter­masuk jika nanti ada posisi-posisi strategis yang duduki karyawan asing," kata dia.

Seperti diketahui, kinerja Per­tamina sempat mengalami penu­runan di awal tahun. Perseroan mengalami kerugian 212,3 juta dolar AS, atau Rp 2,75 triliun untuk periode Januari-Februari 2015. Salah satunya, disebabkan turunnya harga minyak yang menggerus pendapatan sektor hulu Pertamina.

Tak hanya bisnis hulu, lini hilir juga turut terkena imbas dari penurunan harga minyak yang cukup tajam pada akhir 2014 sampai awal 2015. Aki­batnya, harga beli minyak lebih tinggi ketimbang harga jual ke konsumen. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya