pembangunan infrastruktur/net
Kementerian BUMN meÂnargetkan, perusahaan pelat merah akan menggarap proyek infrastruktur dengan total inÂvestasi sekitar Rp 300 triliun dalam lima tahun ini.
Selain mengandalkan PenyerÂtaan Modal Negara (PMN) dan right issue, pinjaman luar negeri dan obligasi dalam negeri pun akan dimanfaatkan untuk percepaÂtan pembangunan infrastruktur.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Mariani Soemarno mengatakan, BUMN dalam tahun ini akan banyak sekali melakukan pembangunan inÂfrastruktur, terlebih setelah disetujuinya PMN dan right issue. Namun PMN dan penerbitan saham terbatas yang disetujui parlemen sebesar Rp 8,5 triliun dinilai masih kurang.
Rini mengatakan, tahun ini Kementerian BUMN menarÂgetkan banyak proyek untuk menggenjot pembangunan inÂfrastruktur di seluruh Indonesia.
"Kalau hanya PMN tidak cuÂkup. Karena itu, obligasi dalam negeri dan pembiayaan dari luar bisa dimanfaatkan, seperti
Asian Infrastructure Investment Bank yang dapat difungsikan nanti," kata Rini di Jakarta
Rini mengaku, saat ini pemerintah sudah mendapat fasiliÂtas besar dari dua bank China, yakni China Development Bank, dan ICBC dengan nilai total 50 miliar dollar AS.
Sejumlah proyek sudah berÂjalan dengan nilai investasi sebesar Rp 20 triliun. Salah satu yang terbesar adalah proyek Pelabuhan Kuala Tanjung, jalan tol Pejagan-Pemalang, serta jalan tol Medan-Binjai.
Rini berharap, pada Mei-Juni 2015 nanti, BUMN bisa memulai proyek senilai Rp 100 triliun.
"Salah satunya, jalan tol Bakauheni-Tembagi Besar dan jalan tol Palembang-Inderalaya. Termasuk Port Makassar, PLTU mulut tambang, kabel laut listrik Sumatera-Java, dan transmisi trans-Sumatera," kata Rini.
Anggota VII Badan Pemeriksa Keuangan bidang Audit BUMN Achsanul Qosasih mewarning BUMN agar penggunaan PMN bisa tepat sasaran sesuai rencana bisnis. PT Antam misalnya, PMN dipergunakan untuk bangun smelter, alat produksi, mengelola lahan dan lainnya.
"Alokasi PMN harus diseÂsuaikan dengan rencana bisnis masing-masing BUMN. Potensi penyimpangan PMN cukup besar," kata Achsanul.
Achsanul juga menyarankan PT Antam untuk memangkas anak usahanya yang dianggap tidak produktif lagi. Sebab, dari 16 anak usahanya hanya sedikit yang produktif.
"Dari 3 BUMN yang akan
right issue, Antam yang paling banyak memiliki anak usahanya sebanyak 16. Sedangkan Wijaya Karya 2 unit dan Adhika Karya 3 unit usaha," bebernya. ***