Berita

Kenapa Rizal Ramli Jadi Komisaris Utama BNI?

SELASA, 17 MARET 2015 | 18:52 WIB | OLEH: EDY MULYADI

ADA kabar mengejutkan dari Rapat Umum Pemegang saham (RUPS) Bank BNI yang digelar pagi tadi (17/3). Ekonom senior Rizal Ramli didapuk menjadi Komisaris Utama BNI. Bersama Achmad Baiquni sebagai Dirut, mereka berduet memimpin bank pelat merah tersebut. Saat RUPS berlangsung, bapak tiga anak itu justru sejak pekan silam tengah keliling Inggris dan sejumlah negara Eropa untuk memberikan serangkaian kuliah dan ceramah di berbagai forum dan inistitusi.

Rizal Ramli jadi Komut BNI? Gejala apakah gerangan ini? Begitu pertanyaan sebagian orang yang ‘mengenal’ dia. Maklum, selama ini Rizal Ramli adalah ekonom yang tidak segan-segan menyampaikan kritiknya kepada pemerintah. Dia bisa disebut berada di garda terdepan dalam menentang berbagai kebijakan pemerintah yang berbau neolib. Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid ini bahkan tidak sungkan turun ke jalan bersama para demonstran manakala itu memang dirasa perlu.

Dengan latar belakang prinsip ekonomi kerakyatan yang selama ini diusungnya, pengangkatan RR, begitu dia akrab disapa, tak pelak menyembulkan dugaan. Mungkinkah pengangkatannya sebagai Komisaris Utama BNI itu adalah langkah pemerintah untuk ‘meredam’ ekonom kritis agar duduk manis?


Tetap kritis

Kalau Anda berpendapat seperti itu, maaf, keliru. Mau bukti? Ini ceritanya. Setelah tidak duduk lagi di lingkar kekuasaan, Presiden SBY pernah menugasinya untuk menjadi Komut PT Semen Gresik (SG) Grup. Saat itu pun dugaan serupa tak urung merebak pula.

Namun RR bukanlah orang yang mau duduk manis sambil menikmati gaji dan fasilitas serba wah. Sebagai Komut, Rizal Ramli langsung menggenjot kinerja direksi dan seluruh jajarannya. Protes memang bertaburan dari mana-mana. Maklum, mereka selama ini sudah terbiasa dengan zona nyaman. Tiba-tiba datang orang lain melecut  kinerja.

Kerja keras dan sikap ‘keras’ Rizal Ramli pun akhirnya berbuah manis. Semen Gresik berhasil tampil sebagai salah satu  BUMN terbaik, dengan menempati peringkat ke-7. Padahal, sebelumnya  PT SG selalu terdampar di luar 20 besar. Kinerja keuangannya mencorong. Laba sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi (EBTDA) naik dari Rp2,3 triliun menjadi Rp2,8 triliun. Laba bersih tahun 2007 juga melonjak 37% dari Rp1,3 (pada tahun 2006 ) triliun menjadi Rp1,8 triliun.

Inilah kinerja terbaik sepanjang sejarah berdirinya PT Semen Gresik.
Tapi, apa balasan dari pemerintah? Penghargaan? Tidak juga. Melalui Menteri BUMN Sofyan Djalil, SBY justru memecat Rizal Ramli. Usut punya usut, keputusan itu terjadi karena tokoh yang dikenal sebagai ikon perubahan itu ikut turun ke jalan bersama sekitar 20.000 mahasiswa dan pemuda untuk menentang dinaikkannya harga BBM pada 2008 silam.

Bagaimana sikap RR setelah dicopot dari posisi Komut Semen Gresik? Menyesal? Marah? Ternyata nggak, tuh. Dia tetap santai-santai saja. Buat dia pemecatan itu bagian dari risiko perjuangan. Lagi pula, lha wong baginya jabatan bukanlah suatu yang istimewa. Dia bukanlah orang yang gila jabatan. Serangkaian posisi penting seperti Kepala Bulog, Menko Perekonomian, dan Menteri Keuangan pernah disandangnya. Dia juga ditawari posisi Menteri Perindustrian pada era SBY jilid 1. Tapi dia tolak!

"Saya, kan, bukan cari kerjaan, Ed," tukasnya via saluran telepon ketika saya tanya beberapa hari setelah dia menampik posisi yang disorongkan SBY itu.

