Berita

Hukum

BW: Perempuan Bisa Bangun Gerakan Antikorupsi

SELASA, 21 APRIL 2015 | 17:39 WIB | LAPORAN:

. Tindak pidana korupsi yang terjadi saat ini membuat kaum perempuan menderita. Uang hasil korupsi yang didapat kaum pria juga digunakan untuk wanita idaman lain (WIL).

Wakil Ketua KPK nonaktif, Bambang Widjojanto di sela peringatan Hari Kartini dan satu tahun gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) di kantor KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Selasa (21/4).

"Kalau laki-laki korupsi yang menderita itu perempuan karena duitnya dipakai untuk WIL," jelas dia.


Karena itu, Bambang mendukung wacana perempuan masuk dalam jajaran pimpinan KPK. Menurutnya, justru kaum perempuanlah yang berada di tempat strategis dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Kaum hawa bisa membangun gerakan anti korupsi meski selama ini tidak berada di dalam struktur organisasi lembaga anti rasuah.

"Jadi, perempuan menjadi strategis sekali karena sekarang jadi bagian di luar struktur yang bisa membangun gerakan antikorupsi. Dia bisa punya solidaritas dengan kelompok lain. Itu sebabnya perempuan bisa maju (jadi pimpinan)," jelasnya.

Selain itu, keberadaan perempuan di struktur pimpinan KPK periode berikutnya dapat lebih mewakili kaum perempuan di sektor pencegahan dan pemberantasan korupsi berbasis budaya maupun komunitas yang melibatkan perempuan.

"Ini yang menjadi penting, sehingga kalau nanti ada representasi perempuan yang jadi pimpinan itu menarik sekali. Dia bisa mewakili kepentingan kelompok perempuan," ujar Bambang.

Lebih dari itu, dalam rangka emansipasi, Bambang juga berharap agar ke depan tidak ada lagi kaum perempuan yang menyandang gelar koruptor. "Sekarang jumlah orang yang melakukan kejahatan di sektor perempuan juga cukup banyak. Ini yang perlu diwaspadai, jangan sampai muncul lagi perempuan koruptor," bebernya.

Dia menambahkan, kewaspadaan itu harus dibangun lantaran sudah banyak perempuan yang berkecimpung di sektor non domestik. Sehingga, potensi penyalahgunaan wewenang turut mengintai pada kaum perempuan.

"Ada potensi penyalahgunaan wewenang di perempuan. Makanya kesadaran untuk membangun agar penyalahgunaan wewenang itu tidak dilakukan perempuan yang menjadi pejabat publik itu perlu dilakukan," tegas Bambang yang juga tersangka pemberian keterangan palsu di Bareskrim Polri. [sam]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya