Masih banyak pekerjaan besar yang harus dilakukan pemerintah untuk mempertahankan kedaulatan wilayah Republik Indonesia. Terutama sekali bagaimana mempertahankan wilayah negara lewat pembangunan kekuatan udara.
Dalam perbincangan dengan Kantor Berita Politik RMOL pada Senin (8/12), tokoh Angkatan Udara RI, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, menegaskan, kekuatan laut nasional tidak akan ada gunanya tanpa pembangunan kekuatan udara.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara periode 2002-2005 ini menekankan bahwa kelemahan terbesar Indonesia sampai saat ini adalah tidak ada kepemimpinan yang kuat yang dapat menampung kebulatan visi dan ambisi yang diimbangi dengan kemampuan manajemen yang mumpuni.
"Kita adalah negara besar yang membutuhkan sistem pertahanan di laut dan udara. Sedangkan kalau kita perhatikan, setiap negara di dunia ini yang mempunyai angkatan perang yang kuat pasti dipimpin
strong leader yang punya visi dan ambisi," ujar Chappy saat ditemui di tempat kerjanya, kawasan Jakarta Selatan.
Dilanjutkannya, bahwa wilayah Indonesia terdiri dari 1/3 darat, 2/3 laut dan 3/3 udara. Sistem pertahanan harus bisa membentuk "pagar perlindungan" di perbatasan-perbatasan kritis atau
critical borders.
"Pertahanan itu harus dibangun di perbatasan kritis. Di Indonesia,
critical border-nya ada di Selat Malaka dan perairan selatan Timor. Karena itu harus ada kekuatan laut nasional. Tapi, maaf saja, kekuatan laut itu tidak akan ada gunanya tanpa membangun kekuatan udara," terangnya.
Chappy mengajak pemerintah tidak melupakan kekuatan udara sebagai komponen paling penting dalam pertahanan negara. Pertahanan udara yang kuat akan membentengi gagasan Poros Maritim yang tengah gencar coba diwujudkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Chappy juga ingatkan bahwa cita-cita membangun pertahanan negara yang kuat akan menjadi mimpi belaka jika tanpa kepemimpinan nasional yang kuat.
"Kelemahan terbesar kita sampai sekarang adalah tidak punya
strong leader yang menampung visi dan ambisi dan itu harus diimbangi
high level management skill," tegasnya.
[ald]