Berita

PBNU: Tak Ada Alasan bagi WNI Bergabung dengan ISIS

JUMAT, 17 APRIL 2015 | 16:15 WIB | LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR

Tidak ada alasan bagi Warga Negara Indonesia (WNI) untuk menerima pengaruh radikal dan ikut-ikutan pergi ke Timur Tengah yang dilanda konflik, apalagi sampai bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Wakil Sekjen PBNU, Adnan Anwar, menegaskan konflik di Timur Tengah yang terkait dengan ISIS, secara ideologi dan geopolitik sebenarnya tidak terkait dengan Indonesia.

"Sebenarnya hal tersebut terjadi akibat konflik perebutan sumber daya alam di kawasan Timur Tengah," ujar Adnan Anwar (Jumat, 17/4).

Adnan menyimpulkan langkah WNI yang pergi ke sana, adalah pilihan yang salah. "Jadi kalau ada mobilisasi ISIS di Indonesia menurut saya sudah salah arah. Tidak ada jihad di situ, tapi  yang terlibat di Suriah justru saling membunuh dan tidak ada kedamaian. Itu salah besar karena yang membunuh dan dibunuh sama-sama orang-orang Islam," tandas Adnan.

Sementara itu, kalangan mahasiswa juga tidak menampik radikalisme telah jadi ancaman yang membahayakan bagi generasi muda. Ancaman tersebut harus dicegah karena yang dibutuhkan generasi muda adalah kedamaian.

"Cara ampuh untuk mencegah ancaman itu adalah dengan menfilter semua informasi yang diterima. Kita bisa filter informasi radikal dengan browsing di internet, bertanya ke keluarga atau dosen," kata  Ketua BEM UI, Andi Aulia Rahman.

Menurutnya, menangkal radikalisme juga tak bisa diserahkan seluruhnya kepada negara. Karena itu penting juga peran keluarga.

"Keluarga adalah tempat kita kembali, karena itu peran keluarga sangat kuat untuk menahan pengaruh radikalisme. Kita jangan terlena dengan media sosial. Kita perlu kedamaian untuk membuat semuanya lebih baik," kata Andi. [zul]

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

CEO Coinbase Umumkan Pernikahan, Netizen Seret Nama Raline Shah yang Pernah jadi Istrinya

Kamis, 10 Oktober 2024 | 09:37

UPDATE

Survei Indikator: China Negara Kawan Terdekat Indonesia

Kamis, 17 Oktober 2024 | 10:10

Teguh Setyabudi Gantikan Heru Budi Jabat Pj Gubernur

Kamis, 17 Oktober 2024 | 10:00

Doa Cak Imin, Prabowo Sukses Memimpin Indonesia

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:51

Kediaman Prabowo di Hambalang Disesaki Karangan Bunga

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:50

Lagi, Israel Serangan Menara Pasukan UNIFIL di Lebanon

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:50

BI Bakal Kenakan Sanksi Buat Pedagang yang Kenakan Biaya Tambahan QRIS

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:47

Gembleng Calon Menteri di Akmil, Prabowo Tak Ingin Anggota Kabinet Jadi Penjahat

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:42

Dibayangi Apple, Samsung Masih Kuasai Pasar Smartphone Global

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:29

Makin Dekat Pelantikan Prabowo-Gibran, Ini Pesan Persis

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:19

Surplus Neraca Perdagangan Berlanjut, Bukti Ekonomi Indonesia Tangguh

Kamis, 17 Oktober 2024 | 09:15

Selengkapnya