Berita

presiden joko widodo/net

Hukum

Apakah Jokowi Juga Buta Hukum?

JUMAT, 16 JANUARI 2015 | 03:03 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Penetapan status tersangka korupsi atas Komjen Pol Budi Gunawan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seolah angin lalu.

Kamis siang (15/1), sidang paripurna DPR telah meloloskan mantan ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri itu sebagai calon tunggal Kapolri.

Bahkan, dukungan dari elit politik terus mengalir kepada Kepala Lembaga Pendidikan Polri itu, termasuk dari Wakil Presiden, Jusuf Kalla, dan Ketua Umum Partai Nadsem, Surya Paloh.


Direktur Pusat Advokasi dan Pengawasan Penegakan Hukum (PAPPH), Windu Wijaya, menyatakan, persetujuan dari sidang paripurna DPR dan pembelaan para elite politik terhadap Budi Gunawan menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang buta hukum.  

"Mengapa buta hukum? Karena pihak-pihak yang menyetujui dan membela Komjen BG (Budi Gunawan) tidak memiliki kemampuan melihat proses hukum yang akan dijalani oleh Komjen BG sehubungan dengan penetapan yang bersangkutan sebagai tersangka oleh KPK," kata Windu dalam rilis yang diterima redaksi beberapa saat lalu.

Dia terangkan bahwa secara yuridis Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak berwenang untuk mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan atau lazim disingkat SP3. Dengan begitu dapat dipastikan status Budi Gunawan akan naik level menjadi seorang terdakwa dan diadili.

Dan, melihat track record KPK yang selalu melakukan tindakan hukum berupa penahanan terhadap setiap tersangka, maka sudah dipastikan Budi Gunawan akan bernasib sama dengan tersangka-tersangka lainnya. Budi akan disibukkan mengurus persoalan hukum pribadi. Kalau Presiden Joko Widodo (JOkowi) tetap melantiknya sebagai Kapolri baru, citra Polri sebagai institusi penegak hukum semakin tercoreng.

"Anda bayangkan jika Jokowi tetap bernafsu untuk melantik Komjen BG sebagai Kapolri. Betapa ruginya bangsa ini karena harapan besar untuk mewujudkan revolusi mental di tubuh internal polri hanya pepesan kosong," gugat Windu.

"Jika Jokowi terus melanjutkan rencana pelantikan Komjen BG, maka Jokowi juga buta hukum," tegasnya. [ald]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya