Kenaikan harga beras berpengaruh pada minimnya permintaan konsumen terhadap daging ayam.
Meski harga daging ayam alami penurunan, pantauan RMOL Sumsel di lapangan menemukan kalangan pedagang ayam potong yang mengeluhkan sepinya pembeli.
Markona (42), salah satu pedagang ayam potong di Pasar KM 12 Palembang, mengeluhkan penjualan daging ayam potong yang sepi di beberapa hari terakhir.
Walau harga daging ayam potong turun menjadi Rp 20.000-Rp 21.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 25.000-Rp 27.000 per kilogram, tetap saja ayam potong dagangannya masih menumpuk.
Walau harga daging ayam potong turun menjadi Rp 20.000-Rp 21.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 25.000-Rp 27.000 per kilogram, tetap saja ayam potong dagangannya masih menumpuk.
"Sudah lebih dari seminggu kondisi kurangnya permintaan ayam potong. Kami tidak tahu kenapa, mungkin karena harga beras naik. Jadi, orang lebih mengutamakan membeli beras dengan lauk seadanya," ungkapnya.
Nelly (52), pemilik peternakan ayam di kawasan Soak Simpur, Kecamatan Sukarami, Palembang, juga mengatakan permintaan ayam potong sudah lebih dari sepekan alami penurunan.
Jika biasanya saat musim panen dirinya selalu kekurangan akibat permintaan yang tinggi, di musim panen kali ini ayam potong di kandang miliknya masih menumpuk.
"Sekarang sudah panen. Namun, ayam potong masih belum habis," aku Nelly.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Palembang, Juni Haslani, mengatakan, harga daging ayam potong sedikit mengalami penurunan sejak pekan lalu.
Namun, penurunan bukan hanya terjadi pada daging ayam potong. Beberapa harga komoditas lain juga alami penurunan.
"Bukan cuma ayam potong yang harganya mengalami penurunan. Beberapa komoditas seperti sayur-sayuran juga turun," jelasnya.
Juni mengatakan, penurunan harga beberapa bahan pokok seperti sayur-sayuran dan ayam potong disebabkan karena saat ini sedang masuk musim panen. Di sisi lain, permintaan tidak sesuai dengan suplai barangnya.
Juni menambahkan bahwa pihaknya rutin melakukan pengecekan harga di lima pasar tradisonal di Palembang, antara lain pasar Cinde, Lemabang, dan Sekanak.
"Pemantauan rutin dilaksanakan setiap hari. Bila ada harga yang melonjak tinggi, kami segera panggil perwakilan pedagang apa penyebabnya," jelasnya.
[ald]