Bertangan dingin

Jejak gemilang RR di bidang makro dan mikro ekonomi juga terekam pada banyak kisah. Rizal Ramli juga dikenal sebagai ekonom bertangan dingin. Ketika menjadi Sekretaris Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK), Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog), dan Menko Perekonomian. Sejumlah kebijakan terobosannya terbukti mampu menjadi solusi yang cepat dan tepat.

Di Bulog, misalnya, Rizal Ramli ingin menghendaki citra bulog yang lebih baik. Langkah restrukturisasi besar-besaran pun mulai digulirkan. Terjadi pergantian dan mutasi lima jabatan eselon satu dan dua. Semua itu dilakukan agar Bulog menjadi organisasi yang transparan, akuntabel, dan lebih profesional.

Keberpihakan kepada para petani, diwujudkan dalam bentuk peningkatan pembelian gabah, bukan beras dari petani. Bukan rahasia lagi, pembelian beras oleh Bulog kerap menimbulkan kecurangan yang dilakukan oleh para tengkulak. Mereka membeli beras petani, kemudian dioplos dengan beras impor, lalu dijual ke bulog.

Cara seperti itu, tentu saja merugikan para petani karena beras yang dihasilkan di sawahnya cuma sebagian kecil yang dibeli oleh Bulog. Itulah sebabnya sebagai Kepala Bulog, Rizal Ramli kerap turun ke lapangan, ke desa-desa untuk bertemu dengan para petani.

Dia juga melakukan sejumlah perubahan radikal. Antara lain, merapikan rekening-rekening ‘liar’ yang jumlahnya mencapai 119 rekening menjadi hanya 19 rekening saja. RR pun memerintahkan sistem akuntansi Bulog diubah supaya lebih transparan dan accountable. Dana off budget harus menjadi on budget. Dia mewariskan Rp1,5 Trilliun dari Bulog hasil penghematan dan effisiensi.

Jejak cemerlang lainnya bisa ditemukan saat dia melakukan operasi penyelamatan PLN dari bayang-bayang kebangkrutan karena mark up puluhan proyek pembangkit listri swasta. Dia mengambil inisiatif untuk melakukan revaluasi aset BUMN. Hasilnya, asset sebelumnya hanya Rp52 triliun melambung jadi 202 triliun. Sedangkan modal dari minus Rp9 triliun menjadi Rp119,4 Trilliun. Dia juga arahkan negosiasi utang listrik swasta PLN dari US$85 milyar turun menjadi US$35 milyar. Ini menjadi sukses negosiasi utang terbesar dalam sejarah Indonesia!

Juga ada kisah suksesnya merestrukturisasi seluruh kredit property, UKM, dan petani tahun 2000.  RR berhasil menggaet dana hingga Rp 4,2 triliun tanpa menjual selembar pun saham BUMN. Caranya, dia menghapus cross ownership alias kepemilikan silang dan manajemen silang (cross management) antara PT Telkom dan PT Indosat di puluhan anak perusahaannya. Lewat kebijakan ini, negara memperoleh pendapatan berupa penjualan silang saham dan pajak revaluasi aset kedua perusahaan senilai Rp 4,2 triliun. Dan yang tidak kalah pentingnya, kedua perusahaan tersebut jadi bisa bersaing secara sehat. Ujung-ujungnya, konsumen juga diuntungkan.

Tulisan ini akan segera berubah menjadi daftar sukses Rizal Ramli di ranah ekonomi makro dan mikro. Kalau sudah begitu, maka rasanya kok jadi kurang elok, ya. Tapi kalau Anda penasaran, silakan kllik http://www.rmol.co/Lokomotif_Perubahan.php. Di situs itu terekam dengan cukup komplit apa saja sepak terjangnya sebagai pejabat public dan ekonom bertangan dingin.

So, kesimpulan apa yang bisa dipetik dari ‘penugasan’ RR di BNI sebagai Komut? Kalau kita ber-husnudzon alias positive thinking, maka anggap saja pemerintah sedang minta tolong dia merapikan BNI. Dengan begitu, diharapkan BNI bisa terbang lebih tinggi lagi. Ujung-ujungnya BNI akan mampu memberi kontribusi lebih kepada para stakeholeders-nya, baik pemerintah, pemegang saham, karyawan, dan juga rakyat Indonesia melalui setoran dividen dan pajak-pajaknya ke negara. Begitu, kan? [***]

Penulis adalah Direktur Program Centre for Economic and Democracy Studies (CEDeS)

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya