Berita

rizal ramli

Bisnis

Rizal Ramli: Jokowi Jangan "Keblinger" Coba-coba Hapus Raskin

SENIN, 02 MARET 2015 | 13:15 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Sekelompok ekonom konservatif dan bankir sepakat menghapus program beras untuk rakyat miskin dan menggantinya dengan kartu Bank di ujung pemerintahan presiden yang lalu, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Demikian dikatakan pakar ekonomi, Rizal Ramli, kepada wartawan.  Sayangnya ide itu disambut Presiden Joko Widodo. Padahal, menurut Rizal, ide tersebut hanya kelihatan bagus di atas kertas. Sebetulnya, ide itu "keblinger" atau salah arah.

"Raskin sangat bermanfaat untuk 15,5 juta keluarga sangat miskin," tegas penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa Bangsa ini.


Memang tak banyak orang tahu, cikal bakal program beras untuk rakyat miskin (Raskin) yang akan dihapus pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla ditanam oleh Rizal semasa menjabat Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog).

Raskin sangat efektif karena dibagikan langsung oleh kepala-kepala Dukuh kepada keluarga miskin dan jompo. Memang diakuinya, Raskin dimanipulasi di beberapa kota. Tetapi, kelemahan di kota-kota besar tersebut yang harus diperbaiki, bukan malah menghapus program Raskin. (Baca juga: Rizal Ramli: Perbaiki Tata Kelola Raskin, Bukan Hapus Programnya)

"Penghapusan Raskin adalah keblinger karena 15,5 juta keluarga miskin tidak memiliki daya beli membeli beras pada harga pasar. Akan membuat keluarga miskin betul-betul diabaikan dan dibiarkan lapar. Kejam," tegasnya.

Dia mengungkapkan, sistem distribusi beras Operasi Pasar (OP) Bulog ke Pasar Induk Cipinang dilakukan tertutup. Sementara kelompok pedagang OP dengan sengaja menaikkan harga beras OP Rp 500/minggu selama 8 minggu. Dalam 8 minggu, harga beras OP naik dari Rp 7.000/kg jadi Rp 10.500-11.000/kg.

"Pejabat dan menteri Jokowi 'tidak sadar', 'telmi' walau beras sudah naik lebih dari 30 persen. Baru heboh setelah ramai di media," katanya.

Diungkapkannya juga bahwa sistem monitoring dan surveilance (pengawasan) harga beras dan kebutuhan pokok di Bulog, Departemen Perdagangan dan Menko Perekonomian tidak berjalan. Ternyata, media massa lebih awas.

"Ketika kami Kepala Bulog, harga beras di beberapa kota dimonitor bagaikan saham. Kalau naik di atas Rp 50 per hari, warna kuning. Naik Rp 100 per hari warna merah. Langsung dianalisa dan ambil tindakan," ungkapnya.

Jadi, tegas Rizal lagi, solusi yang jelas adalah pemerintahan Jokowi-JK coba-coba menghapus Raskin. Ide mengganti Raskin dengan kartu bank disebutnya kekanak-kanakan (infantile).  

"Tindak tegas kartel beras OP di Cipinang dan pemain di Bulog. Banjiri pasar dengan OP sehingga harga kembali normal," seru Rizal

Selain itu Rizal menyebut usul membuat lembaga pangan di atas Bulog sebagai ide konyol, karena menambah mata rantai keputusan dan hanya menghambur-hamburkan uang negara.

"Karena banyak fungsi publik, sosial dan peran dalam stabilisasi harga, Bulog harus dikembalikan di bawah Menko Ekuin, bukan BUMN yang sifatnya komersial," saran Rizal. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya