Berita

Muhammad Romahurmuziy

Wawancara

WAWANCARA

Muhammad Romahurmuziy : Saya Sudah Kirimkan Tiga Kali Utusan, Tapi Kubu Djan Faridz Belum Respons

JUMAT, 09 JANUARI 2015 | 10:15 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hasil Muktamar Surabaya Muhammad Romahurmuziy merasa yakin terjadi islah dengan PPP hasil Muktamar Jakarta yang dipimpin Djan Faridz.

Saya menyatakan diri tetap terbuka atas upaya islah yang digagas oleh siapa pun, sampai ka­pan pun,” tegas Romahurmuziy kepada Rakyat Merdeka pada acara Tasyakuran Hari Lahir (Harlah) ke-42 PPP dan Ta’aruf Pengurus DPP PPP hasil Mukta­mar Surabaya, di Gedung Joang, Senin (5/1) malam.

Romy, panggilan Romahur­muziy menyatakan, DPP PPP ha­sil Muktamar Surabaya memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang mem­berikan perhatian, pandangan, bahkan niatan, untuk mendorong dan berpartisipasi guna mewu­judkan islah PPP.


Upaya islah tersebut, lanjut­nya, tetap harus ada pedoman yakni sebagai partai politik tentu­nya tidak boleh menyimpang dari prinsip-prinsip demokrasi.

Prinsip-prinsip demokrasi adalah yang dukungannya sedikit bergabung kepada yang dukun­gannya banyak. Yang tidak sah bergabung kepada yang sah, dan tidak boleh mengurangi, hanya boleh menambah,” paparnya.

Berikut kutipan selengkap­nya:

Anda yakin konflik internal itu bisa diselesaikan?
Saya yakin. Apa yang terjadi di PPP hanya dinamika untuk mem­perkaya PPP di masa mendatang. Pasti akan ada suatu saat di mana dinamika ini menyatu dan mem­buat PPP semakin besar.

Jangan pernah berpikir tentang ketidakmampuan kita, berpikir saja tentang ke-Mahakuasaan Tuhan.

Kalau kata media yang kar­ena sifat imparsialnya ada dua DPP PPP, yaitu versi Muktamar Surabaya dan versi Muktamar Jakarta. Alhamdulilah realitas­nya PPP sedikit berbeda dengan yang sesudahnya. Kalau kata negara, hanya ada satu DPP PPP yaitu hasil Muktamar VIII PPP di Surabaya. Kita senang karena kontestasi dalam kebaikan Insya Allah akan berbuah kebesaran. Seperti lagu: Di sini harlah, di sana harlah, dimana-mana PPP harlah.

Kubu sebelah tidak ada yang datang dalam harlah itu, ini bagaimana?
Begini, tasyakuran harlah DPP PPP ini kan bentuknya kita un­dang kepada seluruh fungsionaris DPP yang masuk dalam kepen­gurusan ini. Dari sejak November sebenarnya saya sudah pernah menyampaikan tawaran melalui tiga orang utusan, yang sengaja untuk menemui Pak Djan Faridz, tetapi sampai hari ini tidak ada tanggapan positif terkait tawaran itu, termasuk harlah untuk menyatukan keber­samaan tetapi kebetulan mereka belum merespons.

Anda akan menawarkan islah?
Seperti yang saya sampai­kan, saya tidak akan pernah lelah untuk menawarkan, kar­ena memang pintu islah tidak akan tetutup sampai kapan pun. Menutup pintu islah itu haram hukumnya.

Kita akan tetap mengajak mereka. Kemudian proses yuridis formil dalam pengadilaan tetap berjalan.
 
Apa perlu mediator untuk islah?
Kalau dari kita sendiri, kita tidak mau terlalu banyak wacana dengan menggunakan mediator ini maupun itu. Sebab yang tahu persoalan ini, PPP itu sendiri. Kita sudah tiga kali mengirimkan utusan untuk bicara dengan pak Djan Faridz. Tapi responsnya be­lum memungkinkan. Saya yakin pada saatnya nanti akan terjadi islah, hanya soal waktu saja.

Kubu sebelah menilai kedatangan Menko Polhukam da­lam perayaan harlah itu seba­gai intervensi pemerintah?
Di dalam Islam itu menghadiri undangan bila tidak ada halangan wajib hukumnya.

Bagaimana kalau Din Syam­suddin jadi mediator islah PPP?
Pada prinsipnya siapapun yang ingin menjadi mediator, kami tidak jadi persoalan. Pertanyaannya yang dimediasi itu mau atau tidak. Jangan menggunakan tokoh-tokoh sebagai mediator hanya sebagai pengalih persoalan saja.

Bagaimana masa depan PPP kalau begini?
Kalau saya tidak terlalu me­mikirkan masa depan. Pertikaian ini secara hukum pasti akan terse­lesaikan di tahun ini. Suka tidak suka hukum akan menyelesaikan perselisihan ini. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya