Berita

ilustrasi/net

Bisnis

Turunkan Kematian Ibu Melahirkan dengan Merangkul Dukun Beranak

JUMAT, 05 DESEMBER 2014 | 12:54 WIB | LAPORAN:

Mewujudkan keluarga sehat dengan menekan angka kematian ibu hamil dan anak dinilai sebuah langkah awal yang efektif atas kerjasama yang dilakukan pemerintah dan Novartis.

Novartis sebagai perusahaan layanan kesehatan asal Swiss yang berbasis penelitian dan pengembangan produk, memperkenalkan program bisnis sosial di Indonesia yang dinamakan Keluarga Sehat.

Inisiatif Keluarga Sehat Novartis dimulai di India pada 2007, dan telah dijalankan di Kenya dan Vietnam. Selama 4 tahun terakhir, program Keluarga Sehat Novartis telah memberikan edukasi kepada 10 juta jiwa serta mendiagnosa kesehatan lebih dari 450.000 orang di pusat-pusat pelayanan kesehatan.


Keluarga Sehat akan diawali dengan upaya membangun kesadaran akan kesehatan ibu dan anak yang sejalan dengan upaya pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak.

Pada 2015, program Keluarga Sehat akan dilaksanakan di empat wilayah, yaitu Sukabumi, Bandung, Garut, dan Demak. Proyek percontohan pertama akan dilakukan di Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu daerah dengan angka kematian ibu dan anak yang tinggi di Indonesia.

Kepala Divisi Promosi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, Dr. Lily S. Sulistyowati, mengatakan bahwa program inovasi untuk menyambut MDG's 2015 harus segera dilakukan dalam memajukan kualitas kesehatan di Indonesia dengan menurunkan angka kematian yang lebih ddidominasi kaum perempuan.

"Untuk menekan angka kematian ibu hamil memang perlu kerja ekstra. Resiko kematian ibu hamil di negara berkembang, khususnya di Indonesia, itu 25 kali lipat," ujar Lily S. Sulistyowati di Bogor, kemarin (Kamis, 4/12).

Keluarga Sehat, dengan target melatih 12 ribu kader setiap bulannya, diharapkan dapat membuat masyarakat sadar pelayanan kesehatan apa yang sebenarnya dibutuhkan.

Sementara itu, Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, dr Albani Nasution, mengatakan pihaknya berusaha merangkul para "dukun beranak" di desa-desar. Dengan adanya peraturan daerah (perda) yang baru dikeluarkan pada tahun 2013, ia berharap persalinan dilakukan tetap dalam pengawasan ahli meski masih ada ibu-ibu hamil yang pergi ke dukun.

"Jadi, itu Perda kerjasama antara dukun dengan bidan. Kami imbau ke dukun kalau ada kasus persalinan dia wajib menghubungi bidan setempat untuk berkolaborasi dalam proses persalinan," ujar dr Albani.

Albani mengatakan, Perda itu mengatur insentif untuk dukun yang mau bekerjasama melakukan persalinan bersama bidang profesional. Insentif diberikan dari dana anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Sukabumi yang dibagi dua antara dukun dengan bidan terkait. [ald]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya