Berita

ilustrasi, smelter

Bisnis

Ada Tumpang Tindih, Tim Khusus Pengawasan Smelter Dipersoalkan

Kaji Ulang Satu Per Satu Proyek Pabrik Pengolahan & Pemurnian Mineral
JUMAT, 06 FEBRUARI 2015 | 09:01 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Banyaknya perusahaan yang lelet dan tarik ulur bangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) membuat pemerintah kesal. Tim khusus pengawasan pembangunan smelter bakal dibentuk.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Ke­menterian Perindustrian untuk membentuk tim pengawasan pembangunan smelter.

"Tim ini akan me-review selu­ruh perkembangan smelter, men­gawasi sampai mana pembangu­nannya dilakukan," ujar Sudirman di kantornya, kemarin.


Bekas Direktur Utama PTPindad itu mengatakan, den­gan dibentuknya tim ini akan menghapus stigma pemerintah hanya mengurusi satu perusa­haan tambang saja, PTFreeport Indonesia. Padahal, pemerintah mengurusi seluruh perusahaan yang membangun pengolahan dan pemurnian mineral.

"Negara atau pemerintahan ini dibentuk bukan untuk melayani satu perusahaan saja, tapi selu­ruhnya," ujarnya.

Dia bilang, tim ini tugas­nya akan mengkaji ulang satu per satu proyek pembangunan smelter, sehingga proses pem­bangunannya tetap berjalan hingga selesai.

Berdasarkan data Kementerian ESDM saat ini ada rencana pem­bangunan 63 smelter di Indonesia, antara lain nikel 31 smelter, bauksit 5, besi 8, mangan 3, zirkon 11, tim­bal dan Seng 1, kaolin dan zeolit 4 smelter. Total komitmen investasi pembangunan 63 smelter tersebut mencapai 17,4 miliar dolar AS dan hingga sampai saat ini realisasi in­vestasi sekitar 6 miliar dolar AS.

Anggota Komisi VII DPRInas Nasrullah Zubir memper­tanyakan rencana pemerintah membentuk tim pengawasan pembangunan smelter.

"Kan ada dirjen dan direktur yang mengurusi masalah per­tambangan, sebaiknya diserah­kan ke mereka," ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Politisi Partai Hanura itu kha­watir jika ada tim tersebut akan tumpang tindih dengan yang su­dah ada. Ini seperti memperli­hatkan tidak percaya sama kerja anak buahnya,” ucap Inas.

Dia juga mewanti-wanti jangan sampai tim yang dibentuk itu nanti malah "masuk angin" alias mudah menyeleweng. Apalagi masalah smelter ini sudah diurusi oleh dua kementerian, yaitu Kementerian ESDM dan Kementerian Perin­dustrian.

Menurutnya, yang selama ini dikeluhkan para pengusaha dalam membangun smelter adalah keter­batasan lahan. Karena itu, men­teri ESDM harus berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan untuk mencarikan lahan bagi mereka yang serius membangun smelter.

"Kalau untuk Freeport, pe­merintah harus memberikan sanksi soalnya dia telah menipu pemerintah akan membangun smelter di Gresik, tapi setelah di cek ternyata belum ada lahan­nya," jelasnya.

Inas mengatakan, pemban­gunan smelter memang perlu dipercepat untuk meningkatkan nilai tambah.

Pengamat pertambangan dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Irwandy Arif mengatakan, upaya pemerintah akan menin­dak tegas perusahaan tambang yang tidak juga berusaha mem­bangun smelter sangat tepat.

"Jika smelter dibangun di In­donesia, pengolahan dan pemur­nian mineral dapat dilakukan di dalam negeri dan membuka lapangan pekerjaan baru dan investasi," katanya.

KPK Ancam Tindak Pemda

Koordinator Tim Sumber Daya Alam Direktorat Litbang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dian Patria mengung­kapkan, pihaknya bakal men­ingkatkan kegiatan koordinasi dan supervisi (korsup) di sektor pertambangan dari pencegahan ke penindakan.

Menurutnya, langkah ini di­lakukan karena banyak pemda yang melakukan penyimpangan dalam penerbitan izin usaha pertambangan (IUP).

"Melihat yang sudah-sudah seperti apa. Pasti akan kami tindaklanjuti mulai dari pengusaha, bupati, gubernur sampai bea cukai dan pa­jak jika perlu," ujarnya. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya