Berita

Priyo Budi Santoso

Wawancara

WAWANCARA

Priyo Budi Santoso: Rekonsiliasi Tidak Mudah Karena Ketum Cuma Satu, Wantim Cuma Satu

SELASA, 23 DESEMBER 2014 | 08:37 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Jika konflik internal Partai Golkar tidak selesai hingga akhir Desember ini, partai berlambang pohon beringin itu terancam roboh.

Apalagi pendaftaran Pilkada serentak akan dibuka mulai Fe­bruari 2015. Selain itu, se­jum­lah daerah mau menggelar Mu­sya­­warah Dae­rah untuk memi­lih pe­ngurus DPD I dan DPD II. Ka­lau konflik terus ber­lanjut, agen­da tersebut bakal beran­takan.

Melihat hal itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Ancol Priyo Budi Santoso  me­ngim­bau agar secepatnya ditun­taskan konflik itu.


Saya juga mengimbau agar kepengurusan kembar di pusat ti­dak merembet ke provinsi (pe­ngu­rus DPD I) dan kabupaten/ko­ta (pengurus DPD II),’’ kata Priyo Bu­di Santoso kepada Rakyat Mer­deka, di Jakarta,  Sabtu (20/12).

Berikut kutipan selengkapnya;

Apa yang akan dilakukan agar tak merembet ke daerah?
Saya meminta kedua belah pi­hak, termasuk kubu sebelah (ku­bu Aburizal Bakrie) meng­hindari hal tersebut.

Apa saran Anda menyikapi kekhawatiran itu?
Saya sampaikan kepada selu­ruh kader Golkar untuk tetap te­nang. La­kukan langkah-langkah seperti biasanya. Jangan mau ka­lau ada yang memecat, mem-Plt (pelak­sana tugas) atau apapun, karena itu tidak sah dan belum diakui oleh DPP yang sah oleh pe­merintah.

Kapan perundingan itu akan dilakukan?
Saya tidak tahu kapan persis­nya kedua juru runding ini akan bertemu, apakah pekan depan atau kapan. Tapi Golkar versi Ancol sudah menyampaikan lima orang juru runding, yaitu saya, Pak Andi Mattalata, Pak Yorris Raweyai, Pak Agun Gunanjar, Dan Pak Ibnu Munzir.

Apa sudah ada opsi-opsi strategis yang disiapkan?
Belum dibicarakan ke sana. Kita masih menyiapkan opsi-opsi lain yang lebih memung­kinkan. Apa­kah lebih baik kita hindari penga­dilan. Yaitu dengan men­capai ikhtiar islah, rujuk atau rekonsiliasi.

Utusan Ical, MS Hidayat dan Sharif Cicip Sutarjo menyam­bangi kantor DPP Golkar, apa yang disampaikan?
Biasa, kita bincang-bincang secara personal, bagaimana kita mencari solusi.

Apa ada masukan dari Jusuf Kalla (JK)?
Ya.

Apa yang disampaikan?

Intinya adalah solusi untuk cari jalan keluar. Detilnya saya tidak bisa sampaikan. Tapi opsi yang beliau sampaikan betul-betul sangat kami pertimbangkan.

Jika islah tercapai, Golkar merapat ke KMP atau KIH?

Ini semacam prakondisi sebe­lum berunding. Kami Munas An­col bersepakat agar Perppu Pil­kada kita dukung. Itu tidak mau tawar-menawar.

Itu kan sudah disetujui?
Alhamdulillah, kalau itu sudah disetujui. Sedangkan posisi kita, le­bih baik mendukung pemerin­tah tanpa harus masuk ke dalam sa­lah satu blok.

Kalau masuk blok di koalisi ini lebih banyak mudharatnya. DPR lumpuh, dan di daerah ter­jadi pembelahan, yang itu ti­dak produktif. Ma­kanya kita hen­daknya tidak ma­suk blok KMP dan blok KIH.

Berarti bergabung dengan Demokrat?
Tidak mesti gabung dengan siapapun. Bisa saja kami simetris dengan Demokrat.

Jika salah satu opsi yang di­ta­warkan adalah kocok ulang ja­ba­tan strategis, ini bagai­mana?
Apabila itu menjadi salah satu opsi, biarkan saja itu hidup. Itu kan hormat menghormati, mem­beri dan menerima. Tapi kalau ada opsi rekonsiliasi visi, rekon­sialiasi personil, yaitu rekonsiliasi pejabat-pejabat strategis di kedua belah pihak, saya rasa itu antara opsi yang sedang kami pikirkan. Tapi itu tidak mudah, karena jabatan ketua umum satu, jabatan ketua wantim satu, nah ini saya tidak tahu nanti.

Jika tidak tuntas di meja pe­rundingan, bagaimana kesia­pan menghadapi persidangan?
Kita sudah siapkan semua opsi, dari yang ujung kiri sampai ujung kanan.

Apa saja itu?
Ini bagian dari strategi, nggak bakalan kami sampaikan. Tapi kami bangga, lawyer-lawyer ka­mi siap dengan opsi-opsi ini kalau itu masuk lewat pengadilan.

Bukankah lama kalau lewat PTUN?
Itu bakalan lama. Belum lagi jika ada yang kalah akan meng­gugat balik. Sementara di depan mata, di tahun 2015 ini ada 240 pe­milihan kepala daerah, guber­nur, bupati dan walikota se-Indo­nesia yang akan dilakukan secara serentak. Dalam kondisi seperti ini, nanti Golkar bisa terancam tidak bisa ikut. Ini yang kami pri­hatinkan. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya